Epilog

18.2K 876 26
                                    

Assalamualaikum
warahmatullahi Wabarokatuh

Selamat Membaca

Hari hari telah di lalui seorang gadis dengan perasaan bersalah. Seperti saat ini ia memberanikan diri untuk menyentuh tangan yang terkulai lemas di rumah sakit.

Hiks

Satu tetes air mata kembali jatuh mengenai selimut rumah sakit. "Ha-harus-nya kamu nggak perlu mengorbankan diri kamu." ucapnya lirih.

Sebuah tangan besar tampak ikut mengusap air matanya. Sembari mengeratkan rangkulan di bahu mungilnya.

Tangisan Lea semakin pecah sampai tersedu sedu. Tangan besar itu kini menarik jemari mungil Lea ke dalam tangan besar miliknya.

"Aku sudah menahan kesabaran ku saat kamu memegang tangannya. Tapi kamu malah menangis, tenang lah sayang." ucap seseorang itu yang masih membungkukkan badan untuk menyamakan tingginya merangkul bahu mungil itu.

Gadis cantik dengan hidung merah tampak menghirup kembali ingusnya pun menatap sayu seseorang yang selalu menguatkan dan melindunginya.

"Hua... Tapi nggak seharusnya berkorban buat kita." ucap Lea menangis.

Seseorang itu adalah Ezo, lelaki yang merangkul bahu kekasihnya. "Yang terpenting dia selamat, kamu juga sudah menjenguknya setiap hari." jelas Ezo menatap lekat wajah cantik itu.

Apa itu tidak cukup? Kekasihnya ini suka sekali membuatnya meradang. Ezo sangat tidak rela Lea perhatian kepada orang lain, sekalipun dia orang yang menyelamatkan hidupnya.

Jangan di tanya betapa egoisnya, lelaki itu.

Flashback on

Ekspresi Ezo tampak menajam menatap Rangga penuh marah. Tapi tak disangka sebuah peluang datang kepada Rangga dengan sekali merampas pistol di tangan Dewo.

"Haha, katakan selamat tinggal untuk mu Ezo. Aku akan hidup bersama Lea sedangkan kamu? Kamu akan mati!!" tukas Rangga dengan seluruh emosinya.

Dor

Dor

"EZO!!" pekik mereka semua yang berada di situ dengan raut tegang dan tak percaya. Bersamaan dengan itu tubuh Lea tersentak kuat, dengan mata terpejam.

Hening

Lea memberanikan diri untuk mendongak menatap lelaki yang masih memeluknya erat begitu pula dirinya.

Deg

Jantung bertalu cepat ketika tak melihat raut kesakitan atau pun nyeri dari kekasihnya. Malahan lelaki itu mengelus kepala belakang gadisnya.

Tak lama dari itu suara kedua sahabatnya, Nova, dan Sisil membuat dirinya terkejut lagi lagi. Ia menoleh langsung terpaku di tempat melihat seorang lelaki tampak terjatuh dengan nafas tersengal.

"Dewo!!" pekik Lea menutup mulutnya. Gadis itu berteriak sekeras-kerasnya. Pupil matanya bergetar dengan embun di sekitarnya.

MY SPOILED LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang