Mau makasih dulu soalnya #namira ada di peringkat 1 tanggal 15 kemarin, #arsa juga pernah jadi rank 1. Tanpa kalian, cerita ini gak akan ada sampe sini.
A-Ca mau bilang makaaasih banyak karena kalian masih nungguin fiksi gak jelas ini walaupun yang nulis lagi males dan gak mood.
Ini hadiah buat kalian semuaaa, tapi... isinya konflik utama cerita.
Sorry :p
(this chapter based on true story)
***
Tak terasa, dua minggu berjalan dengan cepat.
Beberapa hari lalu juga sudah diadakan beberapa lomba yang pemenangnya akan diumumkan di hari puncak. Tepat di tanggal 21 April, puncak program kerja Hari Kartini diadakan.
Semua perempuan diwajibkan untuk memakai kebaya, termasuk panitia. Sementara itu, laki-laki diwajibkan memakai pakaian batik.
Banyak diantara mereka yang memiliki pasangan memilih pakaian dengan warna senada.
Hal itu dirasakan pula oleh Nami. Ya, dirinya memang tidak pernah saling sapa dan berkomunikasi banyak dengan Arsa sejak di Bali waktu itu. Tapi, melihat Arsa seperti saat ini tetap menjadi kebahagiaan tersendiri.
Nami terlihat senyum sendiri ketika mengetahui Arsa menggunakan batik coklat, senada dengan dirinya. Sangat sempurna jika dipadukan dengan kebaya coklat yang Nami pakai.
"Senyum sendiri, Nam?"
"Hmm"
Nami menjawab pertanyaan Meira, tapi tatapannya tidak lepas dari objek indah yang ia lihat. Hingga akhirnya Arsa menghilang dari pandangan.
"Mei,"
"Iya?"
"Lo mau bantuin gue gak?"
Meira sudah menatap Nami curiga.
"Nam, gausah aneh-aneh"
"Lo mau fotoin gue sama Arsa gak?"
"Hah?!"
Awalnya Meira benar-benar tercengang, masih berpikir dengan permintaan Nami padanya.
"Emangnya lo yakin? Nam, dia sama lo lagi gak baik-baik aja, kan?"
"Emang kita pernah baik-baik aja, Mei? Kalo gak dicoba kan juga gatau" balas Nami dengan mudahnya.
"Tt-tapi Nam—"
"Please, mau ya? Boleh ya?"
Meira berpikir beberapa detik.
"Oke, boleh"
Mereka akhirnya menuju tempat Arsa, yang sedang ada sesi foto bersama dengan kelasnya. Nami dan Meira bisa melakukan ini karena mereka sedang free, tugas kepanitiaan sudah dikerjakan.
Walaupun ini merupakan projek dari kabid yang dipegang Meira, dirinya tidak khawatir karena koordinator dari acara ini, yaitu Bening, sudah standby.
Meira sudah menghandle dan mengatakan kepada Bening untuk menghubungi dirinya jika ada kendala.
"Arsa tau kita disini gak ya?"
"Tau kok, bentar-bentar—"
"Gue udah chat dia sih, gue mau minta foto" kata Nami tiba-tiba.
Meira yang mendengar itu sangat terkejut.
"Wait! Sejak kapan, Nam?! Terus dia bales gimana?"
"Liat nanti" kata Nami, ia berbicara dengan nada Arsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anaimy (JJH x JCY)
Fiksi Remaja"Gue tanya sekali lagi. Apa pernah gue ngasih harapan buat lo?" Gadis itu hanya diam. "Namira..." "Apa?" ia hanya bertanya kembali tanpa berniat menjawab pertanyaan sebelumnya. "Lo belum jawab pertanyaan gue" lelaki itu terus mendesaknya untuk menj...