Ini tentang Allya, si gadis aneh bertubuh mungil dengan tatapan matanya yang tajam dan dalam.
Bertemu dengan teman teman baru di SMA, membuatnya semakin berdeda dan tampak aneh. Pesonanyanya memang tak bisa dipungkiri lagi, dia manis dengan memilik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LORONG MENUJU kantin hari ini sangat sepi. Iya, bagaimana tidak sepi jika Allya dan Cindy keluar menuju kantin di jam pelajaran ke 3, yang artinya 1 jam lagi baru waktunya istirahat pertama. Saking sepinya, semut semut yang lewat pun akan sangat terlihat. Mereka berdua baru saja selesai PIP.
Dengan kecepatan kuntilanak melayang, mereka berdua sudah sampai di lorong belokan terakhir yang langsung menuju kantin.
Lorong ini memiliki sebutan.
Namanya adalah lorong neraka.
Karena lorong ini adalah saksi berbagai macam perundungan yang pernah terjadi di sekolah ini.
Kasus terparah katanya ada yang dilecehkan disini, hingga korbanya trauma lalu menjadi gila.
Tentunya pelakunya sudah dikeluarkan sekolah.
Dan ini aib terbesar sekolah selama ini.
"Kok lo ngajak gue lewat sini sih?"
"Ini jalan teraman biar kita ga dikira bolos Cindy", Allya terus meyakinkan Cindy sambil berjalan.
Cindy hanya manggut manggut, ya kalau dipikir pikir tidak mungkin jam segini para murid tukang bully sudah ada disitu.
Baru saja mau belok, Allya memundurkan dirinya beberapa langkah.
"Kan udah gue bilang", ujar Cindy.
"Ya maaf".
Ternyata para perundung itu sudah siap siap di sana.
"Tapi yakali kita puter balik" ujar Allya.
"Gak lucu sumpah, yuk balik yuk".
"Yaudah deh", Allya putar badan.
Baru mau maju lagi selangkah mereka tercekat, kenapa harus di waktu seperti ini ya Tuhan.
"Mampus ga tuh".
"Sialan, ngapasih pak Asih pake keliling, ke arah sini lagi".
"Gimana dong Al".
Cindy panik, Allya masi berpikir.
Allya menarik tangan Cindy lalu mengajaknya untuk segera beranjak. Mereka berdua tetap melewati lorong neraka itu.