Ini tentang Allya, si gadis aneh bertubuh mungil dengan tatapan matanya yang tajam dan dalam.
Bertemu dengan teman teman baru di SMA, membuatnya semakin berdeda dan tampak aneh. Pesonanyanya memang tak bisa dipungkiri lagi, dia manis dengan memilik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARI INI ADA TUGAS kelompok yang mengharuskan Allya dan teman temannya saling berkunjung untuk mengerjakannya. Menyebalkan sekali tapi mau bagaimanapun Allya pasti mengerjakannya.
Beruntung Allya, kebetulan kelompoknya dibagi berdasarkan absen, dan kelompoknya adalah Ari, Cendo, Cindy, dan Didi. Tugas kali ini mereka disuruh mempersiapkan sebuah bahan untuk presentasi dengan topik tentang sejarah dan benda benda purba.
Tak hanya menyiapkan materi berbentuk tulisan, mereka juga disuruh membuat contohnya dalam bentuk benda.
Pusing.
Allya juga sangat membatin kenapa orang orang ini lagi, hah, sudahlah mau bagaimanapun ini semua karena nomor absen mereka semua berdekatan.
"Oke jadi nanti kerja kelompok dirumah siapa?"
"Gue sih, serah, kalo bisa yang rumahnya di tengah tengahnya kita biar imbang". Kata Cendo.
"Ya, kalo secara alamat sih rumahnya dia," ujar Ari sambil menunjuk Allya.
Allya yang daritadi fokus menggigiti kuku tangannya merasa terpanggil lalu menoleh.
"Jorok Allya," ujar Ari yang ikut melihat kearah Allya
"Biar," ujar Allya.
"Batu ya sialan, uda tangannya bantet bantet tetep aja gigitin kuku!" Sahut Ari lagi.
Allya membalasnya dengan juluran lidah.
"Yaudah gimana Al bole nggak dirumah lo?"tanya Cindy.
"Gas", ujar Allya begitu saja.
"Oke, pulang sekolah ya, lo pada awas aja pada kabur pulang!" ujar Didi sambil menunjuk muka teman temannya dengan telunjuknya.
"Iya Suhu!" ujar Cindy.
Sekarang masih jam pelajaran ke 6 dan mereka sudah disuguhi pelajaran sejarah, pastilah ngantuk berat.
Setelah membagi kelompok tadi pun teman temannya tidak ada yang menghiraukan lagi apa yang dikatakan oleh pak guru sejarah ini. Allya ngantuk berat, tidak apa apa mungkin bila ia memejamkan matanya sebentat.
"Eh, kalau gurunya jalan bilang ya gue mau tidur bentar," ujar Allya ke Yesa.
"Okede!"
Yesa ini memang the best jika untuk hal yang saling membantu seperti ini.
Kebetulan juga Allya duduk di bangku pojok dan disebelahnya ada Yesa, di belakangnya ada Ari dan di depannya ada Cindy.
Allya perlahan mulai masuk ke alam mimpi.
Sebenarnya 1 jam lagi sudah istirahat, tapi tak lama teman teman sekelasnya menyusul untuk tidur. Ya terjadilah tidur masal.
Pak guru sejarah yang daritadi menerangkan sambil menulis di papan tulis tak sadar bahwa seluruh muridnya telah tertidur dengan pulas.