[ Kesempatan ]

104 25 18
                                    

"Wait, jangan bilang kalo—"

"Nama tetangga gue..."

"Ih, tapi nama Flora kan banyak tau" tambah Nami.

"Yes, gue mau tanya. Lo tau gak sih siapa yang punya tour and travelnya?" tanya Meira tiba-tiba.

"Siapa ya? Bentar gue inget-inget"

"Oh, Rafa Chandra Pradipta"

"Shit" balas Meira pelan.

"Kenapa, Mei?"

"Gapapa, tanya aja. Yok lanjut lanjut"

"Nah, Diandra jangan lupa masukkin itu di salah satu sponsor utama ya. Balik dari Bali nanti kita langsung tembusin aja yang punya tour and travel ya"

"Okey, Siap" kata Diandra sambil mengacungkan jempolnya.

Rapat berlanjut hingga sore, seperti biasa mereka sudah menyempatkan untuk sholat terlebih dahulu. Di perjalanan pulang, Nami dan Meira membicarakan tentang 'Flora Tour and Travel' yang membuat mereka was-was terkait persiapan projek ulang tahun sekolahnya.

"Kalo misal si Yesaya sama yang lain tau nih, bisa-bisa lo yang disuruh handle sponsor utamanya"

"Mulut lo tuh ati-ati dong, Mei. Gue gamau ah, males"

"Pantesan daritadi rapat tuh gue gak asing sama namanya, eh ternyata depan rumah lo yang punya. Flora sih rese, untung aja bokap sama nyokapnya dia gak kayak dia"

"Ya masalahnya Flora tuh pasti udah tau kalo gue sekolah disini. Kebetulannya lagi, kenapa bokapnya Flora harus temenan sama Pak Bagas!?" kata Nami frustasi.

"Aduh Mei, gue udah bisa membayangkan gimana songongnya si Flora tau gak" tambah Nami.

"Yaudah deh, sekarang gimana caranya kita minta izin ke Bali, abis itu cus ke kafe ketemu Desya sama Raya"

"Lagian kenapa gak diomongin di grup aja sih, lo tau gak apa yang mau diomongin?"

"Jujur, gue gak tau juga sih... Tapi kata mereka ada kaitannya sama liburan kita ke Bali"

"Lah, bukannya lo juga ikut rapat?"

"Ikut iya iya aja gue, gak ngerti deh Pak Bagas ngomong apaan"

"Astagaaa, tau gitu gue yang disana tadi"

"Lo mana bisa sih dokumentasi, foto aja selalu ngeblur"

"Oh iya, lupa" balas Nami sambil mengambil helm, bersiap pulang.

Rumah Nami memang searah dengan Meira, tak jarang ia selalu numpang pulang, apalagi saat ada rapat yang mengharuskan mereka untuk pulang sore seperti ini.

Sesampainya di rumah, ia langsung mandi dan makan. Ibunya telah memasakkan ayam goreng, tidak mungkin Nami menolak. Ia lebih memilih gemuk dan makan dua kali daripada tidak memakan ayamnya.

Dari kecil, Nami suka sekali ayam goreng. Ralat, semua olahan ayam, mulai dari ayam goreng, ayam tepung, ayam bakar, dan ayam ayam yang lain. Bahkan, ada suatu masa dimana Nami tidak ingin makan apapun karena moodnya sedang tidak baik. Tapi, ketika ia diberi ayam goreng oleh ibunya, ia tidak akan bisa menolak.

Nami akan dengan rela memakan semuanya, walaupun tanpa nasi. Nami tidak akan bisa menolak ayam, kecuali memang hal-hal tertentu yang membuat Nami benar-benar tidak bisa disogok apapun, termasuk ayam. Untungnya, ia tidak alergi terhadap ayam. Ia rela setiap hari makan dengan lauk ayam, alias tidak akan bosan.

Sesampainya di Lily Cafe--- kafe yang sudah ditentukan, Desya dan Raya sudah datang. Mereka sudah memesan untuk dua teman mereka, Meira dan Nami. Soal makanan dan minuman, mereka sudah hafal.

Anaimy (JJH x JCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang