End : Mungkin Akhirnya tak Jadi Satu, Namun Bersorai Pernah Bertemu.
HUJAN LAGI LAGI membasahi area sekolah ini, Allya, Cindy, Olla, Didi dan juga Binta tengah duduk di depan ruang kelasnya sambil bermain UNO.
Merasakan Cipratan Air yang mulai bertitik titik membasahi rambut mereka.
Apa yang dilakukan mereka sekarang hanyalah fokus untuk memperkuat persahabatan mereka, saling merengkuh dan bergandengan satu sama lain, sudah terhitung satu minggu sejak kejadian Ari ke gep menjadi penyebar video rape Allya, namun kejadian itu tak membuat Allya menghambat kehidupan Ari, gadis itu memang tidak bisa memaafkannya, namun ia memberi keterangan bahwa dirinya sudah berdamai, lagipula jika mau diberikan hukuman, mereka masih dibawah umur, tidak akan ada hukuman yang pantas, dan Allya sudah terlanjur terkena sanksi sosial 2 tahun lalu.
Lagi pula video itu pun sudah tau akan sampai mana lagi, percuma saja jika membiarkan Ari terkena hukuman sampai masuk ke penjara. Pada akhirnya Ari terkena skorsing satu bulan sesuai dengan permintaan Allya, bahkan ia dihapus dari daftar pemain orkestra kota ini.
"Gue pengen hujan hujan," ujar Olla.
"Iya seru kali ya, lagian besok juga seragamnya udah gak dipakai," ujar Didi.
"Ayolah gaskeun!" ujar Cindy bersiap melepaskan sepatunya.
"Eh tapi kita masih ada 1 mapel lagi loh!" ujar Binta.
"Dah dah gausah kelas dah, kapan lagi hujan hujan, keburu libur panjang ini!" ujar Allya menarik Binta masuk dibawah air hujan begitu saja.
Binta menjerit namun ia tertawa puas, bahagia sekali rasanya merasakan air hujan berjatuhan bersama teman temannya.
Mereka berlarian kesana kemari sambil saling mengadahkan kepalanya, senyuman mereka tak pernah pudar sejak saat itu, semua orang mendapatkan kebahagiaan dan kesedihan masing masing, seperti kata Septian, sudah kodrat manusia seperti itu, bahkan dunia tetap berputar, dan tak semuanya tentang diri kita sendiri.
Allya tersenyum puas sekali, bebannya seketika luruh bersama air hujan itu, bahkan ia tak peduli ponselnya akan rusak saat ini, yang ia pikirkan adalah tetap mengabadikan moment itu.
Lalu tak lama, hujan tiba tiba reda begitu saja, mereka berlima kebingungan, baju sudah terlanjur basah dan guru matematika sudah hadir dikelas karena sudah bisa melintasi langit terang ini.
Mereka berlima berdiri di depan kelas, sambil cengengas cengenges, mereka berlima dihukum tetapi mereka bahagia.
SATU BULAN KEMUDIAN, Allya berangkat sekolah sendiri kali ini, ia sudah mendapatkan ijin untuk membawa kendaraan sendiri dari orang tuanya, setelah ia kursus mobil pada libur ini.
Libur satu bulan kemarin bukan libur kenaikan, melainkan libur karena bulan bulan ujian kelas 12.
"Halo gurls!" ujar Allya yang berbahagia karena akan bertemu teman temannya lagi setiap hari.
Semenjak liburan kemarin, mereka hanya bertemu beberapa kali dalam seminggu dan waktunya tak lama.
Mereka berlima melingkar di satu meja, sengaja berangkat pagi karena ingin bermain werewolf dulu. Lalu tak lama Cendo dan teman temannya juga datang, dan ikut bermain bersama.
Sudah ke empat kalinya Allya mendapatkan kartu werewolf dan itu seru sekali.
"Ayang!!!!" ujar seseorang diambang pintu.
Semua orang menoleh ke pintu.
Lalu seketika semuanya meledek, diantara semua orang dua sejoli ini yang paling berbahagia, semoga tak cepat usai.
