"Assalamu'alaikum?"
"Wa'alaikumusalam. Kenapa Dy?"
"Yah. Where?"
"Kantor. Kenapa? Tumben nelfon."
"Yah ... Ayah gak usah ngehukum abang ya?"
Suara decakan terdengar jelas dari sambungan telepon. Maudy yakin, Ayah-nya pasti jengkel karena kemauannya.
"Ayah gak bisa. Abang kamu udah keterlaluan."
"Dia anak Ayah. Ayah tega?"
"Makannya, karena dia anak Ayah. Ayah kudu ngedisiplinin."
"Plis, Yah. Ini masalah aku."
"Masalah kamu masalah Ayah juga."
"Yah. Ngehukum kayak gitu gak bakal bikin semuanya jadi lebih baik. Tapi sebaliknya ... Abang pasti bakal lebih benci sama aku. Ayah mau?"
"Dy kam-"
"Maudy bisa, plis." Maudy memindah ponsel ke telinga kanan. "Ayah tinggal tunggu kabar baiknya aja, ya?"
"Serius kamu?"
"Iya. Dua rius malah." Suara Dimas mendengus terdengar jelas.
"Ya udah. Tapi inget, kalo kamu udah ngerasa gak bisa, kamu boleh minta bantuan sama ayah, oke?"
Maudy tersenyum.
Dimas memang sosok ayah yang sangat pengertian.
"Iyaaa."
"Ya udah, Ayah tutup ya?"
"Eh bentar yah. Aku mau ijin pulang telat."
"Mau ke mana?"
"Ke rumahnya Ripan."
"Ngapain? Bukannya udah putus ya?"
Maudy mengernyit. "Ayah tau?"
"Nebak sih."
"Kok bisa nebak gitu?"
"Ck, gimana gak bisa nebak. Orang dulu kalo Rifan ke rumah nemuin kamu, sekarang nemuinnya Melly."
Jeda. Maudy baru sadar, bahwa Dimas dan Zidan memiliki banyak kesamaan.
"Dia selingkuh?"
Maudy menghela nafas. "Iya."
Dimas mendengus. "Orang kayak dia, jangan kamu harepin jadi imam."
Maudy merotasikan matanya. Melihat ke depan dimana sahabatnya berada.
Sekarang mereka ada di rooftop.
"Gak lah ya. Mendingan mah sama Jidan."
"Jidan siapa? Gebetan baru?"
"Bukan. Temennya abang juga kok."
"Ck, kalo temen abangmu jangan dideketin. Pasti dia juga sama-sama brengseknya."
Maudy tercengang, bisa-bisanya Ayah-nya itu menyamakan sosok Zidan Putra Gemilang dengan Abang setannya itu?
"Gak lah Yah, ini beda. Maudy yakin, dia gak kayak abang apalagi kaya Ripan itu."
"Emang Jidan siapa sih? Kok Ayah baru denger namanya."
"Namanya Zidan yah. Anaknya pak Gemilang itu."
"Ohhh, dia. Kalo dia sih, Ayah setuju-setuju aja. Keluarganya juga kenal deket sama Ayah."
Maudy tersenyum, jodoh emang ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Ukhti
FantasyWarning!! PART TIBA-TIBA KEACAK SENDIRI, JADI BUAT KETIDAKNYAMANANNYA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA. Maudy Putri Salsabila salah satu santriwati di Pesantren Al-Hikmah, Jateng. Cewe berparas ayu dengan bulu mata lentiknya. Cewe dengan almamater...