16

14 1 0
                                    

Halo kakak kakak, minggu ini aku update 3-4 kali, jadi ini bab ke 1, doain aku engga males buat nulis bab selanjutnya wkwkwk. MAKANYA AYOK VOTEEEE KAKKKK,

iya maaf ngegas gemes bgt abisan, yaudah, yang mau follow minta feedback, atau promot juga boleh ya, selamat membaca...

ETS, JANGAN LUPA PUTER LAGU YA KAK. KALAU BISA LAGUNYA SAMA KEK YG DI MULMED.

.
.
.
.

Bab 16 : Mas Crush?

"BUAH PEPAYA, buah nanas, Gio yang pacaran, Asep yang panas!,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BUAH PEPAYA, buah nanas, Gio yang pacaran, Asep yang panas!,"

"Buah pir, buah kedondong, Arief banyak omong!,"

"Yeee, gue lagi ngeledekin si Asep, kok lo yang nyaut?" ujar Arief tak terima pada Rendy.

"Asep kan bestie gue, yagak Sep?" ujar Rendy.

"Skip!" ujar Septian lalu ia bangkit dari kursinya.

Cowok itu terlihat memperhatikan sesuatu, Allya berjalan melewatinya begitu saja. Sejak orkestra gabungan tadi pagi dilaksanakan untuk upacara, Allya seperti sedang dalam mood yang tak bagus.

"Ada yang gagal cinta," Rendy bernyanyi.

"Bisa diam tidak?" ujar Arief

"Sep!"

"Apa?"

"Doi jalan bareng sama temen sekelasnya tuh!" ujar Gio.

"Ya terus?"

"Bego! ntar kalau lo keduluan gimana?"

"Ya yaudah, takdir,"

"Santai amat si Asep," Arief geleng geleng kepala dengan kelakuan Septian.

Allya bersama Cindy kebetulan sedang berjalan di depan mereka, namun mata mereka semua menyipit ketika mendapati Roy sedang mengekor di belakang Allya dan Cindy.

Mereka bertiga kini terlihat berjalan berjajar, dengan masing masing yang membawa beberapa tumpuk buku paket, sepertinya mereka dari perpustakaan.

Mereka juga terlihat sesekali bercanda, hingga membuat senyuman dari masing masing terlihat sangat lepas.

Septian sedikit muak setelah beberapa detik melihat mereka bertiga melewati kelasnya. Ia beranjak dari kursinya dan mengambil gitar yang memang salah satu teman sekelasnya bawa hari ini.

"Biasanya kalau Asep pergi tiba tiba cuman ada 2 kemungkinan, kalau nggak marah ya bosen," ujar Gio sambil menengok ke arah Septian yang terlihat sedang memainkan gitar.

"Menurut gue sih dia cuman ngalihin kemarahannya dia, ya soalnya kalau dipikir pikir Asep juga bukan siapa siapanya Allya!"

"Jackpot! tumben lo cerdas?" ujar Gio menanggapi perkataan Arief.

Walk On MajorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang