Kembaran superdede
Mamassssss
Paan?Pengen liat ruko, anterin dong
Siap2 gw otw
Okeee<3
Maudy beranjak, mencepol rambutnya asal lalu masuk ke dalam kamar mandi.Maudy berdiri di depan cermin kamar mandi lalu menelisik lengan dan perutnya yang terdapat luka cambuk.
"Udah mendingan lah," ujarnya.
Maudy menghidupkan kran, membasuh muka lalu menggosok gigi. Dirinya sudah mandi, jadi, dia tak perlu repot-repot mandi lagi.
Tak lama Maudy kembali ke dalam kamar. Cewe itu memandang berbagai skincare peninggalan Maudy Willona.
"Males pake skincare," ujarnya. Maudy duduk di kursi rias. "Make sunscreen aja deh." Maudy mengoles pipinya dengan sunscreen, lalu lanjut memberikan sentuhan celak di kelopak matanya.
"Udah." Maudy beranjak, membuka lemari baju lalu memilih.
"Ah udah lah, ngapain juga rapih-rapih, kayak mau ke rumah camer aja." Maudy mengambil hoodie biru tua dan rok hitam panjang yang lebar di bagian bawah.
Cewe itu memakai rok, lalu lanjut memakai hoodienya.
Simpel namun Maudy suka.
Dirinya mengambil kerudung saudia hitam satu, melipat menjadi segitiga dan dipakai seperti biasa.
"Cakep," celetuk Maudy kala memandang penampilannya kembali.
Ting
Maudy menoleh, meraih hape-nya di atas kasur.
Kembaran superdede
Gw dibwh buru!Oke
Maudy kembali membenarkan kerudung, lalu dengan bekal ponsel dan satu uang berwarna merah Maudy keluar kamar.
...
"Bapak Dimdim!!" Maudy berteriak, lalu menghampiri ayahnya yang tengah berkacak pinggang di dekat pintu perpustakaan.
Maudy terkekeh.
"Izin pergi ya bapak?"
Dimas berdecak. "Ngapain?"
"Kencan lah."
Dimas mendengus. "Gayanya kayak punya cowo."
"Yeee, si bapak tidak tahu. Cowoku turunan Gemilang lho pak."
Dimas mendengkur.
"Heleh pasti dia kepaksa mau sama kamu."
Maudy berdecak, cewe yang sudah siap jalan itu ikut berkacak pinggang. "Udeh ditungguin lho bapak. Sageh ih kasih izin."
Dimas menaikan alisnya. "Sageh?"
"Cepetan."
Dimas berdecak, laki-laki dengan kaos abu itu menyentil kening putrinya. "Jangan bawel di luar."
"Enggak."
"Ya udah sana pergi." Maudy tersenyum, menyalimi ayahnya cepat dan bersiap keluar rumah.
"Ada uang gak kamu?"
Maudy memperlihatkan uang seratus ribuannya pada Dimas. "Udah. Nih."
"Segitu mana cukup," ujar Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Ukhti
FantasyWarning!! PART TIBA-TIBA KEACAK SENDIRI, JADI BUAT KETIDAKNYAMANANNYA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA. Maudy Putri Salsabila salah satu santriwati di Pesantren Al-Hikmah, Jateng. Cewe berparas ayu dengan bulu mata lentiknya. Cewe dengan almamater...