! Warning!
Typo bertebaran, kata kata mutiara.
Maafkan author ini kalau ceritanya gaje/jelek.
Jangan lupa vote biar author gabutz ini rajin upload UwU.
==========================puluhan tahun berlalu, kini aku berumur 18 tahun sedangkan Mai-chan berumur 20 tahun. ibu memutuskan untuk menjodohkanku tapi mengapa? Mengapa wanita lain dan bukan Mai-chan?!!.
“tidak! Kau harus menikah dengan keluarga bangsawan, apa yang orang katakan jika kau menikah dengan anak saudagar?!” ibuku menolak mentah mentah permintaanku.
“lalu bagaimana dengan janji ibu dengan ibunya Mai-chan, keluarganya dan aku! Apa ibu akan mengingkarinya?!” ucapku dengan berkaca kaca.
“….”
“besok kau akan bertemu dengannya jadi bersiaplah!” kata ibuku dingin kemudian meninggalkan ku sendiri di kamar.
Aku hanya diam melamun di kamar, memikirkan perasaan Mai-chan jika melihatku menikah dengan wanita lain.
“jika kita besar nanti aku akan menikah dan membangun keluarga yang harmonis dan bahagia! Tidak ada perbedaan derajat maupun kasta, sebuah kerajaan yang menjadi impian semua orang!”
“kalau begitu aku akan menjadi pendampingmu, kita akan membangun kerajaan itu bersama sama!”
Hiks…maaf Mai-chan, mungkin impian kecil kita akan tetap menjadi angan angan saja. Keluargaku lebih mementingkan kehormatan mereka, mungkin kita akan berpisah sebentar lagi…
“Mumu-chan? Apa kau baik baik saja?” terdengar suara lembut dari depan pintu kamarku.
“a-aku baik baik saja mai-chan…pergilah aku hanya mengantuk!” kataku.
“ba-baiklah..” kata Mai-chan kemudian pergi.
Keesokan harinya…
Semuanya sedang sibuk memperisapkan acara penyambutan dari keluarga kerajaan yang akan menjadi pendampingku. mereka bisa memiliki tubuhku, ragaku, kerajaanku namun tidak hatiku! Hatiku tetap untuk Mai-chan dan tidak ada siapapun yang dapat menggantikannya!
“Muzan apa kau sudah siap? Pasanganmu sekaligus menantu ibu akan segera sampai!” kata ibuku dari depan pintu kamar.
“dia mungkin menantu ibu tapi bukan pasanganku, aku hanya akan menerima Mai-chan!” kataku kesal.
“dengarkan ibu, ini demi kebaikan kita semua…ibu tahu kau akan membutuhkan waktu untuk menerimanya…jadi berusaha bukalah hatimu untuk jodohmu nanti ya?”
Aku tidak bisa menolak permintaan ibu, tapi bukan berarti aku bisa menerimanya. Setiap kali aku mengingat perjodohanku aku selalu merasakan firasat buruk.
“i-ibu…apa kau sudah memberitahu Mai-chan tentang ini…” tanyaku ragu
“so-soal itu…ibu belum memberitahunya…i-ibu tidak ingin menyakitinya..” kata kata ibu sempat meragukanku, apa ibu berencana tidak memberitahunya? Apa ibu membohongiku?
“kalau begitu ibu- ibu akan mengecek persiapan diluar” ibuku langsung beranjak pergi meninggalkanku, aku menjadi semakin curiga. Apa yang sebenarnya ibu sembunyikan?
Setelah siap aku diam diam mengajak Mai-chan ke taman yang biasa kami kunjungi di belakang istana, siap tidak siap aku harus memberitahunya. Mereka bisa menjodohkan aku kapanpun.
“Mai-chan…” kataku pelan memandangi Mai-chan duduk di bangku taman dengan bunga mawar yang selalu terpasang di rambutnya.
“ah Mumu! Kau terlihat berbeda hari ini, apa ada acara khusus hari ini?” berhentilah tersenyum, kau mempersulitku untuk mengatakannya.
“se-sebenarnya ada…” kataku lirih
“huh? Ada apa?”
“berjanjilah jangan terkejut..” aku duduk disebelah Mai-chan.
“hmp!” balasnya cepat
“ha-hari ini ibu..ibu akan menjodohkanku dengan putri kerajaan tetangga” kataku lirih kemudian memandang Mai-chan.
Wajahnya yang tadi ceria dan selalu tersenyum kini perlahan pudar, dapat terlihat jelas sebentar lagi ia akan menangis.
“ma- mai-chan..”
“tidak apa apa Mumu, aku yakin ibumu pasti melakukan yang terbaik untuk kita berdua…mungkin persahabatan kita akan berakhir disini…” Mai-chan masih berusaha tersenyum, aku tahu seberapa sakit itu karena aku juga merasakannya.
“semoga…semoga kalian langgeng ya… aku akan selalu mendukung kalian, jangan lupakan aku jika kalian menikah nanti…sayonara…”
“MAI-CHAN!!”
Sudah terlambat, belum sempat aku mengikutinya beberapa pelayan datang mengantarku ke ruang utama, menantu ibuku sudah datang.
Selama pertemuan berlangsung aku hanya diam, aku terus memikirkan kemana Mai-chan pergi. Aku takut terjadi sesuatu padanya.
“Muzan, kenapa kau diam saja?” ibu membuyarkan lamunanku, seketika semua mata mengarah padaku.
“ti-tidak bu…aku hanya malas bicara saja” itu memang benar, aku memang sedang malas bicara sekarang ini.
“apa kau baik baik saja? Tadi aku tidak sengaja melihatmu dan teman perempuanmu, kau membuatnya menangis apa terjadi sesuatu?” kata seorang gadis berambut coklat dengan nada yang dibuat buat, bisa dibilang cari perhatian.
Gadis itu bernama Clarissa, nama yang aneh bagiku. Ia memiliki manik berwarna biru laut, kulit yang sedikit gelap, hampir mirip wanita pada umumnya.
Tapi tetap saja Mai-chan lebih cantik! Aku yakin seluruh keluargaku juga berpikir hal yang sama, ntah apa yang membuat mereka berpikir menjodohkanku dengan wanita ini hal yang bagus.
“itu bukan urusanmu” jawabku dingin.
“Muzan! Dia itu jodohmu!” tegur ibuku
“dia bukan jodohku! Aku tidak akan pernah menerimanya walau sampai kapanpun!” aku berdiri dan pergi meninggalkan orang orang yang masih menatapku terkejut.
“Mu-Muzan!” ibuku berusaha mencegahku pergi
(sudut pandang penulis)
“tidak apa apa yang mulia…mungkin mood nya sedang buruk, nanti jika sudah membaik anda bisa mencoba bicara padanya” kata Clarissa sopan.
“hufft..kalian memiliki putri yang sangat bijak, dia akan menjadi pasangan yang cocok untuk purtaku…entah kenapa dia masih belum bisa menerima nya” ibu Muzan menghela nafas.
(sudut pandang Muzan)
Aku pergi ke kamarku dengan terisak, entah mengapa saat aku melihat Clarissa aku sangat membencinya. Wanita itu merusak hubunganku dengan Mai-chan.
Saat masuk ke kamar aku melihat secarik kertas kecil, ini surat DARI MAI-CHAN!!. Langsung saja aku membacanya dengan hati berdebar debar.
Yosh! Gimana ceritanya?
Maafkan author ini kalau ceritanya gaje/jelek.
Kira kira isi suratnya Maiko apa ya...penasaran?
Jangan lupa vote biar author gabutz ini rajin upload UwU.
See u next chapter 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Earth : Kimetsu No Yaiba
Fantasy"wah~ aroma darahmu itu sangat lezat...apa aku boleh mencicipinya gadis manis?" terdengar suara seseorang dibelakangku, perasaaanku tidak enak nih! Aku rasa aku akan bertemu si domba genit itu. Dan benar saja saat aku menoleh kebelakang ku dapati pr...