Author Ingetin Sekali Lagi Ya Guys! Khusus Part Ini Baca Dulu Ceritanya Sampai Habis Ya! Baru Kalian Boleh Komentar_-
Karena Bakal Ada Sesuatu Yang Bikin Kalian Gigit Jari dan Mungkin Juga Bikin Kalian Sedih_-Let's Go><
Hari ini Billar berjanji untuk mengajak sang istri pergi jalan-jalan tanpa anak-anak mereka. Alasan Billar untuk tidak mengajak anak-anak ikut serta karena ia ingin quality time bersama sang istri. Bisa di pastikan akhir akhir ini Lesti jarang ada waktu untuk dirinya. Apalagi setelah kelahiran anak kedua mereka.
Dan kali ini pun Billar meminta Lesti untuk memakai baju couple an yang baru Billar beli dua hari lalu. Entah apa yang akan di lakukan Billar Lesti tak tau. Yang pasti Lesti sebagai seorang istri menuruti setiap perkataan sang suami.
"Tumben banget sih kak ngajak Dede quality time bareng? Anak-anak gak diajak lagi". Tanya Lesti sedikit heran dengan suaminya itu.
"Gak papa sayang sekali-kali mumpung kakak bisa dan ada waktu. Kalau nanti kakak udah gak ada waktu bareng kamu gimana?".
"Lagian jadwal kakak juga padat banget sih, bahkan hampir gak ada waktu buat Dede sama anak-anak". Jawab Lesti.
Lesti pun tampil cantik dengan blouse navy tanpa lengan yang di padukan dengan jaket Levi's,kerudung pasmina warna senada dan juga sepatu Gucci warna putih.
Begitupun dengan Billar papa muda anak dua ini juga tampil gagah dengan stelan kaos warna navy dan celana Levi's serta jaket Levi's dan sepatu Gucci yang benar-benar sama dengan sang istri. Oh tidak couple perfect ini_-.
"Ara dirumah dulu ya sama aunty! Bunda mau pergi sama papa". Pamit Lesti pada anak sulungnya itu.
"Iya bunda hati-hati di jalan ya!". Ara pun langsung meraih tangan sang bunda dan mengecupnya beberapa kali. Tak lupa ia pun mengecup pipi sang bunda.
"Papa pamit ya sayang. Jagain adiknya ya! Papa sayang kalian". Ara pun juga melakukan hal sama kepada Billar.
"Teh dede titip anak-anak! Assalamu'alaikum". Pamit Lesti pada Lisna yang baru menjaga si kecil.
"Walaikumsalam". Jawab Lisna dan Ara bersamaan.
Mobil BMW milik Billar melaju kencang membelah jalanan kota Jakarta yang begitu ramai. Dinginnya angin yang menerpa ditambah alunan lagu mellow membuat suasana di dalam mobil semakin sunyi. Billar dan Lesti pun sama sekali tak membuka obrolan.
Hingga semenit kemudian Lesti pun mulai membuka mulut -.
"Kakak sebenarnya kita mau kemana sih?". Tanya Lesti begitu kepo karena sikap suaminya hari ini sangat lah berbeda. Billar yang dulu cerewet kini menjadi dingin.
"Udah kamu ikutin aja kakak jangan banyak tanya!". Jawab Billar sedikit ngegas. Lesti yang mendengar itu pun kaget bukan main dan langsung kicep.
"Sayang". Panggil Billar lembut kepada sang istri. Dengan erat ia menggenggam jari-jemari Lesti.
"Iya kenapa sayang?". Jawab Lesti menghadap sang suami.
"Kalau seandainya kakak gak lagi sama kamu, apakah kamu mau cari papa baru buat anak-anak?". Tanya Billar yang membuat Lesti sedikit tercengang.
"Maksud kakak apa? Jangan aneh-aneh deh! Dede gak suka". Sepertinya obrolan kali ini sedikit tegang.
"Kakak gak aneh kok cuma kakak nanya aja. Siapa tau kan kamu mau cari papa baru buat anak-anak kalau kita udah gak sama-sama lagi". Jawab Billar santai.
"Sampai kapan pun Dede gak bakal cari papa baru buat anak-anak dan papa anak-anak itu cuma kakak. Kenapa sih kakak nanya gitu?". Tanya Lesti sedikit tidak suka.
"Enggak papa sayang kakak cuma nanya. Sensi banget kamu". Kekeh Billar.
"Lagian kakak nanya nya aneh-aneh. Gak biasanya lho kakak itu kayak gini. Beneran deh". Sewot Lesti.
