"Nanaa! Nanaa! Keluarlah aku sudah selesai!" terlihat Muzan sedang mencari Nana
'kenapa perasaanku tidak enak yaa...' batin Muzan khawatir
"Nana keluarlah! Ini tidak lucu!" seru Muzan, namun karena tidak ada jawaban Muzan memutuskan untuk mencari Nana melalui aura tubuhnya.
"jika aku sedang dalam bahaya atau keadaan terdesak, aura tubuhku bisa tercium dalam jarak lebih dari 1 kilometer dengan tujuan agar seseorang bisa menciumnya dan datang membantu"
"aku bisa menciumnya dari sini...apa jangan jangan..." gumam Muzan segera berlari menuju asal aura tersebut. Selama berlari raja iblis ini terus berteriak memanggil nama Nana berharap gadis itu bisa mendengarnya namun hasilnya nihil.
Setelah cukup lama mencari akhirnya Muzan bisa melihat surai biru Nana dari kejauhan, dengan segera Muzan menghampirinya dengan perasaan khawatir yang semakin besar.
"Nana-san! Akhirnya aku menemukanmu-" saat sampai Muzan melihat tubuh Nana tergeletak di tanah dengan darah yang mengalir deras di kepalanya.
"Na-Nana...bangunlah, aku disini...jangan khawatir" Muzan mengelus surai biru Nana berharap mendapat respon dari gadis itu
"Hei bukalah matamu...i-ini tidak lucu! Hentikan candaan ini!" tanpa sadar Muzan mulai meneteskan air mata, ia mengecek detak jantung gadis yang sekarang ada di pangkuannya. Sayangnya detak jantungnya sangat lambat, seolah ini akan menjadi akhir dari Nana.
"Nana...." Muzan sudah tidak bisa berkata apa apa lagi, air matanya menetes semakin deras. Ia bertanya tanya pada dirinya sendiri mengapa dirinya bisa menangisi gadis yang sekarat di depannya ini, seharusnya ia memakannya.
"apa yang kau lakukan sampai seperti ini..! kau membuat raja iblis yang terkenal bengis ini menangis! Kenapa...apa kau berniat mempermainkanku, kau menghancurkan harapanku untuk bisa kebal terhadap matahari kau tahu itu! Pa-padahal kita sudah menemukan ramuannya, hanya sedikit lagi..."
"...."
"sudahlah. mengatakan itu semua tidak akan membuatmu sadar kembali...kau tahu Nana, sejak kedatanganmu Aku mulai merasakan hal hal aneh...."
Sementara Muzan mengsad dengan Nana yang sedang sekarat, mari kita lihat keadaan babunya yang sedang menjaga Ayumi dkk.
"Yeeaayyy Aku menang lagi!!" seru Daisuke bangga
"Kau memang hebat dalam permainan ini Daisuke!" puji Sekido
"Ahh...aku kalah lagiii~" ucap Douma dengan wajah sedih yang dibuat buat
"Ternyata kau tidak seburuk dugaanku" kata Ozora pada Douma
"Ahh biasa saja~" - Douma
"Bagaimana kalau kita melakukan sesuatu yang lain, aku mulai bosaaann" kata Mina
"Hmm...." Douma tampak berpikir
"Bagaimana kalau kita bermain dengan kloningnya Hantengu!" usul Daisuke
"Iya setuju, Douma bisakah kau panggilkan mereka?" kata Ozora semangat
"Iya, kami mohon~ ada beberapa urusan yang belum sempat terselesaikan dengan mereka" rayu Makomo
"bagaimana ya....baiklah!" – Douma
Sreekk...
Tiba tiba pintu ruangan digeser, Nampak seorang iblis dengan kimono merah dan coklat, Itu Hantengu.
"Iblisnya datang duluan dong..." gumam Makomo
"Ah Hantengu-dono, baru saja aku ingin menjemputmu" ucap Douma dengan nada genitnya
"eeehhhh.....ada apa mencarikuu..?" tanya Hantengu bingung dan sedikit takut
"Ayo kita bermain bersama!" ucap Douma dengan senyum ramah
"Iya Hantengu-san, kita ada urusan yang belum sempat selesai beberapa waktu lalu~ benar kan Makomo?" Sabito dan yang lainnya kecuali Douma dan Ayumi mendekati Hantengu dengan nichirin di tangan mereka.
"Iya benar, ayo kita bermain dulu Hantengu-san~" Makomo memberikan senyum lembut namun dengan aura membunuh
"Eeeeepppp...!!!" seru Hantengu takut
"Ada apa Hantengu-san, apa kamu takut? Kita hanya akan bermain kok. Kalau kamu kalah nanti kami akan dorong otakmu keluar" kali ini Ozora yang berbicara
"Ingat saat kamu dan kloningmu membuat perut nee-san terluka parah saat kondisinya sedang kurang baik, sampai berlubang pula. Ditambah lagi kalian juga menusuk matanya" Daisuke memberi senyum mengerikan pada Hantengu
"Ah aku tidak sabar memainkan jurus mematikanku ini lagi pada kalian~" – Mina
"Jangan banyak bicara, ayo mulai permainannya" Ozora mengangkat lengannya bersiap untuk mencakar Hantengu.
Mereka akhirnya mulai bermain kejar kejaran, Hantengu tidak sempat membelah diri karena mereka sangat cepat. Ditambah kelincahan Makomo membuat iblis tua ini kesulitan untuk menghindar.
Akar panjang Mina terus menerjang Hantengu tanpa celah sedikitpun, tapi pak tua ini iblis bulan atas tentu saja akar itu dapat dengan mudah dihindarinya. Daisuke berusaha menyerangnya dengan jurus pernafasannya tapi terus meleset.
Sementara mereka bertarung, Douma dan Ayumi hanya memperhatikan dari ujung ruangan.
"Waahh sepertinya mereka bersenang senang~" ucap Douma dengan senyumnya
"Hei Ayumi-chan, kenapa kau tidak bergabung dengan mereka~?" Douma masih setia dengan senyumnya
"....tidak, aku akan tetap disini" balas Ayumi dingin, gadis itu tampak muram
"eehh... ada apa Ayumi-chan, apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Douma penasaran
"tidak ada, hanya saja...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Earth : Kimetsu No Yaiba
Fantasía"wah~ aroma darahmu itu sangat lezat...apa aku boleh mencicipinya gadis manis?" terdengar suara seseorang dibelakangku, perasaaanku tidak enak nih! Aku rasa aku akan bertemu si domba genit itu. Dan benar saja saat aku menoleh kebelakang ku dapati pr...