Part 8

2.2K 166 0
                                    

"Permisi" Ucap Nara pelan saat memasuki ruang BEM di kampusnya.

Hari ini pemuda itu memutuskan untuk bertanya sedikit mengenai event yang akan di laksanakan beberapa minggu lagi. Rencananya ia ingin bertanya mengenai kamera yang akan ia gunakan nantinya.

"Eh Na ngapain kesini? Ada perlu?" Ucap Haldis yang sedang duduk anteng sambil memakan sushi yang di belikan Ezra barusan. Tapi pemuda itu malah pergi dan bilang kalo ada kelas, tau gitu Haldis gak minta tolong untuk di belikan sushi.

Hanya ada mereka ber 2 di ruangan itu saat ini, mungkin anggota lain sedang ada kelas.

"Oh kak Haldis, iya nih mau nanyain masalah kamera. Btw lo gak ada kelas kak?" Ujar Nara seraya duduk di kursi tepat di samping kakak tingkatnya itu.

"ada sih tapi biasalah dosennya batalin kelas seenak jidat. Tau gitu gue rebahan aja di rumah" Ucapnya kesal yang mengundang kekehan dari Nara.

Omong-omong, Haldis dan Nara cukup dekat dalam beberapa minggu mereka mengenal. Bahkan Haldis sudah banyak bercerita pada Nara begitupun sebaliknya.

"Sabarin aja kak, gue juga sering jadi korban dosen" Ucap Nara.

"Oh iya lo tau gak kapan kak Galen biasanya kesini?" Lanjutnya.

"Tu anak jarang kesini Na, kalo gak rapat ya gak dateng rapatpun mesti di seret dulu kesini" Jelasnya sambil menyuapkan potongan sushi terakhir miliknya.

"Yah... Yaudah deh ntar kalo rapat aja gue tanyain" Ucap Nara lesu.

"Rere mana Na?" Tanya Haldis.

"Biasa lagi makan siang sama kak Jeno" Sahut Nara seadanya.

"Kuat juga lo liat mereka wkwkwkwk"

"Ya mau gimana lagi wong mereka pacaran kan?"

"Lo masih sering di ganggu gak sama fans Jeno?" Haldis bertanya dengan melihat langsung pada adik tingkatnya itu.

"Ya gitu deh" Jawab Nara acuh.

Flashback on

Hari senin dimana Nara memiliki kelas pagi dan pemuda itu baru saja selesai mengikuti kelas paginya.

Waktu baru menunjukkan pukul sepuluh pagi saat Nara keluar ruang kelas. Pemuda itu menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka agar ia bisa kembali segar setelah melalui kelas yang cukup memusingkan tadi.

Nara menghelas nafas seraya melihat pantulan wajahnya di cermin wastafel. Ia masih mengingat banyaknya hujatan yang ia dapat sejak menginjakkan kaki di kampus. Ada yang membicarakan ia di belakang bahkan ada yang secara terang-terangan menghina di depannya.

Alasanya tak lain dan tak bukan karena ia yang ikut kencan bersama sahabatnya dan Jeno. Entah siapa teman kampus yang sialnya kebetulan melihat mereka kemarin dan mengupload foto mereka di twitter dan twitt tersebut akhirnya di banjiri hinaan dan umpatan untuknya. Tapi untungnya ia berhasil membuat Reiga tidak melihat twitt itu.

Brakk...

Gebrakan pada pintu toilet membuat Nara berjenggit kaget.

"Kalian siapa? Ini toilet cowok kenapa kesini?" Ujar Nara acuh tak acuh. Pemuda itu merasa tidak punya urusan dengan 3 gadis yang masuk ke toilet pria itu.

"Bacot bener, murid beasiswa aja belagu lo" Ucap gadis yang berdiri paling depan.

Nara yang melihat bahwa ia sedang di labrak entah karena apa sudah ancang ancang untuk kabur namun wanita itu lebih cepat menarik tangannya dan mengempas tubuh Nara ke lantai.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang