Mana yang kamu pilih?

544 64 0
                                    

!Warning!
Typo bertebaran, Kata kata mutiara
Maafkan author ini kalau ceritanya gaje/jelek.
Budayakan vote sebelum membaca.

Gambar karakternya Nana aku taruh sini aja Yee:v
__________________________

Seperti yang author bilang di chapter sebelumnya, author punya teori sendiri soal Nezuko jadi iblis..
Jadi gomen kalau ngga sama😞
=====================

(sudut pandang Nana)

Hari ini aku pergi mengunjungi Tanjiro di rumah Urokodaki-san, aku tidak sabar untuk melihatnya berlatih, aku juga membawa camilan untuknya sebagai hadiah atas kerja kerasnya.

“Tanjiro-kun!!” seruku pada Tanjiro yang sibuk mengayunkan pedang.

“Nana-san, ada apa kemari?” Tanjiro meletakkan pedang kayunya dan menghampiriku.

“aku membawakan dango untukmu” kataku sembari menyodorkan keranjang berisi dango.

“eeh benarkah, maaf jadi merepotkanmu” Tanjiro tersenyum kaku dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“ah tidak apa apa, bagaimana latihanmu?” tanyaku pada Tanjiro.

“ini sangat melelahkan…tapi aku akan berlatih sekuat tenaga agar bisa melawan iblis!” ucap Tanjiro bersemangat kemudian mengambil satu dango di keranjang.

“wah Nana-san ini sangat enak…” ucap Tanjiro dengan berbunga bunga.

“hehe..siapa dulu dong yang buat” balasku bangga.

“ngomong ngomong kenapa tiba tiba mengunjungiku?” tanya Tanjiro dengan memperhatikan dango di tangannya.

“aku ingin melihat kamu latihan, oh iya bagaimana keadaan Nezuko? Apa dia baik baik saja?” pertanyaanku barusan membuat Tanjiro terdiam sejenak.

“Nezuko…sedang tidur, sudah 1 bulan dia tidak bangun…apa menurutmu dia akan bangun lagi?” Tanjiro menatapku dengan tatapan sayu.

“dia pasti akan bangun Tanjiro, kamu harus yakin dengan itu…Nezuko berbeda dengan iblis lainnya, aku rasa Muzan bukan satu satunya yang mengubahnya menjadi iblis” penjelasanku membuat Tanjiro membelalakkan matanya.

“ma-maksudmu…ada iblis lain yang menyerang keluargaku?” aku hanya membalas pertanyaan Tanjiro dengan anggukan.

Setelah itu semuanya menjadi hening, apa seharusnya aku tidak mengatakan itu padanya? Mungkin Tanjiro sedang memikirkan pernyataanku barusan. Angin berhembus melalui rambutku dan Tanjiro seolah berusaha memecah keheningan. Tiba tiba aku teringat ucapan Yoriichi tadi, entah mengapa setiap teringat kata katanya tentang aku dan Muzan jantungku rasanya berdegup kencang.

“umm…Tanjiro” sapaku pada Tanjiro yang masih melamun.

“ya?” dia membuyarkan lamunannya dan segera menatapku menunggu perkataanku selanjutnya.

“apa menurutmu aneh jika seorang iblis mencintai manusia?” tanyaku pelan

“mengapa kamu bertanya seperti itu Nana-san?” dia bertanya balik

“memangnya apa salahnya jika seorang iblis jatuh cinta? Mereka dulunya juga manusia dan pasti pernah merasakan sakit hati dan perasaan lainnya” Tanjiro tersenyum padaku.

“kau benar…kira kira raja iblis itu bisa merasakan perasaan lagi atau tidak ya…” ucapku sambil Menatap ke langit langit.

“mu-mungkin, memangnya a-apa yang terjadi sampai kamu bisa memikirkan hal itu” ucap Tanjiro dengan terbata bata

“sebenarnya…aku pernah bertemu dengannya di hutan” jawabku pelan

“A-APAA?!!” dia berteriak tak percaya dengan kata kataku.

“a-apa yang dia lakukan?! Apa kau terluka saat bertemu dengannya?” Tanjiro langsung memegang kedua pundakku dan menatapku khawatir.

“ti-tidak terjadi apa apa Tanjiro, kami bahkan tidak bertarung sama sekali” jawabku, Tanjiro yang mendengar itu menghela nafas lega.

“lalu apa yang kalian lakukan?” Tanjiro meregangkan cengkeramannya di pundakku

“dari awal pertemuan dia sepertinya sudah mengenalku, kemudian langsung menawarkanku untuk menjadi iblis” ucapku pelan, Tanjiro hanya memperhatikan dengan seksama menunggu kalimatku berikutnya.

“dia tidak tau aku setengah iblis bahkan tidak menyadarinya, kami berbincang sebentar tentang iblis dan manusia…aku rasa ada kata kataku yang membuatnya merasa aneh, karena tepat setelah itu aku merasakan aura kesedihan dan kebencian disaat yang sama, dia sempat hampir membunuhku namun sepertinya pertanyaan terakhirku membuat hatinya sedikit menyala” jelasku panjang lebar.

“aku rasa dia merindukan seseorang” ucapku lagi.

“memangnya pertanyaan apa yang kamu lontarkan?” tanya Tanjiro penasaran.

“aku bertanya padanya pernahkah dia kehilangan orang yang dia sayangi? Tepat setelah itu dia membatalkan serangannya dan menunjukkan wajah bingung dan terkejut” ucapku lagi.

“mungkin kamu sudah menghidupkan hatinya yang membeku itu Nana-san” aku terkejut mendengar perkataan Tanjiro, ia mengatakan hal yang sama dengan Yoriichi. Aku tidak bisa menjawab pernyataannya itu.

“hei Tanjiro, andai kamu mendapat pilihan membunuh iblis atau membantu iblis kembali ke jalan yang benar, mana yang akan kamu pilih?” seketika aku merasakan hawa cemas dari Tanjiro, mungkin aku harus memberinya sedikit waktu.

“kau tidak harus menjawabnya sekarang, kau hanya bisa menjawabnya saat kamu sudah melihat sendiri mengapa mereka memakan manusia” jelasku kemudian berdiri dan bersiap pergi.

“kau mau kemana Nana-san?” Tanjiro menghentikanku.

“aku harus pergi sekarang, Mina pasti mencariku sekarang ini” jawabku dingin kemudian pergi.

Sebenarnya bukan itu masalahnya, aku merasakan seseorang sedang menguping kami tapi itu bukan hawa Urokodaki.

Yosh! Gimana ceritanya?
Kira kira siapa ya yang nguping Nana sama Tanjiro?
Jangan lupa vote biar author gabutz ini rajin upload U_U
See u next chapter 👋👋

Another Earth : Kimetsu No YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang