seharusnya kita...

492 52 7
                                    

!Warning!

kata kata Mutiara, typo bertebaran

Maafkan author ini klo ceritanya gaje/jelek

jangan lupa vote biar author gabutz ini rajin upload UwU

=============================

"hyo~ aku tidak menyangka kanjeng kita bisa nge blush"

"aku juga baru tahu, berita besar nih!"

"ayo beritahu uppermoon lainnya!"

"kita harus cari bukti dulu..."

"bagaimana kalau kita foto pakai kamera ini?"

"darimana kau mendapatkannya?"

"itu tidak penting, yang penting sekarang kita foto mereka dan tunjukkan pada yang lainnya"

"ayo pergi, aku sudah selesai"

"ayo"

Kembali ke Muzan dan Nana yang masih sibuk berbincang tentang diri masing masing.

"selain memakan manusia, apa yang biasa dilakukan para iblis?" tanya Nana

"hufftt...hanya makan, melawan pemburu iblis, dan tidur, itu saja..para pemburu iblis itu tidak membiarkan kami hidup tenang walau hanya sehari saja" Muzan menghela nafas

"pasti menyedihkan bukan, aku dan teman temanku juga sama, para pilar tidak pernah menyerah mengejar kami..." balas Nana dengan senyum tipis, Muzan hanya diam menatap gadis bernetra biru itu.

"hey Nana..." ucap Muzan setelah beberapa saat

"hm? Nani?" Nana menatap balik pria dengan pupil kucing itu

"kau bilang nyawa itu adalah sesuatu yang tak ternilai harganya bukan?" tanya Muzan

"benar, kenapa?" Nana bertanya balik

"lalu kenapa, setiap melawan iblis kau sering lupa dengan keselamatan mu sendiri? Ketika kau berkata kau tidak takut mati membuatku bertanya tanya, kenapa? Apa semurah itukah nilai jiwamu? Aku yang iblis saja selalu berusaha bertahan hidup sedangkan kau melawan iblis seolah olah untuk mengakhiri hidup, kenapa kau seperti ini Nana?" tanya Muzan sedikit sedih

Nana yang mendengar itu hanya tersenyum halus, memberi jeda selama beberapa saat untuk menjawab pertanyaan raja iblis di hadapannya.

"apa kau sangat takut akan kematian, Muzan?" Nana bertanya balik

"tentu saja! Semua makhluk hidup takut akan kematiannya sendiri termasuk aku! Dan bagaimana kau sendiri tidak takut?!" Muzan mulai kesal

"jika kau takut, maka ada satu hal yang bisa kau lakukan untuk menghilangkannya" Nana masih setia dengan senyum lembutnya

"apa itu" tanya Muzan penasaran

"ikuti hati nuranimu, lakukan sesuatu yang baik pada sesama makhluk dan itu bisa menenangkanmu" ucap Nana

"untuk...untuk apa aku peduli dengan makhluk lemah seperti mereka" ucap Muzan pelan

"itulah yang tidak kau mengerti, hatimu sudah membatu terlalu lama...melakukan hal baik itu sesuatu yang menyenangkan lho~" kata Nana

"benarkah?" tanya Muzan, Nana hanya mengangguk mantap

"tapi aku ingin menjadi makhluk sempurna, dan makhluk yang sempurna tidak memiliki emosi atau bahkan menolong orang lain..jika mereka melakukan kesalahan mereka pantas mati..." ucap Muzan lagi

'sekarang aku mengerti, sepertinya ada sesuatu yang aneh dalam tubuhnya' batin Nana

"orang bodoh mana yang mengatakan hal itu padamu? Makhluk yang memiliki perasaan justru membuat mereka semakin kuat,

bayangkan jika kau berjalan ditengah kota dan tiba tiba ada pencuri yang mengambil barangmu, kau berteriak teriak tapi tidak ada yang peduli dan orang orang hanya menatap datar...

bagaimana rasanya diacuhkan ketika kau berbicara dengan teman temanmu...bagaimana rasanya ketika kamu sedang menderita sakit parah dan tidak ada yang peduli padamu?" Nana menjelaskan panjang lebar.

Dag...

"dan satu lagi, membuat kesalahan bukanlah hal yang aneh...kita semua belajar dari kesalahan, kita menjadi lebih baik dari pengalaman, dalam pengalaman itu kita melakukan banyak sekali kesalahan karena itu...

jangan menganggap kesalahan adalah sesuatu yang harus dimusnahkan,  kita semua belajar dari kesalahan...kita seharusnya berterimakasih pada kesalahan kita dulu..." lanjut Nana

Deg...

'kata katamu...rasanya perasaanku bercampur aduk, kenapa kau megatakannya tapi...aku rasa kau ada benarnya juga...' batin Muzan menatap Nana dingin

"itu tidak terlalu membantu, pada akhirnya aku akan tetap mati" ucap Muzan dingin

"hmm...apa kau percaya dengan reinkarnasi?" tanya Nana

"aku tidak yakin...tapi aku pernah mendengar tentang itu sebelumnya" balas Muzan

"jika begitu, berdoalah pada tuhan agar kau mendapat kesempatan hidup untuk kedua kalinya...jika beruntung kau juga bisa mengingat semua memori di kehidupan sebelumnya" jelas Nana sambil melanjutkan menulis di buku catatannya

"apa kau yakin makhluk sepertiku bisa mendapat kesempatan kedua?" tanya Muzan ragu. Nana yang mendengar itu berhenti menulis dan menatap Muzan.

"jika di kehidupan ini kau tidak memiliki kesempatan untuk menebus dosamu, mungkin di kehidupan selanjutnya kau akan memiliki kesempatan" Nana tersenyum manis.

"...."

"um..Nana, apa kau sibuk malam ini?" tanya Muzan pelan

"tidak, ada apa?" Nana bertanya balik

"aku ingin mengajakmu ke suatu tempat apa kau keberatan?" ucap Muzan dengan sedikit merona.

"tentu, kemana kita akan pergi?" tanya Nanasenang

Yosh! gimana ceritanya?

maafkan author ini klo ceritanya gaje/jelek

Kira kira Muzan mau membawa Nana kemana ya...

penasaran? jangan lupa vote biar author gabutz ini rajin uploadUwU

See u next chapter~

Another Earth : Kimetsu No YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang