[ Emosi ]

81 9 8
                                        

Happy New Year 2024 🤍

***

Keesokan harinya, beberapa orang mulai berdatangan menjenguk. Ayah dan ibu Nami pun memberikan waktu untuk anak mereka bertemu dengan teman-temannya. Rifky juga masih setia menemani, sesekali menghibur sahabatnya itu.

Perihal kemarin, Rifky hanya mampu menggeleng. Walaupun Nami masih bingung karena merasa Arsa datang, dia tidak menanyakan lebih lanjut.

"Kita bener-bener minta maaf, Nam. Harusnya kita gak bikin lo terpojokkan waktu itu" kata Yesaya membuka, kini hampir semua anggota OSIS angkatan Nami datang.

"Terutama gue, maaf banget jadiin lo tempat pelampiasan. Gak seharusnya gue bersikap kayak gitu, apalagi pas acara terakhir kita. Gue gak enak banget pas denger lo sakit, pasti gara-gara gue ya?" lanjut Tasya.

Nami hanya tersenyum, kemudian menggeleng. Dia tidak menyangka teman-teman sungguh menyayanginya.

"Bukan salah kalian kok, gue emang lagi gak enak badan aja waktu itu. Drop gitu lah intinya, untung ada Rifky" balasnya sambil menatap lelaki yang berdiri di dekat pintu.

"Oh iya, gue jadi penasaran. Waktu itu lo ketemu Nami dimana sih, Rif? Soalnya kan lo sempet gak ketemu tuh"

Orang yang ditanya bingung menjawab, tidak mungkin ia mengatakan Nami sedang bersembunyi di salah satu kelas, kan? Dia menatap Nami sekilas, gadis itu justru menatapnya. Berharap Rifky menjawab tanpa menimbulkan pertanyaan lain.

"Gue ketemu di-" dia menjeda, sementara yang lain menunggu.

"Kamar mandi, iya.. kamar mandi"

"Oh ya? Tapi syukur deh lo ada disana kemarin" kata Diandra.

"Ngomong-ngomong, Sam kemana? Kok gaikut?"

"Waduuuh, Nami Nami.. gini nih kalo emang Tom and Jerry, kalo ketemu ribut terus, eh gak ketemu nyariin" goda Farel.

"Dih, apaan sih lo. Kan gue cuma tanya, gausah lebay deh. Nanti temen lo bisa ke-pe-de-an" yang lain tertawa, Nami yang mereka kenal kondisinya perlahan membaik.

"Nami is back, kan udah sembuh tandanya kalo bisa usil gini, ya gak guys?" kata Rafly.

"Lo juga, Raf, lebaaay. Orang gue gak kenapa-kenapa kok"

"Gak kenapa-kenapa tapi pink-sun, aneh lo emang" balas Meira.

Dirinya memutuskan untuk kembali setelah mengantar Desya dan Raya ke lobby rumah sakit setelah menjenguk tadi.

Desya dan Raya juga telah mendengar cerita dari Meira, tanpa sepengetahuan Nami.

"Thankyou ya guys kalian udah jengukin gue, makin gak enak nih"

"Lo bener-bener ya, Nam. Udah kayak sama siapa aja sih!? Kalo gak enak, lo harus cepet sembuh" kata Nara.

"Tau nih, justru lo yang lebay hahaha"

Mereka asik bercanda, hingga pintu ruangan kembali terbuka. Menampilkan sosok yang dari semalam menghantui Nami. Semua mata tertuju pada seseorang saat ini berdiri dengan bingkisan buah di tangannya.

Arsa Aditya Mahendra, lelaki itu tersenyum dengan tulus.

"Hai, semuanya. Sorry ganggu,"

Seluruh ruangan hening, heran dengan orang yang baru saja menyapa. Semuanya saling bertatapan, tidak tahu situasi apa yang terjadi saat ini.

"Sorry, kalian bisa lanjutin obrolannya. Gue cuma mau ngasih ini-" Arsa hendak berjalan ke arah Nami, tapi dicegah oleh Rifky.

"Biar gue aja, lo bisa pamit sekarang"

Anaimy (JJH x JCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang