BAB 5: Kenalan?
SUASANA studio musik ini sedikit ricuh karena kedatangan Septian, Arief, Rendy dan Gio. Mereka adalah siswa tahun terakhir, yang artinya akan lulus tahun ajaran ini.
Mereka mempunyai badan tinggi dan jakung, ya bisa dibilang mukanya tidak ada yang pas pas an, membuat semua orang yang dekat disekitarnya akan sibuk mengagumi dan memujinya.
Tapi sangat disayangkan, Septian tidak akrab dengan makhluk yang dijuluki wanita.
Mereka ber 4 dijuluki Alphanya instrumen gesek. Bayangkan, seorang manusia yang tidak manusiawi seperti mereka memainkan Violin, Viola, dan Cello.
Tak hanya pandai pada instrumen pilihannya, Septian sangat pandai memainkan gitar, bass dan drum.
Arief dan Gio yang pandai memainkan Piano.
Sedangkan Rendy bisa memainkan saxophone dan suaranya yang bass sangat cocok untuk bernyanyi.
"Lo kenapa sih bangsat?"
Terdengar suara ricuh dari 1 ruangan.
"Udah gue bilang kan jangan centil centil, semua aja lo goda biar pada tertarik sama lo, CAPER!"
"Lo buta ya?"
Cindy menarik Allya yang hampir mendorong Utari.
"Gue ingetin sekali lagi ya, kalau sampai cowok cowok pada naksir lo, berarti lo emang penggoda, terima kenyataan aja, ya gak guys"ujar Utari sambil memanasi antek anteknya agar ikut membully Allya.
Dari luar banyak orang yang mencoba mengintip ruangan tersebut.
"Apa tuh rame rame?"ujar Gio menyadarkan teman temannya.
Akhirnya mereka ber empat ikut kepo.
Tapi tak ada satupun yang dapat melihat kedalam hingga akhirnya Arief, memasuki ruang itu denga pintu connecting room dari ruang guru musik.
"Minggir".
Seketika orang orang yang ada di depan pintu itu bubar, Septian dan teman temannya yang lain masuk.
"Wah bagus ya, baru kelas 10 aja kalau membully kayak begini", Utari kaget karena kemunculan Arief dar pintu sebelahnya dengan tiba tiba.
"Gaada sejarahnya loh, cewek di jurusan kita yang jadi tukang bully" tambah Gio setelah masuk ruangan itu bersama Septian dan Rendy.
"Bagus, mau jadi pelopor ya? gapapa sekalian gue daftarin deh ke grup tukang bully sekolah, gimana? mau?" tambah Rendy lagi lebih pedas.
Allya menghela nafas panjang dan mendesis pelan lalu ia sedikit mundur bersama ke 4 temannya. Allya mengambil tasnya lalu mengelurkan botolnya untuk minum seteguk air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk On Major
Teen FictionIni tentang Allya, si gadis aneh bertubuh mungil dengan tatapan matanya yang tajam dan dalam. Bertemu dengan teman teman baru di SMA, membuatnya semakin berdeda dan tampak aneh. Pesonanyanya memang tak bisa dipungkiri lagi, dia manis dengan memilik...