"Cepet banget ya pa sekarang kakak udah ada yang punya. Kadang bunda sedih kalau keinget masa kecil kakak yang apa-apa harus sama bunda". Kekeh Lesti mengingat jelas bagaimana masa kecil anak perempuannya itu.
"Setelah kakak mungkin beberapa tahun lagi si adik meminang anak orang? Ini lah hidup. Bahkan dulu papa gak pernah terpikirkan bisa mengenal sosok Lesti Kejora tapi sekarang dia menjadi istri papa ibu dari anak-anak kakak".
"Semoga Nanda jodoh terbaik kakak ya sayang! Sekarang besuk nanti dan seterusnya". Doa Lesti untuk rumah tangga anak perempuannya.
"Aamiin sayang gak kerasa sebentar lagi kita bakal di panggil oma opa. Gak papa umur boleh tua tapi jiwa harus tetep muda".
Lesti memandangi deretan kolase foto dirinya,sang suami dan kedua anaknya mulai dari saat masih singel hingga anak-anak mereka besar.
Teringat jelas di benak Lesti bagaimana dulu perjuangan Lesti melahirkan kedua buah hatinya ke dunia. Namun semua itu benar-benar terlewati dengan indah.
Foto kecil bergambarkan tangan mungil Ara dengan selang infus yang menancap pun masih tersimpan rapi disana.
Mengingat foto itu Lesti meneteskan air matanya. Satu yang Lesti syukuri sampai saat ini alhamdulillah nyawa Ara bisa di selamatkan.
"Kenapa kok nangis?". Tanya Billar mengusap pundak sang istri.
"Dulu itu bunda pernah berfikir bagaimana nanti kalau Ara kecil tidak bisa diselamatkan? Jujur fikiran bunda sudah melayang kemana-mana tapi see! Tuhan baik sama kita diberikannya kesempatan untuk Ara menikmati hidup bersama kita hingga kini ia telah memiliki seorang suami". Air mata Lesti semakin menetes.
Billar sebagai suami yang penuh akan pengertian langsung memeluk tubuh mungil sang istri yang dari dulu hingga kini dan mungkin nanti tak akan pernah berubah.
"Sayang. Semua yang sudah terjadi gak perlu di sesali! Yang lalu biarlah berlalu kini saatnya kita membuka lembaran baru perdana tanpa Ara dan hanya ada kita dan Gala".
"Walaupun Ara jauh di sana bersama suaminya tapi yakin deh doa kita selalu menyertainya kok!". Sebisa mungkin Billar memberi pengertian pada sang istri.
Tak mau larut dalam kesedihan Lesti pun turun ke dapur untuk membuat makanan favorit suami dan anak laki-lakinya.
"Bunda habis nangis ya? Kok matanya bengkak? Di apain sama papa bun? Cerita dong ke Gala kalau bunda di kdrt papa!". Panik Gala yang melihat mata sang bunda bengkak.
Billar pun menggeleng tak terima. Sudah menjadi kebiasaan Gala kalau sang bunda nangis pasti Billar lah yang menjadi sasaran.
"Apaan gak ada ya papa main kdrt ke bunda. Bunda nangis karena kangen kakak kamu bisa-bisanya papa jadi sasaran. Gini nih kalau anak sama papa gak pernah akur". Gas Billar tak terima.
"Sensi amat sih dek kamu sama papa? Bunda gak papa kok. Bener yang dibilang papa bunda cuma lagi kangen sama kakak". Ucap Lesti tersenyum mengiyakan penjelasan sang suami.
"Santan Kara tadi udah ngabarin kok bun kalau mau kesini sama bang Nanda katanya sih ada something yang mau di kasih tau ke kita".
"Kok kakak ngak ngabarin bunda?".
"Entah. Suprise kali buat bunda".
Mendapat kabar bahwa Ara akan datang berkunjung membuat Lesti menjadi semangat memasak. Tak tanggung-tanggung Lesti pun memasak lebih dari lima jenis menu masakan yang berbeda mulai dari makanan berat hingga dessert penutup yang rasanya restauran bintang lima.
"Bunda kangen sama kamu kak. Bunda kira kakak gak bakal kesini lagi". Lesti dan Ara pun jumpa kangen seperti satu tahun tak bertemu.
"Gak mungkin lah bunda kalau Ara gak kesini". Jawab Ara tersenyum simpul.
Setelah jumpa kangen bersama Lesti dan Ara pun menghabiskan waktu bersama untuk perawatan kecantikan dirumah saja sedangkan Nanda papa Billar dan Gala mereka bertiga menghabiskan waktu untuk bermain game diruang tengah.
"Gimana nda udah gol belum?". Tanya Billar sedikit ambigu namun masih bisa di cerna oleh Nanda dan tahu maksud dari papa mertuanya.
"Iya pa Alhamdulillah udah tadi niatnya kesini mau kasih tau itu tapi gak tau Ara udah ngomong belum ke bunda. Selamat papa bentar lagi di panggil opa Billar".
Akhirnya Nanda memberitahu Billar dan Galang bahwa kini istrinya sedang mengandung calon anak pertama mereka.
"Harusnya kan papa yang ngucapin ke kamu. Selamat ya sebentar lagi jadi ayah. Papa titip Ara yang tolong sayangi dia dan jaga dia! Jangan pernah sakiti dia apalagi buat dia nangis! Karena sekarang tanggung jawab kamu bukan cuma Ara tapi ada calon anak kalian". Ucap papa Billar memberi penjelasan pada Nanda dan Nanda pun patuh mengangguk.
"Iya pa Nanda bakal belajar untuk itu semua. Tentunya belajar dari papa sama ayah". Angga patuh akan nasihat papa mertuanya itu.
"Bun Ara mau ngomong!". Ara tiba-tiba berkata seketika suasana tegang.
"Bunda kalau seandainya bunda punya cucu gimana?". Tanya Ara ambigu.
Lesti sedikit berfikir sejenak kemana arah pembicaraan sang putri.
"Ya gak papa dong. Rejeki itu sayang gak boleh di tolak! Emang kenapa? Kalau emang kakak belum isi gak papa mungkin belum rejeki!".
"Udah dong bunda two weeks". Girang Ara langsung memeluk sang bunda.
Seketika air mata kedua perempuan tangguh itu menetes bersamaan. Kini hampir lengkap sudah hidup Ara setelah di nikahi oleh pengusaha kaya Nanda Alfarizzacky kini mereka menunggu kelahiran calon anak pertamanya.
"Masyaallah sayang alhamdulillah. Sebentar lagi kamu bakal jadi mama. Sehat-sehat diperut mama ya cucu oma!". Tak sabar Lesti pun mengusap perut Ara yang masih rata.
"Semalem itu mas Nanda gak percaya tau bunda". Curhat Ara.
"Terus-terus?".
"Nangis dia bunda bakal dipanggil papa. Masyaallah Ara juga gak nyangka bakal jadi mama". Cerita Ara penuh haru.
Lesti yang mendengar cerita rumah tangga sang anak pun terharu. Walaupun Ara dan Nanda masih muda namun mereka bisa berfikir dewasa walau kadang akhir-akhir ini Ara banyak tuntutan karena ngidam.
"Pokonya doa terbaik buat rumah tangga kakak sama abang ya! Dijaga bener baby nya jangan sampai kecapekan karena di trimester pertama atau awal kehamilan masih rentan". Wanti-wanti Lesti pada sang putri yang sedikit terlihat bar-bar namun berkelas itu.
Manggala Ryuzi Billar anak kedua pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar ini dikabarkan tengah dekat dengan gadis cantik keturunan Belanda bernama Stevia Ardhiyasa Maiga.
Mereka tidak berpacaran tapi hubungan mereka bahkan kedua keluarga mereka pun cukup dekat layaknya seorang pacar.
Ingin mengikuti jejak papa dan sang bunda Gala memilih untuk berkomitmen dengan Via dan tidak suka pamer kemesraan di hadapan publik apalagi mengingat status mereka masih pelajar.
Kedua orang tua mereka pun tak mempermasalahkan akan hal itu yang terpenting mereka masih dalam hal wajar.
Hari ini Gala ditemani Via sedang mengadakan lomba basket antar sekolah yang diadakan di lapangan basket terbesar di kota Jakarta.
Menjadi ketua basket tentunya Gala harus disiplin dan bertanggung jawab. Apalagi dengan adanya Via sebagai support sistem nya.
"Gala Via gak sarapan dulu?". Tawar Lesti pada kedua insan itu tapi keduanya menolak dengan alasan sudah kenyang.
"Enggak bunda masih kenyang kok tadi udah sarapan dirumah". Tolak Via halus.
"Hati-hati ya boy bawa anak orang! Kalah ada apa-apa langsung kabarin papa ya atau uncle good luck ya basket nya".
"Selama aku tanding jangan deket sama cowok siapapun dimanapun apapun itu alasannya! Tetep duduk di tempat sampai aku balik!". Walaupun terlihat sedikit urakan namun nyatanya di depan Via Galang berubah menjadi cowok cool dan posesif.
"Iya kapten! Posesif banget?! Aku gak kemana-mana ih". Lama-lama Via merasa geram sendiri dengan Galang tapi mau bagaimana cinta mengalahkan segalanya.
~SATU HATI SAMPAI MATI~
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐇𝐚𝐭𝐢 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐢
Teen Fiction𝓢𝓪𝓽𝓾 𝓗𝓪𝓽𝓲 𝓢𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓜𝓪𝓽𝓲 Support author dengan cara: ✅ Follow ✅ Vote ✅ Comment & Share