"Kan siapa tau kamu bakal cari papa pengganti buat anak-anak. Mau bagai mana pun kalau kakak udah gak ada kalian butuh papa kan?". Ucap Billar sedikit berbelit-belit.
"Tuh kan kakak ma ngomongnya udah ngelantur kemana-mana. Pokoknya Dede gak bakalan cari papa baru buat anak-anak. Emang kakak mau ya anak-anak punya papa baru? Kalau boleh Dede cari sekarang lho". Ancam Lesti pada sang suami namun Billar hanya tersenyum simpul.
"Kalau lagi marah lucu deh jadi gak kelihatan kalau udah beranak dua". Ucap Billar Jahil merengkuh tubuh mungil sang istri.
"Kakak jangan macem-macem lho ini di jalan ra_-".
"Kakak Awas!!!".
Brukhhhhkhkhkkk.....
Tanpa mereka ketahui ternyata dari arah berlawanan Melaju kencang mobil box dengan kecepatan tinggi. Alhasil tabrakan pun tidak dapat dihindarkan.
Rasa nyeri begitu menjalar di kepala Lesti. Samar-samar ia masih bisa melihat dan merasakan walaupun darah segar telah mengalir di pelipis nya.
Di tengok nya kursi pengemudi di sampingnya dan hancur sudah hatinya melihat sang suami yang kini telah bersimbah darah. Darah segar pun mengalir di pelipis dan tangan sang suami.
Tidak dapat di bendung sudah air mata Lesti melihat suami yang dulu ia bangga-banggakan kini lemas tak berdasarkan bersimbah darah tepat di sisi nya.
"Sayang bangun! Kakak jangan tinggalin Dede. Dede gak siap kak. Kakak bangun Dede sayang kakak. Anak-anak masih butuh kakak". Tangis Lesti pun pecah seketika.
"Sa-y-ang". Ucap Billar terbata-bata.
"Kakak kakak bertahan ya,Dede cari pertolongan sekarang". Ucap Lesti sesenggukan.
"Eng-gak sa-yang ka-kak udah gak ku-a-t. Ka-ka-k ti-tip anak-anak. Assalamu'alaikum". Tangan Billar pun sudah lemas dan nafasnya pun sudah tak terasa.
"Kakak jangan tinggalin Dede...Kakak plis bangun.. Kakak anak-anak masih butuh kakak. Kakak bangun". Teriak Lesti menggoyangkan tubuh sang suami.
"Hai sayang bangun! Kamu kenapa?". Teriak Billar membangunkan sang istri yang berteriak.
"Kakak ini kakak? Kakak masih hidup?". Ucap Lesti bingung lalu memeluk sang suami erat.
"Iya sayang ini kakak. Kakak masih hidup. Kamu kenapa? Mimpi buruk? Sampai keringetan gini". Tanya Billar beruntun.
"Sayang jangan tinggalin Dede. Dede belum siap kalau harus jadi singel parents buat anak-anak". Ucap Lesti menangis dipelukan sang suami.
"Kamu ngomong apa sih? Kamu gak akan jadi single parents... Jangan aneh-aneh kamu! Pasti kamu habis mimpi buruk ya?".
"Dede takut kakak ninggalin Dede". Jawab Lesti lirih.
"Enggak sayang kakak gak bakal ninggalin kamu". Ucap Billar mengecup pelan dahi sang istri.
"Janji ya kak". Ucap Lesti memberikan jari kelingking nya pada Billar. Mereka pun sama-sama mengaitkan jari kelingkingnya.
Lesti pun masih sesenggukan,keringat dingin pun turun bercucuran di tubuh Lesti. Sepeti nyata Lesti mengira itu bukan mimpi tapi kehidupan nyata.
"Emang tadi kamu mimpi apa sayang? Sampai teriak-teriak gitu?". Tanya Billar kepo.
"Sayang tadi Dede mimpi kita quality time bareng tapi di jalan kita tabrakan dan kakak berdarah-darah. Dede panggil-panggil kakak tapi kakak malah bilang kakak titip anak-anak. Dede takut kak". Ucap Lesti mengeratkan pelukannya pada sang suami.
"Kakak gak pergi kemana-mana sayang". Ucap Billar tersenyum simpul.
"Stay with me promise?". Tanya Lesti.
"Stay with you promise".
~SATU HATI SAMPAI MATI~
VOTE🔥
KOMENTAR🔥
SHARE/FOLLOW🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐇𝐚𝐭𝐢 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐢
Ficção Adolescente𝓢𝓪𝓽𝓾 𝓗𝓪𝓽𝓲 𝓢𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓜𝓪𝓽𝓲 Support author dengan cara: ✅ Follow ✅ Vote ✅ Comment & Share