Olla menghampiri Gio dan berpelukan brutal disana.
"Woi masih disekolah ini, jangan sampe cipokan!" ujar Matthew.
"Mulut lo anjing!" ujar Didi sambil melempar kartunya kearah Matthew.
Lalu semua orang tertawa terbahak bahak melihat Olla yang semakin menunjukan kebrutalannya dengan mencium pipi Gio saat itu juga. Mereka sampai merinding sendiri melihatnya.
"Cegil!" ujar Allya seperti mengumpat.
Olla menjulurkan lidahnya namun kegiatannya berhenti, Roy datang dan langsung menghampiri Allya.
"Keluarga Agis berhasil menangis kasus ini Al, Gio bakalan dipenjara setelah ini!" ujar Roy.
"Salam dulu kek ganteng, iya gue tau kok, makasih ya kalian semua!" ujar Allya.
Roy tersenyum, semenjak ia membantu Allya, hubungannya semakin dekat, walaupun perasaan keduanya berbeda.
Dan karena setelah kejadian Ari ke gep, sekolah ini meliburkan siswanya untuk belajar mandiri karena bulan ujian kelas 12, skorsing Ari diundur dan baru diberlakukan mulai sekarang.
Ini baru permulaan kehidupan Allya menuju dewasanya, 4 bulan lagi ia akan berusia 17 tahun. Intinya ia sedang bahagia saat ini, ia juga sudah ganti psikolog, karena ia tak ingin terlalu dekat lagi dengan Ari. Ia sudah membuka semua blokirannya Septian, walaupun kenangannya sudah pergi, setidaknya mereka sudah pernah bersorai.
Allya melanjutkan permainannya lagi, bahkan sampai tak sadar jam pertama sudah akan dimulai, mereka semua langsung kembali ke bangkunya masing masing, dan hanya info saja kartu werewolf dan Uno milik mereka semua sudah disita berkali kali, dan ini sudah ke 3 kalinya mereka membeli yang baru.
"Kalian dapat undangan promnight nya kelas 12 gak sih?" tanya Olla.
"Gue dapet!" ujar Cindy, Didi dan Binta bersamaan mereka dapat karena menjadi pengisi acara bersama paduan suara sekolah.
"Lo nggak dapet Al?" tanya Olla.
"Ya siapa kenalan gue di kelas 12 cobak, Septian? kan udah mantan ngapain juga dia bawa gue sebagai pasangan prom nya!" ujar Olla.
"Ya kenapa enggak?!" ujar Septian menghampirinya.
"Ini, 2 Bulan lagi Al, masih sempat buat siapin gaunnya kan,"
Allya menganga mendengar ucapan Septian yang tiba tiba itu, tanpa meminta persetujuannya Septian pergi sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Emang boleh mantan tapi seakrab ini," ujar Cindy menggoda.
"Yeeeeee emang kenapa sih, bagus dong gak bermusuhan!" ujar Allya membela.
"Bigis ding gik birmisihin," Matthew mencibirnya dan berhasil mendapat lembaran tas pensik Allya kala itu juga.
Mereka tertawa melihat mulut Matthew yang mencibir Allya kala itu.
Semoga hal baik selalu menyertai persahabatan mereka, berdamai dengan masa lalu pun bukanlah hal buruk, memaafkan lebih baik juga daripada saling menyimpan dendam, dan pada akhirnya, jangan menyianyiakan persahabatanmu dengan perasaan yang sebenarnya kamu sendiri tidak yakin, tentang perasaan itu. Sayangilah orang terdekatmu selagi masih ada dan bisa dijangkau, jangan menunggu orang tersebut pergi terlebih dahulu, intinya, mungkin akhirnya tak akan jadi satu, namun bersorailah seperti kalian pernah bertemu sebelumnya.
-E N D-
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk On Major
Teen FictionIni tentang Allya, si gadis aneh bertubuh mungil dengan tatapan matanya yang tajam dan dalam. Bertemu dengan teman teman baru di SMA, membuatnya semakin berdeda dan tampak aneh. Pesonanyanya memang tak bisa dipungkiri lagi, dia manis dengan memilik...