"Lo berangkat bareng gue kan Re?" Tanya Nara yang fokus mengelap motor miliknya.
"Ya terus mau berangkat sama siapa?" Ucapnya datar.
"Siapa tau sama calon suami lo itu" Ucapnya mengejek.
"Diem atau gue cekek" Ujar pemuda yang sedang menalikan sepatu miliknya itu.
"Dih sensian amat, pms lo?"
"Lo mau gue liatin nih aset punya gue?" Balasnya ketus.
"Enggak makasi deh" Nara bergidik ngeri membayangkannya.
"Hari ini ke kafetaria bareng ya Na, gue dapet istirahat jam 11 an" Ujar Reiga yang sudah berdiri di samping Nara.
"Gue beres kelas jam 10 Re, masa gue nunggu 1 jam" Ucapnya.
"Lo dateng aja ke lapangan gabung sama anak BEM yang lain"
"Gak ah malu gue, masa gabung sama BEM padahal bukan anggota" Tolak Nara cepat.
"Gak papa elah, tinggal bantu dikit aja atau lo duduk diem nontonin adik tingkat di ospek aja"
Nara berfikir sejenak dan berakhir menghela nafas.
"Yaudah gue susul habis kelas ke lapangan" Putusnya.
"Nah gitu dong" Ucap Reiga di sertai senyum bahagia
"Udah ayo berangkat ntar gue telat masuk kelas"
Dengan semangat Reiga naik ke atas motor Nara dan sang sahabat langsung melajukan motor miliknya ke kampus.
***
"Baik kelas bisa kita akhiri, untuk tugas kumpulkan paling lambat minggu depan. Terimakasih" Ucapan dosen di kelas yang di hadiri Nara menutup pertemuan tersebut. Kelas Nara berakhir lebih lama dari yang di tentukan, bahkan ini sudah hampir jam 11 siang.
Nara bergegas memasukkan binder dan alat tulis miliknya lalu segera berdiri dan berjalan menuju lapangan yang berada di dekat fakultas ekonomi.
Ketika sampai di lapangan, dapat pemuda itu lihat banyak sekali adik tingkatnya yang sedang di jemur padahal hari sudah cukup siang.
"Keren banget" Gumamnya pelan. Ia bukan memuji kegiatan ospek yang sedang di jalani adik tingkatnya, tapi ia memuji seseorang yang sedang memberi arahan di atas podium sana.
"Kapan ya gue bisa deket sama dia" Lirihnya kemudian kembali melamun memperhatikan setiap gerak gerik pemuda tersebut.
"Oi ngelamun aja lo" Tepukan serta suara Reiga membuyarkan lamunan Nara terhadap sosok pemuda pujaannya.
"Kapan lo kesini? Udah beres acaranya?" Tanyanya seraya duduk di salah satu kursi di pinggir lapangan.
"Belom, itu mereka masih dikasi istirahat. Beres acara paling jam 4 atau 5" jelasnya.
"Lo kok baru disini Na? Kelas lo bukanya selesai jam 10?" Lanjutnya.
"Biasa pak botak ngaret. Kalo gitu ayo makan, gue udah laper biar cepet balik juga tugas gue udah nunggu" Ucapan Nara diangguki oleh Reiga dengan semangat.
Namun baru saja mereka akan beranjak dari sana, teriakan seseorang menghentikan langkah keduanya.
"Mau kemana Re?" Tanya orang tersebut.
"Oh ini mau ke kafetaria kak" sahut Reiga sambil tersenyum.
Nara memperhatikan dengan seksama orang di depannya hingga tanpa sadar orang itu juga melihat padanya.
"Dia?"
"Ah dia temen gue kak, namanya Naranaya biasa dipanggil Nara" Reiga menyenggol lengan sang sahabat yang hanya melihat pemuda di hadapan mereka dengan seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionNara dan Reiga itu sahabat dekat, mereka punya banyak banget kesamaan sampe suka pun sama orang yang sama. Tapi, takdir mereka tetaplah berbeda