SW - 35 || Sisi lain seorang Zidan

31.5K 3.9K 127
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedari tadi Zidan menahan amarah melihat sebuah foto yang dikirimkan oleh salah satu anggota Ravegas yang memang di perintahkan untuk memata-matai Shava di sekolah.

Bukan, bukan Zidan terlalu posesif sehingga memerintahkan anak buahnya untuk menjadi mata-mata. Dia hanya ingin menjaga dan melindungi Shava lewat anak buahnya itu.

Jika sampai Elvan berani membully gadisnya lagi, dia cukup cepat untuk langsung melindungi gadisnya. Hanya itu.

"Sialan! Beraninya dia mau ngambil apa yang udah jadi milik gue!" Rahang tegas Zidan mulai mengeras, tatapan matanya juga sangat tajam menghunus ke depan.

Cklek.

"Sore anaknya Mommy. Gimana? Udah membaik belum? Jangan lupa minum obat, ya, Nak. Tadi Dokter Keenan bilang kamu harus rajin minum obat," ucap hangat Gabriel sembari meletakkan air putih beserta obat dari Dokter Keenan yang baru saja berkunjung ke mansionnya.

Zidan mengangguk patuh.

"Shava belum datang, Mom?" tanya Zidan basa-basi.

"Sudah sayang. Cuman dia masih di bawah, lagi ngobrol sama Abang."

Seketika kepala Zidan menoleh mendengar kata Abang yang keluar dari mulut Mommynya. "Eric maksudnya?"

Gabriel mengangguk.

"Tadi Shava sempet mau kesini, cuma karena Abang minta bantu sedikit sama Shava, akhirnya Shava urung deh kesininya."

"Dia minta bantu apa? Dia kan udah besar?"

Gabriel tersenyum lalu mengelus pundak Zidan. "Ternyata kedatangan Abang tadi malam kesini itu ketahuan sama papanya. Abang Idan kan tau sendiri gimana marahnya papa Abang Eric kalau sampai tau anaknya main kesini."

Zidan memutar bola mata jengah. Dengan terpaksa dia menghempaskan selimut tebalnya ke sembarang arah.

"Lho, Abang mau ke mana?" tanya Gabriel saat Zidan keluar dari kamar. Dia sangat khawatir dengan keadaan putranya yang belum benar-benar pulih.

Zidan menghentikan langkahnya ketika sampai di tangga paling atas. Dia menatap sebentar ke bawah dan ya! Disana atau lebih tepatnya di bawah terjadi drama yang sangat menjijikkan membuat Zidan muak sekali.

"Lo kesini mau ngurusin siapa sebenarnya?"

Pertanyaan dari Zidan membuat Shava menoleh dengan wajah yang begitu kaget. Perlahan dia menurunkan tangannya yang tengah mengobati wajah Eric.

"Zid, gue cuma bantu dia doang kok. Luka dia dari semalam belum di obati, dan gue mau bantu coba obatin."

"Dia udah besar, Va, dia punya tangan."

Shava's World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang