"Re..... keluar lo!!! Mau gue dobrak ini pintu??!!" Teriak Nara dari depan pintu kamar milik sahabatnya sambil menenteng 2 kantung plastik hitam dan di bawahnya terdapat tas besar miliknya.
"Gue masih ngantuk Na elah!!" Teriakan sang pemilik kamar itu malah membuat kemarahan Nara lebih besar lagi. Mata kanan pemuda manis itu kini sudah berkedut marah.
"Lo Keluar atau moomin sama alat lukis lo yang di ruang tamu gue bakar!!!" Ancamnya serius.
Terdengar suara gedubrak keras dari dalam kamar milik pemuda bernama Reiga itu. Dan tak lama pintu kamarpun terbuka menampilkan pemilik kamar yang acak acakan.
"Lo mah ngancemnya gak seru" ujarnya dengan wajah cemberut.
"Peduli setan, nih maksud lo apa ninggalin sampah bejibun di ruang tamu. Mana dapur udah kek kapal pecah, lo di tinggal ke bandung 2 minggu kontrakan udah kek kena topan tau gak" Omel Nara panjang lebar.
"Makanya jangan tinggalin gue" Ujar Reiga dengan polosnya.
"Menjawab kau, menjawab. Beresin semua dalam 2 jam atau gue balik ke bandung lagi" Ujar Nara lalu mengangkat tas miliknya dan menuju kamar.
"Lo seriusan nyuruh gue beresin ini dalam 2 jam?" Protes Reiga sambil mengusak rambutnya kasar
"Waktu lo tinggal 1 jam 59 menit 40 detik lagi btw" Ujar Nara tanpa berbalik.
"DASAR NAYA NYEBELIN!!!" teriak Reiga kesal.
"NAMA GUE NARA ANJING!!!"
Oke mari kita biarkan 2 sahabat itu saling mengumpati satu sama lain.
***
"Nih minum, capek kan lo" Ujar Nara sambil menyerahkan sekotak susu strawberry pada Reiga yang merebahkan dirinya di lantai ruang tamu.
"Yang bikin capek juga lo" Ucap pemuda berdarah China itu kesal.
"Ralat, lo sendiri yang berantakin jadi itu salah lo"
Reiga tidak menggubris ucapan Nara dan memilih untuk meminum susu yang di bawakan oleh Nara.
"Gimana liburan lo di Bandung" Tanya Reiga pelan.
Nara hanya tersenyum kecil.
"Ya gitu, gue di jebak bang Yuda buat bantuin ayah di sawah. Nih liat kan kulit gue udah dekil kek gembel" Ujarnya terkekeh.
"Kasian bener lo" Ledek Reiga
"Lo gimana?sempet balik ke suarabaya?" Pertanyaan Nara membuat Reiga terkekeh.
"Sempet cuma buat makan malem sama kolega mereka" Ujarnya datar.
"Masalah perjodohan gimana? Lo bakal diem terus?" Tanya Nara
"Ya gue harus gimana? Sejak awal gue emang boneka mereka dan lo tau kalo gue ngelawan gue bakal gimana" Ujarnya tenang menjawab pertanyaan Nara.
Nara yang mengerti masalah Reiga hanya menghela nafas. Ia tau semua hal yang Reiga alami termasuk apa yang akan Reiga hadapi jika melawan pada keluarganya.
"Gue udah bersyukur sih mereka ngasi gue kuliah arsitek" Ujarnya sambil terkekeh.
Hening menyelimuti dua sahabat itu beberapa saat sebelum Nara beranjak dan mengusap kepala Reiga.
"Gue buatin makan malem deh, gue tau selama di bandung lo pasti makan junkfood doang" Ucapnya.
"Ulululu Nara emang terbaik" Ucao Reiga ber agyeo.
"Lo tau itu menjijikkan banget Re" Sinis Nara.
Nara bergegas beranjak ke dapur kontrakan mereka. Untung saja pemuda manis itu ingat untuk membeli bahan makanan tadi karena ia tau Reiga tidak akan memiliki niat untuk mengisi ulang kulkas mereka selama ia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionNara dan Reiga itu sahabat dekat, mereka punya banyak banget kesamaan sampe suka pun sama orang yang sama. Tapi, takdir mereka tetaplah berbeda