SW - 15 || Kerja sama tetap batal?

42.3K 5.5K 444
                                    

Tandai typo✍️

Vote sebelum baca ✅

Vote sebelum baca ✅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak ..... Apa tidak ada kesempatan lagi?" tanya Adam agar Gara bisa berubah pikiran.

Gara berjalan mendekat ke arah Retha. "Sekali lagi saya tahu bahwa kamu menghina Shava, kamu akan tahu akibatnya," ancam Gara membuat Retha langsung berlari memeluk Maminya.

Shava yang melihat kejadian itu nampak canggung. Apalagi saat melihat keluarga Retha yang sedih karena Gara memutuskan untuk membatalkan kerja sama. Dan itu semua terjadi karena dirinya?

Tapi tidak munafik, sih, ia sedikit merasa menang juga dari Retha.

"Jujur Mami kecewa sama kamu, Tha. Mami enggak pernah mengajari kamu berbicara kotor seperti itu, dan sampai menginjak harga diri orang lain. Mami malu punya anak seperti kamu."

Retha menatap sendu ke arah Maminya. "Mami malu punya anak seperti Retha?"

Tanpa ragu-ragu lagi Asha mengangguk. "Malu sekali. Maaf, jika perkataan Mami buat kamu kecewa, tapi Mami lebih kecewa dari pada kamu, Tha."

Retha meremas dress berwarna putih yang ia pakai malam ini. Matanya menyorot tajam ke arah Shava.

"Ini gara-gara lo!"

Asha menatap Shava yang terdiam disana dengan tubuhnya yang dipeluk tulus oleh Gabriel. Tatapan Asha dan Shava bertemu, sehingga membuat Asha memiliki perasaan yang tak enak mengenai gadis itu.

Mengapa ..... Gadis itu membuat saya ingin memeluknya? Menenanginya? Batin Asha bertanya-tanya.

"Pak Gara, sekali lagi saya mohon maaf atas sikap anak saya kepada gadis itu. Saya benar-benar tidak tau, jika sikap Retha diluar seperti ini," ucap Adam kepada Gara.

"Bukan saya yang di hina," jawab Gara dengan raut wajah datar.

"Hai gadis manis, atas nama Putri saya, saya benar-benar minta maaf, ya. Saya benar-benar tidak tau jika Retha bersikap seperti ini di luar."

Shava tersenyum. "Enggak apa-apa kok, Om."

Asha melepaskan pelukan Retha, lalu ia melangkah maju untuk menghampiri Shava. "Nak ..... Maafin anak Tante, ya?"

Shava tersenyum. "Iya, Shava maafin kok Tante."

Asha terharu kemudian memeluk tubuh Shava. Ada yang berbeda dengan Shava maupun Asha. Shava dan Asha merasakan pelukan itu ..... Pelukan yang sangat nyaman. Walaupun sebelumnya mereka berpelukan dengan siapapun, tak pernah keduanya merasakan perasaan yang seperti sekarang. Rasanya ..... Mereka sama-sama tak mau melepaskan pelukan itu saking nyamannya.

Shava's World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang