Part 19

2.3K 177 16
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak kejadian dimana Jeno dan Reiga putus. Dan sudah seminggu pula Reiga tidak kembali ke kontrakan Nara.

Nara melihat pantulan dirinya di cermin. Wajahnya kacau, beberapa luka bahkan menghiasi wajah cantiknya itu. Bukannya meringis, Nara malah terkekeh. Ia pantas mendapat ini. Ingatan pemuda itu dipaksa tertarik ke kejadian beberapa hari lalu.

Flashback on

Hari ini adalah jadwal rapat kedua untuk persiapan ulang tahun kampus. Agendannya tentu membicarakan lebih lanjut untuk pengeluaran dan segala perlengkapan lain.

Nara sudah datang ke ruang rapat sejak 5 menit yang lalu. Pemuda itu dengan canggung duduk di salah satu kursi dan mengeluarkan alat tulisnya.

Sudah ada beberapa orang disana. Tapi Nara belum melihat Reiga, Galen, Jeno, Haldis maupun Ezra.

Nara hanya diam dan mengeluarkan ponselnya untuk mengecek jika ada pesan dari keluarganya di bandung.

Brak....

Gebrakan pada meja yang ia duduki membuat Nara terlonjak. Pemuda itu mendongak dan cukup terkejut melihat 3 orang gadis yang pernah membully nya di toilet dulu.

Dan saat Nara melihat ke seluruh ruangan tidak ada seorangpun disana kecuali mereka ber empat.

Bukannya tadi ada orang ya? - Batinnya bingung.

"Heh miskin lo gak ngerti bahasa manusia yaa? Udah gue bilang jauhin Jeno masih aja ngeyel ni anak" Ucap wanita yang ia tahu ketua di geng mereka itu.

"Gini ya, gue bahkan gak kenal lo. Dan masalah gue sama kak Jeno itu bukan urusan lo sama sekali" Ucap Nara datar. Ia tidak lemah kalau masalah pembulian.

"Wah parah Tha ni anak songong banget njir" Ucap temannya.

"Lo gak kenal gue? Oke kenalin Gue Letha Putri Ardana dan gue itu anak donatur kampus ini jadi lo jangan main-main sama gue" Dapat Nara lihat gadis di depannya ini menggeram marah.

"Oke nama lo Letha? Lo tau gue gak peduli lo anak donatur atau bahkan anak presiden sekalipun. Lo gak berhak ngatur hidup gue"

Plak...

Nara menoleh saat Letha menamparnya cukup keras. Panas menjalar di pipinya tapi Nara hanya terkekeh.

"Lo itu jangan belagu!!! Gue bisa aja cabut beasiswa lo itu" Geramnya

"Oh ya ini baru permulaan aja, setelah ini gue bahkan bisa aja bikin lo gak ke kampus selama seminggu kalo gue mau. Dan thanks ya berkat lo si Reiga bisa putus sama Jeno eh tapi itu kan salah temen lo juga yang selingkuh ups... " Letha tersenyum sinis sedangkan kedua temannya sudah tertawa keras.

Wajah Nara mengeras, ini urusannya dengan Letha dan Reiga bahkan tidak ada sangkut pautnya disini.

"Tutup mulut lo sebelum gue lupain kalo lo itu cewek. Reiga gak ada sangkut pautnya disini dan lo gak berhak ngatain dia" Geramnnya.

"Oh ya? Tapi yang gue bilang itu fakta. Temen lo sama lo itu sejenis. Sama sama rendahan" Bisik Letha tepat di samping kuping Nara dan dengan tiba-tiba menarik rambut Nara.

"Akh.." Ringis Nara saat merasakan panas di kulit kepalanya. Jika saja Letha bukan wanita sudah ia habisi sejak tadi.

"Lebih baik lo ikutin kata gue kalo lo gak mau keluarga lo sedih karna lo kehilangan beasiswa" Ancamnya.

Ceklek....

Pintu terbuka dan disana tampak Jeno beserta hampir semua anggota BEM berdiri di depan pintu.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang