Part 20

2.1K 153 7
                                    

Nara sudah ada di kamarnya sekarang. Ketiga tamu tak diundang yang datang tadi masih di ruang tengah untuk menonton. Malam ini Nara mungkin akan tidur berdua dengan calon adik iparnya. Dan dua orang dominan itu akan Nara suruh tidur di kamar Reiga.

Nara mengambil selimut tambahan untuk Cleon dengan pikiran yang melayang ke kejadian seminggu belakangan ini. Bebannya bertambah banyak saja, padahal jika ia tidak pernah mengenal cinta mungkin Nara tidak akan merasakan ini semua.

Ketakutan terbesar Nara sesungguhnya adalah kehilangan Reiga. Sababatnya itu lebih dari apapun untuk Nara.

Saat sedang asik melamun, pintu kamar Nara di buka oleh seseorang.

"Hai.." Ucap Jendral pelan.

Nara mendongak dan tersenyum pada pemuda tampan itu. Setidaknya ia punya sandaran sekarang.

"Masuk aja" Balas Nara.

Jendral melangkah pelan dan duduk di kasurmipik Nara. Pemuda itu memperhatikan dengan seksama apa yang Nara lakukan.

"Jadi udah siap buat sesi tanya jawab hari ini?" Ucap Jendral jenaka.

Nara terkekeh pelan. Pemuda manis itu segera menyelesaikan kegiatannya merapikan selimut untuk Cleon lalu menghampiri Jendral dan duduk di samping pemuda tampan itu.

"Udah kaya di interview aja gue" Ujar Nara.

"Udah buru ada masalah apa lo? Sini cerita sama Jendral yang paling tampan ini" Ucapan Jendral itu mengundang dengusan dari Nara.

"Pede lo gak ilang ilang ya"

"Ck jangan bahas gue lagi. Ayo bahas masalah lo" Ucap Jendral

Nara menghela nafas pelan sebelum menceritakan semua yang terjadi padanya. Dari mulai ia yang mencintai Jeno, Reiga yang ternyata disukai Jeno, Reiga dan Jeno jadian, hingga kejadian 1 minggu lalu. Semua Nara ceritakan dengan detail, sesekali ia akan menghela nafas untuk menghilangkan sesak di dadanya saat mengingat rentetan kejadian mengerikan itu.

"Jadi lo suka cowok nih trus ternyata cowok itu suka Reiga trus jadian. Tapi seminggu lalu mereka putus karna Reiga tau lo suka cowok dia plus Reiga juga udah dijodohin sama temen si cowok yang lo sukain. Gitu kan?" Ucap Jendral mengutarakan kesimpulannya setelah mendengar cerita dari Nara.

"Ya kurang lebih gitu sih"

"Wah berarti fix nih" Ucap Jendral menggantung.

"Fix apaan?" Tanya Nara penasaran.











































"Lo ada bibit pelakor"

Plak...

"Itu congor lo belom aja gue buat makin dower" Ucap Nara setelah berhasil menampar bibir pemuda di sampingnya itu.

"Ah elah gue cuma bercanda lo serius amat sih. Bibir seksi gue kasian nih" Protes Jendral.

"Bodo amat. Trus ini lo gak ada solusi gitu? Gak guna banget cerita sama lo" Ucap Nara santai.

"Heh cabe rawit, denger yaa gue itu selalu punya solusi buat masalah lo" Uca Jendral ngegas.

"Yaudah paan?"

"Pertama lo selesaiin masalah lo sama Reiga. Jelasin alasan lo sembunyiin perasaan lo itu sama dia. Kalian gak bisa selamanya diem dieman gini. Habis itu masalah cowok itu biar Reiga yang ngomong sama dia dulu lo suruh Reiga jelasin yang sebenernya biar gak ada salah paham lagi. Habis itu keputusan ada di cowok itu aja. Beres" Ucap Jendral serius.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang