SW - 02 || Jadi anak SMA lagi?

80.1K 8.2K 792
                                    

Vote sebelum baca yaa ><

Kalau menurutmu cerita ini seru, jangan lupa rekomendasiin ke temen-temen kalian! Ajak temen-temen kalian buat baca kisah Shava juga, yaaa 😍🙌

Kalau menurutmu cerita ini seru, jangan lupa rekomendasiin ke temen-temen kalian! Ajak temen-temen kalian buat baca kisah Shava juga, yaaa 😍🙌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar gedoran pintu yang cukup keras, mau tak mau Shava bangkit dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu kamar. Tak biasanya Shava bangun tidur dibuat jantungan seperti ini, tapi sekarang? Ah! Shava sangat kesal.

"Hoam." Shava menguap tepat saat pintu kamar terbuka.

"Mana sarapan pagi ini hah?! Kamu tidak mau sekolah?!" Suara bariton lelaki tua yang ada dihadapannya sekarang membuat telinga Shava sedikit berdengung. Apa-apaan ini. Tidak bisa apa, ya, sedikit memelankan suaranya?

Dengan santai Shava menguap lagi membuat wajah Kevin ---- Ayah tirinya yang mulanya merah kini sudah mulai menghitam. Emosi, marah, kesal, lapar, semuanya Kevin rasakan saat ini.

"Yaudah, mau bikin sarapan dulu," ujar Shava meninggalkan Kevin yang masih diam mematung menahan amarah.

Shava sudah memikirkan masalah ini semalaman. Ia ingin mengikuti alur cerita I'm Fine agar secepatnya ia bisa keluar dari sini. Ia tak mau berlama-lama ada di dunia ini, sangat membuat Shava tertekan saja.

Biasanya Rea pagi-pagi memasak telor mata sapi, dan Shava akan melakukan itu. Dalam hatinya ia terus berharap setelah ia mengikuti alur ceritanya, ia bisa cepat-cepat kembali ke dunia asalnya.

"Handphone Rea ke mana, ya?" Shava baru sadar, dari kemarin ia tidak memegang handphone Rea sama sekali. Kemanakah handphone itu pergi?

"Pagi-pagi begini enaknya tidur, terus siangnya makan di restoran bareng Kaira. Beh! Berasa di surga bos!" Shava tertawa meratapi nasibnya yang kini sudah berubah 100% dari kehidupan sebelumnya.

•••

Sehabis membersihkan tubuh, Shava berkacak pinggang melihat isi lemari yang berukuran cukup pendek itu. Ia ingin pergi ke sekolah, tetapi seragam sekolahnya tak juga ia temukan sedari tadi.

"Seragam enggak ada, ngulang jadi anak SMA lagi! Arghhh, komplit banget!" Saking geramnya Shava tak sadar mencengram pintu lemari dihadapannya hingga mengundang suara kayu patah yang membuat Shava kaget.

Cahaya kamarnya yang redup membuat Shava semakin sulit mencari seragam yang ingin ia pakai. Berkali-kali Shava juga mencari handphone milik Rea, agar bisa mudah mencari seragam itu. Tetapi handphone itu pergi entah ke mana, sedangkan Shava sangat butuh sekali benda pipih itu.

Shava's World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang