29. Bakso

22.5K 3.8K 347
                                    

"Put?"

"Kenapa?"

"Kita jauhan dulu ya? Sampe kita sah, baru kita deket lagi."

"Lah, emang kita deket?"

Maudy mendengus, Zidan yang pura-pura bego tuh nyebelin.

"Kemaren aku baca buku." Tak menghiraukan gurauan Zidan, Maudy kembali berujar.

"Sebenarnya udah tau lama sih tentang ini, tapi aku kan rada-rada sebleng."

Zidan menggosok matanya yang gatal, dengan terus memperhatikan Maudy.

"Katanya, kalo cewe sama cowo belum nikah, terus mesra-mesraan meskipun gak pacaran, sama aja dosanya kayak orang pacaran."

Zidan melepas 2 kancing teratas baju identitasnya. "Lo baca dimana?"

"Kita gak se-motor dulu ya? Gak jalan-jalan bareng dulu, gak se-seruangan dulu juga. Sampe sah lah minimal."

"Ribet."

"Ngilangin dosanya lebih ribet."

"Oke. Jangan minta susu lagi, bye."

Zidan berbalik, cowo itu pergi.

Maudy menghembuskan nafas kasar. "Oy Puput! Makananmu adalah makananku, dan makananku adalah makananku!"

Zidan tak menghiraukan, cowo itu hanya memberikan lambaian tanda menolak.

Maudy mendengkur, memajukan bibirnya sebal.

"Puput nyebelin. Awas aja aku nikah sama Aa Farhan Maulana gak diundang, hem!" Maudy melipat kedua tangannya.

Hidung cewe itu kembang kempis, mengerjap sesaat sebelum berujar. "Tapi pengennya nikah ama Puput, huwa Ya Allah." Maudy menengadahkan tangannya, mendongak ke atas dengan raut sedihnya. "Jodohkan hamba dengan makhluk kurang beradab seperti Jidan Putren Gemerlap ya Allah! Hamba janji, kalau hamba dijodohkan sama Pruprut hamba bakal ngabisin stok dancow-nya Pruprut ya Allah. Sekalian sama es kr-"

"Kak? Kakak sakit?"

Maudy membuka matanya cepat, menurunkan tangannya lambat lalu meringis ke adik kelasnya yang melihat heran ke arahnya.

"Gak sakit. Kurang waras aja," cicit Maudy.

Sontak adik kelas tersebut tertawa, menggeleng heran dengan tangan menutupi mulutnya. "Kakak-kakak. Heran deh, sekarang kelakuannya kayak mr. Bean. Suka ngelawak."

Maudy melunturkan senyuman kecilnya, cewe itu memandang adik kelasnya datar. "Jahat! Tidak like!"

Membenarkan ranselnya yang melorot, Maudy berlalu, menyilangkan kedua tangan dengan langkah dihentak-hentakan.

Sofi-adik kelas yang tadi menertawakan aksi Maudy kembali ngakak lebih heboh, bahkan, sekarang dia yang terlihat macam orang kurang waras.

Emang si Maudy, virusnya orang jadi gila!

...

"Lo ngapa ngeliatin Zidan kayak gitu deh. Lagi marahan?" tanya Amel.

Maudy mengangguk, memasukan sesuap salad buah lalu berujar. "Putren jahat. Dia udah gak suka, sayang sama cinta lagi ke aku. Tidak like, aku hate he-"

Uhuk uhuk

"Mampus!" Lexa yang tak beradab.

Maudy kesedak malah dimampusin.

"Makanya neng, jangan makan sambil ngomong, kesedak kan jadinya?" ujar Wanda memperingati, sembari memberikan minuman pada Maudy.

Maudy memukul dadanya. "Asyem, aku nelen apel," kesalnya.

Mendadak Jadi UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang