"Nam, ayo" ajak Raya.
"Eh, iya iya ayo"
Akhirnya, Nami berjalan dibelakang Raya. Mereka menuju lift menuju kamar di lantai 3, sementara Desya dan Meira sudah lebih dulu menunggu disana.
Nami hanya bertanya-tanya, tidak salah kan jika dirinya mengatakan bahwa Arsa memperhatikannya? Sejak kapan?
"Nam, Ray, kalian berdua kenapa lama banget sih? Kita kan mau mandi, bersih-bersih, terus makan di bawah sama yang lain"
"Iya sorry, tadi antri, Mei"
"Yaudah yaudah, ayo. Kita di kamar berapa?" Nami bertanya dan mengatakan seadanya sambil berjalan menuju kamar.
Kebetulan, kamar Nami ternyata berada di seberang kamar Arsa dan kawan-kawan. Entah kenapa, lantai kamar antara laki-laki dan perempuan tidak dipisah. Tapi, dipastikan ada kamar yang dipakai oleh guru untuk mengawasi di masing-masing lantai.
"Farhan, lo di lantai 3 juga?" tanya Meira pada Farhan, ketika Desya hendak membuka pintu kamar.
"Lah, iya nih, Mei. Tinggal nyebrang ya"
"Apaan maksud lo tinggal nyebrang?!" Meira mulai ngegas.
"Kalo minta cemilan lah"
"Dih, ogah" kata Meira sambil masuk ke kamar.
Saat memasuki kamar dan melihat Farhan tadi, Nami tidak melihat Arsa. Apa dia sudah masuk lebih dulu?
"Siapa yang mau mandi dulu?"
"Gue duluan deh ya, laper banget mau makan"
"Kan makannya bareng, ya sama aja dong jatohnya mau mandi cepet atau enggak"
"Iya juga sih"
"Kalian gimana?" tanya Meira pada Nami dan Raya.
"Gue ngikut aja"
"Gue pertama deh, boleh gak? Hehe"
"Sialan lo, Nam"
"Ya kalo gak boleh gapapa sih" balas Nami dengan memberikan wajah yang membuat Meira dan Desya malas saat ini.
"Ckck, apa-apaan wajah lo, palsu banget"
"Yaudah deh, lo mandi duluan sana"
Setelah cekcok sebentar untuk menentukan siapa yang akan mandi dulu, mereka sudah menentukan urutannya. Pertama Nami, di susul si cerewet Desya, si pengertian Meira, dan terakhir si sabar Raya.
Sembari salah satu mereka mandi, yang lain akan membereskan dan menata pakaian serta barang-barang mereka. Beberapa menit berlalu, sampai akhirnya Desya menyadari sesuatu.
Raya tidak bergerak dari tempatnya, dia hanya menatap handphone nya kebawah.
"Ray, lo gak beresin kamar?"
"Hah? Oh, iya" yang ditanya justru kaget, terlihat kebingungan.
"Lo... beneran gapapa?" tanya Desya hati-hati.
"Gue butuh istirahat aja. Nanti gue gak usah kebawah dulu ya, kalian makan aja bertiga"
"Wah, gak bisa gitu dong, kita bawain makan deh ya" kali ini Meira masuk di obrolan mereka.
"Gak usah, gue takut ngerepotin. Lagian kan gak boleh. Kalian makan aja, terus jalan-jalan. Gue mau istirahat"
Beberapa detik hening, Nami yang keluar dari kamar mandi dengan handuk basah terlihat bingung.
"Kenapa nih?"
"Raya gak ikut makan sama kita"
"Hah? Kenapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/277149773-288-k272655.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anaimy (JJH x JCY)
Teen Fiction"Gue tanya sekali lagi. Apa pernah gue ngasih harapan buat lo?" Gadis itu hanya diam. "Namira..." "Apa?" ia hanya bertanya kembali tanpa berniat menjawab pertanyaan sebelumnya. "Lo belum jawab pertanyaan gue" lelaki itu terus mendesaknya untuk menj...