11

24 4 0
                                    

Bab 11: Perang dingin

SEPTIAN BERDIRI di depan kelas Allya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEPTIAN BERDIRI di depan kelas Allya. Seperti orang yang sangat gaji buta, bahkan ketiga temannya juga membuntuti di belakangnya. Sangat setia kawan.

Teman teman Allya yang duduk di bangku depan menyadari kehadiran mereka di depan kelasnya, secara serentak menoleh pada Allya.

Allya menaikan alisnya, mengisyaratkan pertanyaannya ada apa, teman temannya memberi kode bahwa ada seseorang yang menunggu di depan, Allya yang sudah tau siapa mereka hanya memutar bola matanya malas lagi lagi.

Setelah hari Septian mengajaknya pergi ke taman, Allya tidak lagi berbicara dan membalas pesan Septian, ia sangat menyebalkan, memangnya dia siapa yang harus tau semua seluk beluk kehidupan Allya.

Tentu saja Allya marah, apalagi mengungkit masa lalunya itu, ia saja meminimalisir untuk melupakan, malah bisa bisanya dia mengingatkannya kembali.

Sebentar lagi jam istirahat kedua. Allya mulai mengemasi semua barang barangnya untuk pergi menuju studio, ya hari ini sudah jadwalnya bertemu pelajaran pokoknya di sekolah ini.

"Eh Roy, mau kemana?" tanya Allya.

"Ke koperasi, ngeprint partitur!" jawab Roy sambil menampilkan flashdisk yang ia bawa.

"Eh, gue ikut boleh? mau ngeprint juga soalnya," ujar Allya.

"Yaudah, yuk!" Roy mengajak Allya, tak lupa Allya membawa tasnya sekalian. Supaya tidak bolak balik.

Roy dan Allya berjalan pergi meninggalkan kelas, Allya sengaja agar ia bisa mencari alasan untuk menghindar dari Septian lagi, tapi juga percuma pasti nanti di studio mereka tetap bertemu, sangat meresahkan.

Arief menyadari sesuatu yang janggal, ia menoleh kearah belakang, ternyata Allya sudah pergi dari kelasnya lewat pintu belakang, dan tidak ada yang menyadari itu selain dirinya.

"Wah, bro kecolongan lagi lo kayaknya!" ujar Arief sambil menepuk bahu Septian dua kali.

"Lah iyak, doi sama cowo lain tuh!" ujar Randy.

"Sialan!" ujar Septian lalu dengan langkah bak titan nya pergi meninggalkan area kelas 10 Musik 1 ini.

Gio mengelus dada, tak biasanya Septian seperti ini.

"Gila, jatuh cinta efeknya kayak gini banget ya!" ujar Gio pada teman temannya.

"Yang seumur hidup diem aja deh ya!" ujar Arief kurang ajar.

Walk On MajorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang