Bab 26: A Secret Love Song
SESAMPAINYA SEPTIAN di rumahnya, lagi lagi ia dikejutkan dengan rumahnya yang berantakan seisinya. Septian berlari begitu saja ketika menaruh motornya, ia segera memasuki rumahnya dan mencari keberadaan semua orang yang ada disana.
Septian melihat sebuah jaket yang sangat ia kenal.
Septian sangat marah kala itu, ia melangkahkan kakinya tak gentar menuju ke bagian belakang rumahnya.
"Masih kurang kah Papa ngacauin kehidupan kita semuanya?!" ujar Septian lemas kala ia melihat Ibunya bersembunyi dibalik badan Kak Rona yang sedang menggendong anaknya.
Papanya, datang lagi, kali ini entah apa yang ingin diminta lagi.
"Gue bukan bapak lo!"
"Oke kalau gitu, terus ngapain lo kesini, ini rumah gue! atas ijin apa lo ngacauin rumah gue hah?!" ujar Septian setelah menarik pria paruh baya yang ia sebut dengan Papanya tadi.
"Anak kurang ajar!" ujar pria itu lalu memukuli Septian. Septian sengaja tak membalas pukulan pukulan itu, ia merasa semuanya tidak ada arti daripada luka yang timbul akibat orang itu pada Ibu dan Kakanya.
"Sep!" teriak Kak Rona.
"Gue udah berbaik hati gak ngelaporin bapak gue sendiri ke polisi tapi lo malah kayak gini sama kita?!" Ujar Septian ketika pria itu berhenti memukulinya.
"Pergi!"
Pria paruh baya itu pergi begitu saja setelah mengancam mereka sekali lagi, Papanya itu sangat terobsesi pada Ibunya sehingga dulunya Ibunya sering terkena pyshical abuse, dan itupun menjadi cikal bakal mereka bercerai kala itu. Saat itu Septian baru berumur 10 Tahun. Ia tak tau apa apa tentang ini.
Septian beranjak dari tempat itu dan lagi lagi mengurung dirinya di kamarnya.
Septian menangis sendiri di dalam kegelapan, ia sangat tidak sanggup menanggung sakit hatinya, dan ia tak ingin semua orang tau, apa yang terjadi dengannya, keluarganya, semuanya.
Septian mengambil Violinnya, pria itu memainkan sebuah lagu yang ia tulis, berjudul 'A Letter to My 10 Years Old' pria itu menangis sampai pusing sendiri.
"Argh!!!" teriak Septian memenuhi seisi kamarnya.
Kalau sudah seperti ini, tak akan ada yang mengganggunya.
Di tempat lain, seorang gadis terduduk meringkuk di pojokan kamarnya bersama dengan seorang pria seumurannya, gadis itu menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri.
Dunia ini memang terkadang kejam untuk orang orang yang seharusnya tak berdosa.
"Gue gak suci lagi, Roy!"
"Udah udah, jangan nangis, maaf gue datengnya telat!"
"Jef bukan manusia!" teriak Agis sangat lemah.
"Gue usahain semua orang bakal bantuin lo untuk ngasih hukuman buat Jef!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk On Major
Teen FictionIni tentang Allya, si gadis aneh bertubuh mungil dengan tatapan matanya yang tajam dan dalam. Bertemu dengan teman teman baru di SMA, membuatnya semakin berdeda dan tampak aneh. Pesonanyanya memang tak bisa dipungkiri lagi, dia manis dengan memilik...