Part 23

2.4K 174 1
                                    

Pagi ini mahasiswa Neo University di kejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa disana.

Bagaimana tidak, Presiden Mahasiswa mereka yang tak lain adalah Jeno baru saja tiba di parkiran gedung fakultas ekonomi. Dan yang membuat aneh adalah, hadirnya seorang perempuan yang cukup nyentrik di sisinya. Perempuan itu menggunakan dres yang cukup pendek dengan make up tebal dan rambut berwarna merah terang.

Mereka tentu kenal dengan perempuan itu. Dia Letha Putri Ardana, salah satu orang yang sejak dulu berusaha mendekati Jeno. Tapi sayang Jeno gak suka melon.

Tanda tanya besar hadir di benak mahasiswa disana. Tentang bagaimana Jeno yang mereka ketahui sangat menghindari atau bahkan membenci gadis itu tiba-tiba datang berdua pagi ini. Namun banyak dari mereka yang memilih untuk abai karena status Jeno yang merupakan anak pengusaha ternama.

Tak berapa lama setelah kedatangan Jeno yang menyita perhatian, masuknya motor Nara yang juga membonceng Reiga kembali membuat kehebohan. Kali ini bukan seruan keheranan yang keluar dari mulut para mahasiswa, yang keluar malah cibiran untuk kedua pemuda manis itu.

"Lah udah baikan mereka? Gue kira bakal musuhan terus wkwkwk"

"Wah Pelakor sama tukang selingkuh udah baikan tuh" Hujat salah satu dari mereka.

Masih banyak lagi hujatan yang menyerang kedua pemuda itu, namun mereka memilih acuh.

"Lo beneran gak perlu di anterin ke jurusan lo?" Nara berujar sambil sesekali melihat pada Jeno dengan pandangan sendu.

"Eum lo langsung ke kelas aja, jangan liatin mereka terus ntar makin sakit" Reiga menarik lengan Nara untuk menjauh dari area parkiran.

"Lo juga sakit kali" Nara menoleh pada Reiga, namun pemuda di sampingnya malah tersenyum.

"Oh tentu tidak, gue udah mutusin buat nerima kak Galen" Reiga tersenyum sombong.

"Ya kan tetep aja lo masih suka Kak Jeno"

"Dikit Na" Elak Reiga.

Pluk...

Obrolan mereka terpaksa terhenti ketika sebuah kotak susu yang masih terisi mendarat tepat di kepala Nara.

"Ups sorry yaa gue kira lo tempat sampah" Ucap seseorang dari arah belakang mereka.

Kedua pemuda itu berbalik dan melihat Letha disana bersama kedua temannya, atau lebih tepatnya kedua babunya.

"Mata lo buta atau gimana? Apa perlu gue bawa ke dokter biar di congkel sekalian?" Ujar Reiga datar. Ia selama ini diam karena hubungannya dan Nara belum membaik, tapi sekarang ia tidak akan diam lagi melihat sahabatnya di perlakukan seperti ini.

"Tukang selingkuh mending diem aja deh" Letha tertawa setelah berucap demikian.

"Lo punya masalah apa sama gue?" Reiga yang ingin membalas ucapan perempuan itu harus mengurungkan niatnya ketika suara datar Nara terdengar.

Nara mengusap kepalanya yang lengket karena terkena susu yang masih terdapat di kotak susu tersebut.

"Ya lo nya batu, gue bilang jangan deketin Jeno, lo bahkan gak boleh nampakin muka lagi di depan Jeno. Inget yaa lo itu gak pantes sekolah disini" Letha berjalan mendekat.

"Ah.. Gue baru tau kalo orang pinter gak boleh sekolah disini. Ternyata ini sekolah khusus buat orang manja dan bodoh kaya lo aja ya?" Nara berucap polos.

"Sialan!!" Letha mengangkat tangannya berusaha menampar Nara namun dengan cepat Reiga menahan tangan perempuan tersebut.

"Jangan sekali-kali lo berani nyentuh sahabat gue dengan tangan kotor lo itu. Perlu gue ingatkan lo itu masih jauh di bawah gue. Bahkan kalo gue mau gue bisa bikin lo bangkrut dalan semalam" Reiga menghempas tangan dalam genggamannya segera setelah ia selesai berucap.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang