Suara keyboard komputer bersahutan di kamar Maudy yang kedap suara.
Nadanya bertubrukan membuat fokus berkumpul di satu titik.
Ceklak ceklek
Maudy refleks menoleh ke arah pintu, cewe itu mengernyit memberhentikan jari-jarinya yang tadi aktif bergerak.
Siapa?
Cewe itu mencabut flashdisk lalu memasuki aplikasi game online.
Maudy beranjak setelah game itu login.
Ceklek
Melly.
Maudy melotot kala Melly tiba-tiba mencekik sembari mengunci pintu kamar.
Maudy memberontak.
"Tan ah, kesurupan ente ya?" tanyanya keheranan.
Melly tak menghiraukan, cewe itu terus menambah kekuatan tangannya mencekik leher Maudy.
Maudy hampir kehilangan nafas, tak ada cara lain.
Dengan keahlian bela dirinya Maudy mencekal tangan Melly kuat, menarik tangan berkulit langsat itu menjauh dari lehernya.
Melly terkejut akan besarnya tenaga Maudy, bahkan karena saking terkejutnya Melly sampai tak sadar kalau, tangannya sudah terkunci di balik badan.
"Sshhh lepas anjing!" berontak Melly.
Maudy menghela nafas kasar, lalu menarik kerudung yang tadi dia pakai untuk mengikat tangan Melly.
"Awww." Melly merintih karena ikatan kerudung yang Maudy berikan sangat kuat.
"Enak, hm?" Maudy melipat kedua tangan di depan dada, cewe itu menyeringai.
"Lepas setan!"
"Oh wow? Setan kok teriak setan." Maudy terkekeh, mendekati Melly lalu mengangkat dagu cewe itu dan mencakarnya dengan kuku yang sengaja dia panjangkan.
"Jangan karena gue gak pernah ngelawan lo bisa seenaknya!" desis Maudy.
Melly berontak, berulang kali menendang Maudy dengan kakinya yang bebas.
Maudy yang geram menendang tulang kering Melly.
"Diem!"
Melly diam, cewe itu terkekeh sinis. "Hah, bener kan dugaan gue. Lo tuh cuma pura-pura amnesia!"
"Lah emang pura-pura, kenapa? Kaget? Apa ... ngerasa kalah sekarang, hm?" Maudy mendudukkan Melly, disandarkan cewe itu pada daun pintu.
"Ah setan! Lepasin gue!" teriak Melly, cewe itu kesakitan karena, kaki kanannya tertekuk sehingga cewe itu menduduki kakinya sendiri, sedangkan kedua tangannya masih terikat di belakang.
"Sakit?" Maudy kembali terkekeh, cewe itu menikmati raut wajah kesakitan Melly. "Padahal baru permulaan."
"Lo main-main hah sama gue!" Melly kesetanan, cewe itu berusaha melepas ikat kerudung di tangannya namun nihil, ikatan itu terlalu kuat.
"Lo yang main-main sama gue sih." Maudy menggedikan bahunya, cewe itu duduk di atas kasur dengan terus memandang wajah kesakitan Melly. "Mental es mochi aja belagu, cih dasar lemah!"
Melly menggelap, cewe itu berteriak meminta tolong dengan sesekali mencoba melepaskan diri.
Maudy terkekeh, kemana Melly yang sok jagoan itu?
Maudy beranjak, membuka lemari dan mengambil satu kerudung pasmina untuk menyumpal mulut Melly.
Suara berisik Melly lama-lama mengganggu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Ukhti
FantasyWarning!! PART TIBA-TIBA KEACAK SENDIRI, JADI BUAT KETIDAKNYAMANANNYA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA. Maudy Putri Salsabila salah satu santriwati di Pesantren Al-Hikmah, Jateng. Cewe berparas ayu dengan bulu mata lentiknya. Cewe dengan almamater...