SW - 16 || Buku aneh

40.1K 5.3K 675
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ken?" ucap Shava dan Retha serempak saat mereka tau orang itu adalah Kenzo.

Kenzo mendekati Shava. "Kamu disini juga, ya?"

Shava mengangguk. "Lo juga? Sama siapa?"

"Sendirian," jawab Kenzo.

"Kenzo ..... " Retha menarik lengan Kenzo, Retha kemudian mulai menangis mengingat sikap orangtuanya tadi.

"Kenapa Tha? Ada yang jahatin lo?"

Retha diam membuat Kenzo khawatir.

"Ken, sebaiknya lo bawa dia pergi deh, yang sekiranya buat dia tenang, biar ga ngomel-ngomel terus," ucap Shava membuat Kenzo menatap lekat manik matanya.

"Kamu sama siapa ke sininya?" tanya balik Kenzo.

"Sama temen."

Kenzo mengangguk. "Sorry, ya, Shav, kalau aku ..... " Rasanya untuk melanjutkan ucapannya, Kenzo merasa keberatan.

"Udah, gue ga masalah kok."

***

Sesampainya didepan rumah, Shava mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. Ia kira, saat Anneth maupun Kevin tau bahwa dirinya diluar, pintu rumah tidak terkunci. Tapi ternyata salah, pintu tetap dikunci dari dalam.

"Ma ...., Buka pintunya! Shava pulang."

Tok! Tok! Tok!

"Buka dong ih!" Karena merasa kesal tak ada jawaban dari dalam rumah, Shava duduk di kursi kayu yang ada di teras rumahnya.

Perlahan-lahan Shava membuka high heels-nya lalu menyandarkan punggungnya di kursi tersebut. Terasa keras memang saat Shava menyandarkan punggungnya di kursi itu, maklum, bukan sofa.

"Sudah pulang kau?" tanya suara yang tak asing di pendengaran Shava. Shava mulai membuka matanya, ia melihat samar-samar tubuh Kevin di kejauhan.

Hening, Shava tak menjawab pertanyaan ayah tirinya itu.

"Mana oleh-oleh buat saya?"

Shava mengelih ke samping, ia meraih paper bag di atas meja lalu menyerahkan kepada Kevin.

Dengan semangat Kevin berlari menuju tempat Shava berada kemudian mengambil paper bag tersebut.

"ANNETH! BUKA PINTU SIALAN INI!"

Butuh dua menit menunggu, pintu kayu yang mulai rapuh itu terbuka. Shava menghela napas berat, Anneth ini memang pilih kasih!

"Wah, kamu tumben bawa oleh-oleh gini sama aku, Mas?" tanya Anneth penuh keceriaan di wajahnya.

Shava's World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang