Dinginnya suasana malam yang meremangkan tengkuk Maudy, tak membuat empunya beranjak.
Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun gadis dengan baju biru tua itu belum ada niatan sedikit pun untuk beranjak.
"Perasaan keluarga dia ... sugih deh."
Maudy mengklik, salah satu artikel yang sendari awal tak membuatnya tertarik.
Menurut beberapa oknum yang memang dekat dengan keluarga Wijaya, mengatakan bahwa, anak sulung dari Keluarga Wijaya dinyatakan menghilang tanpa sebab namun, bapak Aris Basuki Wijaya seperti tidak memperdulikan. Terkait fakta, keluarga tersebut tidak pernah mengumbar akan hilangnya Putri sulung Wijaya dan juga kehidupan keluarga yang terlihat baik-baik saja seperti tak ada problem.
"Wish!" Maudy membusungkan badannya lebih maju, cewe dengan cepolan asal itu mengcopy fakta baru yang dia temukan.
Maudy mengetikkan sesuatu.
Ketemu!
Muhammad Guntur
Picture
"Kalo dia bisa ngetik artikel ini, berarti dia tau banyak tentang keluarga Wijaya," guman Maudy.
Maudy menghempaskan tubuhnya pada kursi putar.
Menghembuskan nafas kasar, Maudy memejamkan matanya rapat-rapat.
"Cantik bening gitu, kebanyakan rahasia!"
Maudy kembali memainkan laptopnya, mengetikkan sesuatu lalu setelahnya laptop tersebut terhubung akan 5 kamera pengintai yang dia sembunyikan.
Maudy memakai headset, membuka salah satu rekaman untuk dia tonton.
"Anjing lo!"
"Gila-gila mantul bener suaranya," desis Maudy seraya mengusap telinganya yang berdengung.
Maudy memundurkan waktu rekaman, melihat-lihat siapa tahu ada bukti yang tertangkap kamera pengintai tersebut.
"Eitsss ..." Maudy mempause.
Memperhatikan dengan saksama objek yang dia temukan di dalam rekaman tersebut.
"Ngapain?" Maudy kembali memutar rekaman.
Dengan menaikan kedua kaki, cewe itu menonton dengan akal pikiran yang berkelana.
"Hah? Seriously?" Maudy melotot, merasa tak percaya akan video yang dia lihat. "Kalo gini, pasti ada sesuatu.
Maudy kembali mengetikkan sesuatu, membuka beberapa rekaman dari hari pertama dia memasang kamera pengintai hingga tadi sore.
Ceklak ceklek
Maudy melotot, menoleh cepat pada gagang pintu yang sedang berusaha dibuka dari luar.
Maudy sedikit lega, karena dia sempat mengunci pintu.
Cepat-cepat Maudy beranjak, mengesave beberapa bukti yang dia temukan tadi lalu mematikan laptop.
Maudy kelimpungan, ah sifatnya yang tergesa-gesa ini sangat tidak dia syukuri kali ini.
Maudy meletakan laptop pada laci meja, mengunci 2 kali lalu memasukkan kunci tersebut pada celengannya.
Bergegas dia menuju kasur setelah telinganya mendengar suara kunci diputar.
Maudy memposisikan dirinya menghadap kanan, membelakangi pintu lalu memejam natural.
Ceklek
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Ukhti
FantasyWarning!! PART TIBA-TIBA KEACAK SENDIRI, JADI BUAT KETIDAKNYAMANANNYA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA. Maudy Putri Salsabila salah satu santriwati di Pesantren Al-Hikmah, Jateng. Cewe berparas ayu dengan bulu mata lentiknya. Cewe dengan almamater...