Part 16

2.3K 179 7
                                    

Jeno mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kontrakan Nara. Dipikirannya hanya satu, Nara memberi tahu Reiga dan Reiga yang mempermainkannya. Emosi menguasai Jeno hingga ia tidak bisa berfikir jernih sedikitpun.

Jeno memarkirkan mobilnya asal di halaman kontrakan Nara, tidak perduli waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam Jeno mengetuk pintu kontrakan Nara dengan brutal.

Bruk...
Bruk...
Bruk...

"NARA BUKA PINTUNYA!!!" Teriaknya tanpa perduli dan terus memukul pintu kontarakan tersebut.

Nara yang baru saja membersihkan diri setelah menangis menyerngit bingung saat mendengar gedoran pada pintu kontrakannya.

"Siapa sih? Suaranya kek kak Jeno" Gumamnya pelan.

Tanpa menjawab, Nara beranjak menuju pintu kontarakannya dan membuka pintu tersebut santai.

Ceklek...

"Loh kak-"

Bugh...

Satu pukulan melayang ke rahang kanan Nara sebelum ia berhasil menyelesaikan kalimatnya. Keterkejutan membuat pemuda manis itu sama sekali tidak berkedip, bahkan sakit di rahangnya sama sekali tidak sebanding dengan sakit di hatinya. Satu pertanyaan terbesit dalam benaknya.

Kak Jeno kenapa?

"K-kak kenapa mukul saya?" Ucapnya pelan setelah berhasil tersadar dari keterkejutannya.

Dengan kasar Jeno menarik baju pemuda manis itu dan mencengkram rahang Nara cukup keras.

"Akh s-sakit kak, s-salah saya apa?" Ucapnya terbata.

"Masih bisa lo sok polos setelah apa yang lo lakuin?" Ucap Jeno dingin sembari mengeraskan cengkramannya. Tidak perduli rahang nara yang sakit akibat pukulannya tadi.

"Saya gak ngerti" Ucap Nara lirih.

"LO SAMA AJA KAYA SAHABAT LO, SAMA SAMA ANJING TAU GAK!!!!" Teriak Jeno murka.

"Lo sama dia mainin gue sat, lo bilang lo suka gue ke dia kan?! Rendahan banget cara lo" Lanjutnya.

Nara tertegun, pemuda itu bersumpah ia tidak mengatakan apapun pada sahabatnya.

"M-maksud kakak apa? Saya gak bilang apapun sama Rere" Ucap Nara dengan menggeleng ribut.

Jeno menghempas rahang Nara kasar.

"Bullshit!!! Kalian emang niat mainin gue, lo, Reiga, dan si bangsat Galen itu sama aja. Mulai saat ini gue gak mau liat muka lo di hadapan gue, gue muak sama lo!!!!" Ucapnya kasar sebelum pergi dari hadapan Nara.

Tidak, ini tidak benar. Nara harus meyakinkan Jeno bahwa ia tidak berbohong.

"Kak tunggu!! Saya mohon dengerin saya" Nara berlari dengan cepat menyusul Jeno dan meraih tangan pemuda itu.

Tapi Jeno dengan cepat pula menghempas tangan Nara kasar.

"Gue gak tau lo bisa serendahan ini Na, cara lo dapetin gue bener-bener kotor. Lo cowok paling menjijikkan yang pernah gue temuin" Ucap Jeno sarkas.

"Tapi saya gak bilang apa-apa kak!!!" Ucap Nara dengan nada tinggi.

"Masih berani lo ngomong gitu setelah apa yang terjadi? Sekarang gue putus sama Rere lo puas kan??!! Tapi lo perlu tau satu hal, sekalipun gue putus dari sahabat brengsek lo itu gue gak bakal mau sama cowok rendahan kaya lo" Tanpa perduli lagi, pemuda yang paling Nara kagumi itu masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan kontrakan Nara.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang