[ Senyuman Manis ]

89 23 21
                                    

Inilah akhir dari part Bali yang banyak banget chapter nya, enjoy! ❤️

***

Esoknya, mereka bersiap untuk ke Danau Bedugul sebelum pulang. Tadi malam, Nami dan ketiga temannya tidur dengan nyenyak, tidak seperti malam sebelumnya.

Nami juga sudah menceritakan tentang kejadian yang ia alami selama bersama Arsa.

Saat tiba di Bedugul, semua siswa menikmati suasana disana. Sayang, waktu yang mereka hanya satu jam. Mereka merasa bahwa pihak sekolah terlalu buru-buru, tapi apa daya, sudah ada di Bali dengan gratis pun sebuah kenikmatan.

Bagi Nami, Bedugul indah, sangat indah. Tapi, mood nya sudah hancur sejak kemarin. Ia merasa Arsa menerbangkan harapan tinggi dan menjatuhkannya begitu saja.

Nami dan Raya hanya melihat Desya dan Meira bermain bebek berdua, mengayun dan rusuh seperti biasa. Raya memotret mereka berdua.

***

"Segini banyak orang, yakin gak ada yang cilok ini?"

Pak Bagas tiba-tiba bertanya hal konyol saat mereka semua berada di bus menuju pulang. Tentunya, setelah mereka berwisata ke Bedugul.

"Cinlok, bapak ..." anak didiknya kompak merespon.

Mengapa disaat seperti ini Pak Bagas menanyakan hal itu?

"Nami, Pak!"

Seketika mata Nami membulat.

Seorang Namira cinlok, dengan siapa?

"Jangan ngawur lo!" Desya membela.

"Nami, ngaku. Lagi suka sama siapa kamu?"

Terkutuklah teman yang tiba-tiba menyebut namanya tadi. Nami harus diberi pertanyaan oleh Pak Bagas seperti ini.

"Enggak ada, pak ..." jawabnya pasrah.

"Ada juga gapapa kok" kata gurunya itu sambil tersenyum menggoda.

Siapapun, tolong Nami dari godaan Pak Bagas.

"Enggak pak, bukan kok"

"Kemarin ada yang liat lo bareng Arsa kok di Tanjung Benoa, romantis ala ala gituuu"

Deg.

Ini yang Nami takutkan. Arsa ikut terseret, terlebih pembahasan cinta lokasi. Ia pasti sangat sensitif.

Jujur saja, Nami tegang. Ia tidak tahu harus membalas apa.

"Wah, emang iya Nami cinlok?"

Pak Bagas mulai kepo sekarang.

"Hah? Bukan, bukan saya pak. Salah server"

Nami bingung harus menjawab apa.

"Jangan ngaco lo kalo ngomong!"

"Apasih, Sya. Orang gue liat kok. Kalo aja ada hp, udah gue potret deh biar kalian semua percaya"

'Hah? Bener?'

'Gak mungkin ah, Arsa nya gak peduli gitu'

Nami mendengar bisik-bisik dari temannya. Tentu saja, dia tidak berani melihat Arsa di belakang.

"Bener, Sa?" tanya salah satu temannya.

Arsa hanya menggeleng, tidak ingin menanggapi.

"Ya sudah, cukup sekian. Mereka gak pengen ditanya-tanya lagi ya, kalian jangan kepo" Pak Bagas menengahi.

Anaimy (JJH x JCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang