Part 15

2.3K 170 15
                                    

"Makasi buat hari ini ya kak, saya seneng banget" Ucap Nara bersemangat.

Saat ini kedua pemuda itu sedang menuju basement untuk mengambil kendaraan dan pulang. Setelah makan malam Nara memilih untuk mengajak Jeno langsung pulang agar menghindari resiko kemungkinan teman teman mereka melihat.

"Santai Na, gue juga seneng hari ini thanks ya"

Mereka berjalan ber iringan menuju kendaraan masing-masing. Namun anehnya Jeno mengikuti Nara sampai di motor miliknya.

"Loh kenapa ngikut kak, mobil kakak disana kan?" Ucapnya sambil memakai helm miliknya.

"Gue mau bicara serius bisa?" Ucap Jeno tegas

Mendengar nada serius dan tegas yang Jeno keluarkan membuat pergerakan Nara terhenti.

Dengan perlahan ia melepas helm yang sudah ia pakai dan melihat pada Jeno sambil tersenyum.

"Ngomong aja kak, saya dengerin" Ucapnya.

"Tolong berhenti suka sama gue ya"

Deg..

Dunia Nara seakan terhenti. Ia bahkan hampir lupa caranya bernafas, tenggorokannya tiba-tiba saja terasa dicekik.

"Ha.ha.ha kakak bercandanya gak lucu, saya gak mungkin suka kakak kan kakak pacarny-"

"Stop bohongin diri lo dan gue Na, gue udah denger semua" Potong Jeno.

Flashback on

Siang itu, setelah kelasnya berakhir Jeno berencana pergi ke ruang BEM untuk mengambil beberapa berkas acara nantinya.

Pemuda itu berjalan pelan sesekali bersenandung pelan dengan tangan yang ia masukkan ke saku celananya.

Saat tiba ia ingin segera membuka pintu ruangan di depannya, namun tindakannya itu terhenti saat mendengar obrolan dua orang yang sangat ia kenal.

"Gue masih penasaran deh. Lo kok kuat banget tiap saat liat mereka uwu uwuan?" Ucap seseorang yang sangat ia kenal suaranya. Itu Haldis.

"Kalo gue jadi lo beuhhh nangis nangis gue. Ngebayangin cowok yang gue suka malah jadi pacar sahabat gue aja udah ngeri duluan" Lanjutnya.

Jeno mematung mendengar obrolan tersebut.

"Gue biasa aja tuh kak" Sahut suara yang ia ketahui adalah milik Nara, sahabat Reiga.

"Lo emang makhluk tuhan paling santai yang gue tau Na" Ujar Haldis sarkas yang tidak di respon oleh Nara.

"Kalo gitu gue pergi dulu deh kak, mau rebahan di kontrakan" Ucap Nara tersebut membuat Jeno dengan cepat bersembunyi di balik tembok agar Nara dan Haldis tidak melihatnya.

Tak berapa lama dua orang yang membicarakan hal mengejutkan tadi keluar dan pergi.

Pikiran Jeno berkecambuk saat ini. Semua informasi yang ia dapat membuat kepalanya tiba-tiba pusing.

Bagaimana bisa sahabat pacarnya itu menyukainya. Ini bencana!!!

Flashback off

"Kak saya cuma-"

"Gue gak pengen denger alasan apapun Na. Gue gak masalah kalo lo suka gue" Ucapan Jeno membuat Nara bingung, bukankah tadi pemuda itu bilang untuk berhenti menyukainya?

"Tapi jangan sampe Rere tau"

Hancur sudah perasaan Nara, pemuda itu bahkan tidak bisa mengeluarakn sepatah katapun untuk merespon.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang