Assalamu'alaikum, hola!
"Ibu, ayah dimana?"
Aleandra Gerta Gemilang, anak ke-dua Maudy. Umurnya baru 4 tahun kurang sebulan.
"Lagi di belakang, sama abang."
"Lagi ngapain?"
"Nyuci motor." Maudy yang tengah mencuci baju menoleh ke arah anaknya. "Kalo mau nyusul jangan lupa pake sepatu boots, oke?"
"Oke." Ale berbalik, mengambil sepatu boots biru miliknya lalu berjalan ke belakang rumah.
...
"Yah, yang body belakang belum bersih. Gimana sih." Ale dapat mendengar suara gerutuan abangnya--Albian.
"Kan emang belum digosok yang sebelah situ." Ayahnya berdecak, pasti karena abangnya berbuat jahil lagi. "Kamu bersihin yang itu, biar ayah bersihin yang bagian depan."
"Lah, curang bener, mana Albian bagian yang paling kotor."
"Nggak ada kotor gitu, orang cuma debu doang. Kalo disuruh orang tua jangan bantah."
Dengan decakan Albian menuruti perintah Ayahnya. Ale dapat melihat aura tak sedap di wajah abangnya.
"Ayah, Ale mau bantu," ucap Ale tiba-tiba.
Zidan menoleh, tersenyum manis kala melihat anak keduanya datang dan langsung meminta pekerjaan.
"Ale mau bantu?"
Ale mengangguk semangat.
"Ale bantu abang ya, siram-siram, biar cepet selesai."
"Oke."
Dengan riang Ale melangkah mendekati abangnya, sedang Albian, anak sulung itu mendecih tak suka pada ayahnya yang memperlakukan anaknya secara tak adil.
"Abang, Ale bantu."
Albian mengangguk. "Ale siram bagian yang udah abang gosok, ya?"
Ale mengangguk paham, lalu segera anak berpenampilan gemas itu meraih selang panjang dan mengarahkan pada body motor yang sudah Albian bersihkan.
Sekitar setengah jam, akhirnya mereka selesai mencuci 3 motor itu.
Zidan mengajak kedua anaknya untuk beristirahat di bawah pohon rimbun di dekat kolam renang.
"Ayah, ujan," ujar Ale dengan satu tangan yang tengah menengadah menerima rintikan hujan yang kian lama kian membesar. "Ale mau main hujan Ayah." Ale menoleh pada Ayahnya, memberikan tatapan menggemaskan yang membuat Zidan tak bisa melarangnya.
"Sama abang tapi, ya?"
Ale mengangguk semangat, sedangkan Albian yang sendari awal ingin segera merasakan empuknya kasur mengernyit tak suka.
"Ehhh, no no. Bian gak mau, Bian mau tidur."
"Heh bocah, baru juga jam lapan mau tidur lagi? Udah nurut, temenin Ale main hujan, Ayah ambilin jas nih."
Lalu setelah itu, Zidan berlalu ke dalam rumah dan kembali membawa 2 jas hujan mini.
Satu hal yang memang tidak patut Zidan lakukan kian menerus, terlalu mengatur Albian. Mungkin memang itu salah satu bentuk pembelajaran dini untuk Albian, namun untuk anak seusianya, terlalu memberi banyak perintah dan aturan juga tidak bisa dikatakan baik, karena bagaimana pun anak ingin sesekali diberi kebebasan untuk berpendapat dan menolak.
Zidan menyerahkan dua jas hujan itu kepada kedua anaknya, jika Ale menerima dengan riang maka tidak dengan Albian yang menerima dengan ogah-ogahan.
"Ayah mau sholat Dhuha dulu sebentar, Albian jaga adeknya, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Ukhti
FantasyWarning!! PART TIBA-TIBA KEACAK SENDIRI, JADI BUAT KETIDAKNYAMANANNYA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA. Maudy Putri Salsabila salah satu santriwati di Pesantren Al-Hikmah, Jateng. Cewe berparas ayu dengan bulu mata lentiknya. Cewe dengan almamater...