Melly kabur dari penjara. Tidak ada yang mengetahui kapan dan bagaimana kejadian itu terjadi. Polisi curiga, ada orang dalam yang membantu itu semua.
Dimas menghela nafas gusah, dia takut Melly berbuat sesuatu di luaran sana. Dia hafal watak Melly yang tidak akan melepaskan musuhnya semudah itu.
"Gimana mas?" tanya Anggun pada suaminya.
"Belum ada informasi lebih lanjut."
Anggun turut cemas, dia yang pernah di bawah kendali anak itu jelas tidak bisa berfikir positif.
"Udah bilang sama Maudy?"
"Hah?" Dimas berbalik menghadap istrinya. "Belum. Dan aku gak mau ngasih tau dia, dia bisa berbuat aneh-aneh kalo sampe tau hal ini."
Dimas menghela nafas, memeluk istrinya erat. "Aku nggak mau Maudy kenapa-kenapa."
Anggun diam, wanita itu pun sama seperti suaminya, dia tidak mau kehilangan anaknya lagi.
"Tapi, apa nggak bahaya juga buat dia, kalo sampe gak tau? Kalo dia tau kan, seenggaknya bisa buat jaga diri."
Dimas menggeleng. "Aku bakal kerahin beberapa bodyguard buat jagain dia, kamu tenang aja."
Anggun mengangguk, dia ikut saja yang suaminya hendaki.
...
"Put?"
"Kenapa?"
"Udah tidur?"
"Belum, kenapa?"
"Melly, dia kabur. Aku mau nyari, kamu mau ikut?"
"Hah?"
Suara nafas memburu terdengar jelas di telinga Maudy.
"Lo jangan aneh-aneh. Kita suruh bodyguard kakek aja yang nyari, kalau perlu kita kerahin semua bodyguard kakek, bodyguard gue sama ayah lo. Lo gak usah ikut-ikutan."
"Nggak mau berarti?"
"Lo mau nekat?"
Maudy menghela nafas kesal, dia ini keras kepala.
"Ya udah, aku tutup telponnya."
"Iya, sekarang lo tidur. Jangan kemana-mana sampe gue ke rumah lo besok pagi. Oke?"
"Iya, ya udah. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumusalam."
Maudy menghempaskan tubuhnya di atas kasur, berfikir kira-kira siapa yang sudah membantu Melly melepaskan diri.
"Eh, aku kan-"
Maudy beranjak, bergegas berjalan ke arah komputer, menyalakan benda elektronik itu untuk mencari satu titik.
"Ketemu."
Club xx
"Wow, jauh juga dia kabur."
Maudy bergegas berganti baju, lalu keluar kamar mengendap-endap menuju garasi.
"Mari bermain."
...
Hampir sejam Maudy mengendarai motor menuju tempat Melly berada.
Cewe itu berjalan santai menghampiri petugas keamanan.
"Lagares HD, Dewi Suhita."
Petugas itu membungkuk setelah Maudy mengucapkan kata kunci keluarga Lagares.
"Selamat malam nona Suhita, ada keperluan penting apa hingga membuat nona jauh-jauh datang ke sini?"
"Aku mau nemuin temen, dia buronan polisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Ukhti
FantasyWarning!! PART TIBA-TIBA KEACAK SENDIRI, JADI BUAT KETIDAKNYAMANANNYA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA. Maudy Putri Salsabila salah satu santriwati di Pesantren Al-Hikmah, Jateng. Cewe berparas ayu dengan bulu mata lentiknya. Cewe dengan almamater...