Part 12

2.2K 167 10
                                    

Sesuai janji mereka bertiga yang akan kencan hari ini, Nara kini sudah siap dengan tampilan kasualnya. Ia hanya menggunakan Hoodie mint dan celana training hitam yang sangat ia sukai.

"Rere mana sih, katanya kencan jam 3 ini udah setengah tiga tumben belum nyamper kesini" Gumam pemuda itu sambil menyisir rambutnya dan menggunakan sedikit lipbalm agar bibirnya tidak pucat dan kering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rere mana sih, katanya kencan jam 3 ini udah setengah tiga tumben belum nyamper kesini" Gumam pemuda itu sambil menyisir rambutnya dan menggunakan sedikit lipbalm agar bibirnya tidak pucat dan kering.

Tepat saat Nara selesai bersiap, pintu kamarnya dibuka tanpa di ketuk oleh Reiga. Dapat Nara lihat pemuda yang merupakan sahabatnya itu sedang bertelepon dengan seseorang.

"Gak bisa besok kak? Aku ada urusan hari ini" Ucapnya yang mana di dengar jelas oleh Nara.

Reiga mengkode Nara untuk diam saat ia sadar sahabatnya akan mengeluarkan suara untuk bertanya.

"Hufftt yaudah aku siap-siap dulu, inget ya kak rencana kita aku berterimakasih banget kalo kakak beneran bantu aku. Ntar jemput aja kak, aku tutup" Tepat setelah berujar Reiga memutus sambungan ponselnya dengan Galen. Iya yang menghubunginya barusan adalah Galen yang mengatakan bahwa keluarga mereka sepakat untuk makan malam bersama malam ini.

"Kenapa Re? Siapa tadi?" Ucap Nara bertubi.

"Kak Galen, keknya gue gak bisa kencan deh katanya bakal ada makan malam buat bahas perjodohan lagi malem ini" Reiga berucap lesu seraya duduk di kasur Nara.

Sang pemilik kamar memilih duduk di meja belajarnya dan mendengar cerita dari Reiga

"Kalo gitu batalin aja, kan masih bisa kencan besok" Nara berusaha memberi saran namun langsung di balas gelengan oleh Reiga.

"Sayang tiket bioskopnya Na, mending kalian berdua aja yang kencan buat hari ini" Mendengar ucapan Reiga tersebut, Nara dengan tegas menggeleng.

"Lo apa apaan sih, kalo lo gak bisa gue juga gak mau. Pacarnya kak Jeno elo bukan gue" Tolaknya tegas, walau dalam pikirannya sudah terbayang bagaimana kencan berdua dengan sang pujaan hatinya itu.

"Pliss Na, temenin nonton aja deh kasian uang tiketnya Na. Mana kak Jeno bilang pengen banget nonton film nya" Reiga masih berusaha membujuk Nara yang terlihat bimbang.

"Kak Jeno gak bakal suka sama ini Re, yang di harapin dateng itu lo bukan gue" Nara masih bersikeras dan mempertahankan akal sehatnya. Ia tidak mau lagi mendapat masalah hanya karena pergi berdua dengan Jeno.

"Ntar gue yang bujuk deh, pokoknya lo dateng aja Na. Hari ini beneran yang terakhir, habis batalin perjodohan gue bakal langsung kenalin kak Jeno sama mereka, gue yakin mereka gak bakal nolak kak Jeno karena statusnya udah jelas kak Jeno itu orang berada" Jelasnya maaih dengan nada memelas.

"Plis Na, gue gak tau lagi mau minta tolong sama siapa. Gue tau udah banyak banget yang lo lakuin buat gue tapi untuk yang satu ini gue mohon banget. Gue beneran gak tega batalin kencannya" Lanjutnya.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang