[ Dia ]

301 34 4
                                    

Hi, A-Ca here! (you can call me A-Ca guys, it means "Author Cahya" wkwk)

Jangan lupa vote, komen, dan share ke temen kalian biar aku semangat nulis.

Enjoyy!

***

Namira Cahaya Putri, biasa dipanggil Nami. Dia siswi kelas XI SMA Harapan Bangsa. Nami tinggal bersama orang tua dan adik laki-lakinya di sebuah komplek perumahan Puri Permadani. Saat ini, Nami dan keluarga memang hidup berkecukupan, tapi ia tidak pernah sombong dan selalu rendah hati kepada siapapun.

Ayahnya adalah seorang arsitek, bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta dengan jabatan yang tidak bisa dibilang rendah. Ibunya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai online shop, yaitu thrift baju dan sepatu. Ia juga mempunyai adik laki-laki yang terpaut tiga tahun darinya. Namanya Aga, sekarang duduk di bangku SMP.

Kehidupan Nami sehari-hari sangatlah monoton, ia hanya berangkat sekolah, belajar, dan pulang. Tapi, itu kehidupan Nami sebelum masuk SMA dan menjadi anggota OSIS.

Sekarang, hidupnya penuh warna dan lika-liku. Dia punya banyak teman dan keluarga yang selalu sayang padanya. Hanya saja, terkadang hidup Nami terasa hampa. Ia baru sadar, kisah asmaranya belum memiliki warna, menyedihkan, dan sedang berada di ambang ketidakpastian.

***

Hari selasa pagi, Nami mengikuti pelajaran matematika seperti biasa. Ia sudah bertekad menuju kantin setelah pelajaran matematika dari Bu Dewi. Matematika membuat otak Nami panas, padahal ia hanya mendapatkan pelajaran matematika wajib.

Nami tidak pernah membayangkan bagaimana jika ia harus menerima pelajaran matematika minat yang notabene selalu menjadi makanan anak IPA. Tanpa pikir panjang, setelah bel istirahat berbunyi, ia segera menuju kantin. Nami pergi bersama dua temannya, Desya dan Raya.

"Sumpah ya, matematika kenapa sesusah itu sih?" Desya mengatakan kalimat itu di sepanjang jalan menuju kantin.

"Emangnya lo pikir pelajaran tadi masuk di otak gue? Gue juga gak ngerti kali Bu Dewi ngomong apa, otak gue tuh gak pernah nyambung sama matematika" balas Nami sedikit emosi, entah kenapa mengingat wajah Bu Dewi membuatnya kesal.

"Kalo udah selesai ya udah sih, gausah dibahas lagi" kalimat Raya membuat mereka akhirnya diam dan memilih untuk ke kantin sesegera mungkin.

Sesampainya dikantin, mereka memesan dua bakso, satu soto, dan tiga jus jeruk. Mereka memilih duduk di bangku yang letaknya ada di pojok belakang.

"Oh iya, kegiatan lo di OSIS gimana? Lancar, Nam?" tanya Desya.

"Lancar, kok. Alhamdulillah. Kenapa? Tumben banget lo nanya" jawab Nami.

"Gapapa sih, tapi gue penasaran, kenapa ya sekolah kita gak pernah ngadain promnight? Kayaknya bakal seru deh" Desya menanyakan hal yang tidak begitu penting, menurut Nami.

"Kenapa lo tiba-tiba bahas promnight?" tanya Raya.

"Gatau, gue abis baca novel, terus disana banyak gitu momen uwu pas promnight. Terus kan ada tuh king sama queen nya, gue kebayang banget" jawab Desya dengan antusias.

"Kejauhan lo kalo mikir, ujian akhir semester tuh di depan mata. Gausah mikir yang aneh-aneh deh"

"Menurut lo gimana, Nam? Lo kan anggota OSIS tuh, siapa tau ada terobosan baru gituuu"

"Gue no komen deh. Gimana ya, ngadain promnight tuh gak gampang, apalagi acaranya malem, repot lah pokoknya. Gue udah bisa bayangin ribetnya. Tapi ya itu tergantung adik kelas kita sih mau adain apa enggak, bentar lagi gue juga udah lengser, jadi ga berhak ikut campur urusan mereka"

"Udah deh, masih banyak hal penting yang bisa kita bahas selain ini, bisa gak ngomongin yang lain aja? Lagian kenapa juga sih lo tiba-tiba bahas promnight, Desya?" Raya yang sudah malas pun angkat bicara, dia butuh istirahat, tidak ingin membahas hal yang tidak pasti.

"Santai aja kali Ray, Nami aja santai kok. Lagi laper kan lo makanya jadi ngomel gini " oceh Desya, sementara Raya sudah tidak menanggapi.

"Eh eh, itu si sombong bukan, sih? Tumben anak kayak dia mau ngantin" tiba-tiba Desya membuat Nami dan Raya sontak menengok ke belakang, melihat siapa yang Desya maksud.

Sesuai dugaan Nami, orang itu adalah orang yang selama ini ia suka. Orang menyebalkan yang pernah Nami temui. 'Dia' orang terjahat yang pernah Nami tahu. 'Dia' yang belum mengetahui perasaan Nami. 'Dia' yang saat ini berada di antrian soto kantin. 'Dia' yang detik ini juga tiba-tiba menatap Nami.

'Dia' ... Arsa.

Anaimy (JJH x JCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang