Satu minggu setelah perkenalan awal, akan ada ulangan fisika di kelas 2-A. Setelah istirahat, mereka kembali ke kelas masing-masing. Bu Rima, guru fisika Nami masuk kelas. Detik itu juga, teman-teman, termasuk Nami berteriak mengeluh, berniat untuk menunda ulangan. Padahal, ditunda pun hasilnya akan tetap sama.
"Kalian jangan lebay, mau ujian diundur satu bulan lagi juga kalian tetep bakal ngeluh" kata Bu Rima. Well, beliau tidak salah.
"Untuk nomor absen 1 sampai 16 masuk di ruangan. Sisanya, kalian belajar di perpustakaan" perintah Bu Rima.
Dengan cepat, Nami bersama temannya pergi ke perpustaan sekolah, yang sebenarnya dekat dengan kelasnya. Di perpustakaan, bukannya belajar ia justru membaca novel. Sesekali, ia melihat Arsa yang berada di kursi seberang. Nami... gadis itu entah kenapa sangat tertarik pada objek yang ia lihat sekarang. Ia tersenyum, kemudian membaca novelnya kembali.
Selain membaca, ia juga suka bergosip dan mengobrol sesuatu dengan temannya. Kali ini, Farhan menjadi temannya mengobrol. Ini karena Meira melakukan ujian lebih dulu, ia bingung karena tidak ada yang bisa diajak berbicara selain Farhan.
Sembari bercengkerama dengan Farhan, tiba-tiba terlintas sebuah nama. Ia mencoret-coret buku tulisnya, sejenak melamun.
'Arsa... Arsa, Nami aaa.."
'A-N-..A-I-M..Y?' ia bergelut dengan pikirannya. Menulis, menghapus, dan merangkai sebuah nama.
'ANAIMY!?' rangkaian nama itu terlintas begitu saja. Nami memang aneh, termasuk apa yang ia lakukan kali ini. Rangkaian nama yang ia ciptakan secara mendadak memiliki arti tersendiri. Menurut Nami, hanya dia dan Tuhan yang tahu kesan dan makna besar dibalik nama itu.
"Anaimy, lucu juga ya"
"Mulai sekarang, gue bakal panggil dia Anaimy" gumamnya sendirian.
Membayangkan nama kesayangan itu untuk Arsa membuat ia tersenyum, apalagi saat melihat orang yang sedang fokus belajar itu secara langsung. Kelakuan Nami membuat Farhan bergidik ngeri, jangan sampai Nami kesambet setan perpustakaan.
"Kenapa lo?"
"Eh... gapapa" jawab Nami, sambil nyengir.
Setelah ulangan fisika selesai, Nami menghampiri Meira yang sedang duduk di bangku nya sambil bermain hp.
"Mei!" teriak Namira memanggil temannya, dan otomatis membuat Meira kaget dengan kehadiran Nami.
"Gausah teriak bisa, kan?"
"Mei, dengerin gue. Gue mau kasih berita penting buat lo"
"Berita apaan sih? Awas aja lo kalo kasih berita yang gak penting"
"Mei, gue lagi fall in love with someone nih" Nami memberitahu Meira sambil berbisik, takut ada orang lain tahu.
"Astaga, Namiii"
"Udah, gitu doang?" Meira menjadi sedikit emosi.
"Aduh, terus gue harus gimana dong? Maaf ya, abisnya gue bingung. Gue baru pertama kali kayak gini" Nami sedikit bersalah, mungkin dia bercerita disaat yang tidak tepat.
"Wait, lo serius baru pertama kali suka sama orang?"
Nami mengangguk.
"Disaat gue udah punya dua mantan, temen gue baru ngerti suka-sukaan sama orang?" lanjut Meira.
"Ih, kenapa sih?"
"Ini gue yang bar-bar apa emang lo aja yang terlalu polos?"
Nami mengendikkan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anaimy (JJH x JCY)
Teen Fiction"Gue tanya sekali lagi. Apa pernah gue ngasih harapan buat lo?" Gadis itu hanya diam. "Namira..." "Apa?" ia hanya bertanya kembali tanpa berniat menjawab pertanyaan sebelumnya. "Lo belum jawab pertanyaan gue" lelaki itu terus mendesaknya untuk menj...