Hay, you miss me?
...
Yuda mengernyit, Maudy?
"Gue gak ada nyulik temen lo, adanya gue nyulik cewe sok alim dari sekolahan lo itu!"
Yuda berjalan mendekati sofa yang ada teman-temannya.
"Cewe sok alim yang lo maksud itu Maudy bangsat! Dia temen gue!"
Yuda mengernyit, cowo itu berbalik.
Maksudnya?
"Hm, aku terkejut, tapi lebih terkejut dengan fakta kalo aku pengen berak." Maudy membuka matanya, cewe itu beranjak dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. "Ahh dunia ini, udah kaya tts aja, penuh teka-teki," ujarnya sebelum berdiri dan melangkah menuju kamar mandi.
Lexa masih shock di tempat, Maudy ... sudah tau ya?
...
Maudy keluar dari kamar Yuda. Dengan membetulkan kerudungnya cewe itu duduk di sofa yang sudah ada Lexa dan tentunya semua anak-anak Taksaka yang tersisa.
"Dy?" Lexa beranjak, dan duduk di samping Maudy.
"Apa?" jawab Maudy malas.
"Gue minta maaf."
"Buat?"
"Gue gak bisa ngejagain lo."
Maudy menoleh pada Lexa, cewe itu mengernyit. "Lah ngapain ngejagain aku? Kamu kan ... bukan bapak aku," heran Maudy.
Lexa menghembuskan nafas kasar, Maudy yang sekarang memang terlalu banyak tenangnya, sehingga dia jadi tak tahu Maudy sedang kesal atau tidak.
"Dy."
"Kamu cerita lengkap aja, aku dengerin biar gak salah paham."
Lexa mengangguk, membenarkan duduknya menjadi lebih dekat dengan Maudy.
Anak Taksaka yang melihat itu semakin salut pada Maudy, bukan hanya pemberani dan santai anaknya, cewe itu juga tak mudah mengambil kesimpulan, sifatnya tak gegabah dan juga pengertian.
"Yuda abang gue. Lo pasti belum tau kan gue dari keluarga dengan marga apa, nah margan gu-"
"Widagda." Maudy menaikan alisnya. "Anaknya Karto Chandra Widagda, bener?"
Lexa membelalakan matanya, Yuda pun sama cowo itu terlampau terkejut dengan pengakuan Maudy yang seratus persen bener.
"Aku gak sebodoh itu, buat gak nyari tahu tentang kamu dulu sebelum berteman." Maudy menggedikan bahunya. "Kesannya emang gak sopan tapi buat keamanan why not?"
Lexa mengangguk, benar, dan dia semakin kagum pada sahabatnya itu.
Maudy meraih toples coklat koin yang masih tersisa setengah. "Next?"
"Ya gitu. Abang gue musuhan sama anak Zerox, terus you understand lah."
Maudy mangut-mangut, cewe itu beralih memandang Yuda. "Namanya aja keren Taksaka, tapi triknya murahan. Mainnya sandra-sandraan," ujarnya mengejek.
Yuda berdecik, kalau saja tidak ada adiknya sudah dia goreng si Maudy itu.
"Abang gue emang gitu, gak pinter aja segala belagu jadi ketua," timpal Lexa.
Yuda berdecak keras, jiwa kanibalnya keluar ah andai saja dia tidak menahannya sudah masuk perut itu cewe berdua.
Yuda beranjak, meraih ponsel di atas meja lalu beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Ukhti
FantasyWarning!! PART TIBA-TIBA KEACAK SENDIRI, JADI BUAT KETIDAKNYAMANANNYA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA. Maudy Putri Salsabila salah satu santriwati di Pesantren Al-Hikmah, Jateng. Cewe berparas ayu dengan bulu mata lentiknya. Cewe dengan almamater...