4 hari berlalu sejak kejadian pembullyan pada Nara, keadaan pemuda itu sudah membaik. Hanya saja memar di wajahnya masih sedikit terlihat.
Dan selama 4 hari itu pula Nara tidak pernah absen sekalipun dari rapat untuk persiapan event di kampus mereka. Hari ini rapat terakhir sudah di lakukan dan persiapan event di lapangan akan mulai di lakukan 2 hari lagi.
Setelah mendekam di ruang rapat selama 2 jam akhirnya semua anggota BEM dan panitia tambahan lainnya bisa bernafas lega karena rapat pembahasan yang di pimpin oleh Jeno itu telah di tutup.
"Untuk bagian perlengkapan inget lusa udah lengkap semua dan untuk semua bentuk pengeluaran di minta nota untuk di setor ke bendahara" Ucap Ezra selaku wakil presma.
"Baik saya rasa rapat cukup sampai disini" Setelah Jeno berucap demikian seluruh mahasiswa dan mahasiswi keluar dengan lemas.
Di ruangan itu tersisa beberapa orang yaitu Nara, pasangan GalRei, Haldis, Ezra, dan juga Jeno.
"Besok kameranya gue bawain ya Na" Ucap Galen pada Nara yang memang duduk di sampingnya.
"Siap kak, ntar kabarin aja"
"Eh guys gimana kalo kita ke cafe deket mall xxx, katanya makananya enak disana" Celetukan Haldis tiba-tiba memecah keheningan di ruang besar itu.
"Males" Jeno membalas singkat yang langsung di respon delikan oleh Haldis.
"Lo harus ikut, titik!!" Tegas Haldis.
"Gue sih bisa aja kak" Reiga merespon setelah membereskan barang miliknya.
"Kalo Rere ikut gue ikut" Balasan dari Galen mererima respon julid dari Haldis.
"Udah kena Virus bucin lo?"
"Dih iri bilang Hal, jomblo mana ngerti" Ezra berucap sambil mengusap kepala Haldis dengan sedikit kasar.
"Iya tau yang dijodohin mah beda" Haldis berbalik menggoda Ezra.
Pemuda manis itu baru tahu fakta bahwa sahabat tampannya yang juga sempat menaruh perasaan padanya itu ternyata sudah di jodohkan dengan pemuda yang dikatakan merupakan anak dari sahabat orang tuanya sendiri.
"Njing gara-gara lo ya sering banget doain gue yang aneh aneh" Ezra mengumpat kesal.
"Nye nye nye gue gak denger"
"Ini gimana jadinya? Jadi gak kak?" Nara bertanya karena jengah dengan tingkah 2 orang itu.
"Jadi dong, lo harus ikut Jen gak terima penolakan" ucap Haldis sambil menarik Jeno untuk berdiri.
"Let's goooo!!" lanjutnya.
***
"Ck kakak ngapain ikut sih, saya kan belum setuju kakak ikut" Haldis sedikit menggerutu.
Saat ini mereka ada di restoran makanan korea. Mereka tidak jadi ke kafe karena Jeno menolak dan memilih membawa mereka semua ke salah satu restoran dan berjanji akan mentraktir mereka.
Dan tentang kenapa Haldis menggerutu, hal itu karena adanya sesosok pemuda tampan yang sudah mengintilinya sejak beberapa minggu lalu. Bahkan entah kenapa pria ini selalu ada dimanapun dia berada.
Flashback on
Rombongan Haldis baru saja tiba di parkiran kampus dan mereka sudah bersiap untuk berangkat ke restoran yang disarankan oleh Jeno dengan Reiga dan Galen ada dalam 1 mobil, Haldis Ezra dan Jeno berada dalam 1 mobil sedangkan Nara memilih untuk membawa motor miliknya.
Namun, baru saja Haldis akan memasuki mobil milik Jeno suara seseorang menghentikan niatnya.
"Baru pulang?" Ucap orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionNara dan Reiga itu sahabat dekat, mereka punya banyak banget kesamaan sampe suka pun sama orang yang sama. Tapi, takdir mereka tetaplah berbeda