"Enggak gitu sayang Dede cuma gak kakak kepikiran bukan maksud Dede gitu sayang. Dede minta maaf Dede cuma gak mau ganggu konsentrasi kakak". Ucap Lesti menangis.
"Tapi kamu udah bohong sama suami kamu sendiri de".
"Dede cuma gak mau ganggu kakak. Dede tau kakak lagi gak bisa diganggu. Dede gak mau nambah beban kakak itu aja. Tolong ngertiin dede". Lirih Lesti tak tertahankan lagi.
"Egois kamu de! Disaat Gala butuh support butuh dukungan butuh doa dari kita orang tuanya tapi apa? Kamu gak ada kasih kabar ke kakak sebagai papa nya bunda macam apa kamu ini?". Jawab Billar dingin namun menyayat hati bahkan mungkin menyakitkan.
Billar yang semula berdiri di depan kamar mandi pun berjalan menuju brankar Gala. Direngkuhnya tubuh mungil sang anak. Tak tega rasanya melihat tangan mungil Gala di tusuk jarum suntik yang tajam itu.
Hal ini mengingatkan Billar pada kejadian 5 tahun silam. Dimana atas kelalaiannya Ara putri kecilnya masuk rumah sakit bedanya waktu itu Ara alergi udang dan Gala terkena DBD.
"Maafin papa ya jagoan. Papa akan selalu di samping kamu. Cepet sehat ya gantengnya papa nanti kita mau action figur lagi ok". Ucap Billar memberi semangat untuk sang putra.
Sedangkan Lesti. Ya bunda dua anak ini masih mematung di depan kamar mandi. Melihat interaksi antara suami dan anaknya membuat Lesti semakin tambah bersalah.
"Papa angis?". Tanya Gala melihat setitik air mata jatuh di pipi sang papa- Billar.
"Hah papa nangis? Enggak dong papa gak nangis sayang". Jawab Billar menghapus air matanya kasar.
Lesti di depan kamar mandi pun semakin menangis dan Billar yang melihat itu pun sebenarnya tak tega namun bagaimana lagi kini ego sedang mengendalikan diri mereka.
"Papa Ara kangen". Teriak Ara tiba-tiba membuat Lesti dan Billar gelagapan.
Lesti yang melihat Ara langsung masuk ruangan rawat pun segera mengusap air matanya asal. Semata-mata agar Ara tidak mengetahui prahara apa yang sedang terjadi dengan papa bundanya. Tapi bagaimana ikatan batin seorang anak dan ibu itu kuat_-.
"Ara sayang kalau masuk itu utamakan ucap salam jangan main nyelonong aja pakai teriak-teriak segala pulang. Gak kasihan apa sama adik yang lagi sakit?". Tegur Lesti lembut seolah-olah tidak terjadi sesuatu.
"Bentar-bentar! did you cry?". Tanya Ara tiba-tiba membuat Lesti kelimpungan harus jawab apa.
Ia pun melirik sang suami sekilas ketika mata mereka sama-samasaling pandang dan bertemu tapi karena gengsi Billar yang luar biasa Billar pump mengalihkan pandangannya pada sang putra.
" Kamu ngaco sayang bunda gak nangis. Salah lihat kamu nak". Jawab Leti di selingkuh tertawaan namun nampaknya Ara tidak mudah percaya.
"Ara gak salah bunda! Ara tahu papa sama bunda habis nangis. Ara bukan anak kecil yang gampang untuk di bohongin. Jejak air mata bunda sama papa itu masih membekas dan Ara tau itu. Papa sama bunda are having problems? ". Tanya Ara benar-benar detail bahkan gadis kecil itu ikut menangis seakan-akan ia bisa membaca segala kondisi kedua orang tuanya.
Hati Billar pun rasanya tak tega melihat bagaimana perhatiannya sang putri untuk dirinya dan juga Lesti. Si penyayang inilah yang dari dulu Billar harapkan dan ternyata memang benar, benar-benar melekat di tubuh Ara.
Tak mau larut-larut dalam kesedihan hanya karena masalah kebohongan Billar pun langsung benar-benar meminta maaf kepada sang istri langsung di depan Ara. Ara si hebat Ara si tau segala kondisi Ara juga harus tau bahwa papa dan bundanya baik-baik saja.
" Bunda papa minta maaf ya tadi udah bentak bunda. Tadi bener-bener gak ada maksud ma marahin bunda. Papa cuma khawatir sama kalian sama kondisi Gala". Ucapan permintaan maaf Billar tulus keluar dadi mulutnya. Dan tak kuasa air matanya jatuh dengan sendirinya.
"I'm sorry to you too. Karna ke egoisnya bunda bahkan bunda sampai tak mau kasih tau papa. Bagaimanapun papa orangtua kandungnya Gala anak kita. Bunda minta maaf ya sayang. Maafin bunda". Luruh sudah kini hati keduanya tak tega saling berdiam lama-lama didepan kedua buah hati mereka yang benar-benar masih kecil dan belum tahu apa-apa itu.
" Maafin bunda juga cantik udah bohong sama kamu. Tapi ngak papa sekarang kamu lihat kan? Papa sama bunda udah baikan demi Gala demi kakak demi GaRa nya papa bunda". Ucap Lesti tersenyum bahagia.
"Iam sorry baby udah bentak-bentak kamu tadi. Harusnya papa bisa ngertiin perasaan kamu. Tapi mungkin karena eksaited papa pulang dan pingin lihat kalian jadi kebawa emosi deh". Jelas Billar dan tubuh kelarnya itu memeluk erat tubuh mungil sang istri yang sampai saat ini masih sama seperti dulu dan malah tambah babyface walaupun sudah beranak dua.
"Kangen banget sayang sumpah seminggu gak ketemu dan kemana-mana harus pakai parfum kamu. Dan tiba-tiba kamu datang miss you kangen banget sayang". Akhirnya Lesti bisa melupakan rasa rindu yang selama ini ia pendam. Satu minggu sudah seperti satu tahun.
" Mungkin karena rindu juga ya sama istri sama anak-anak papa ini makanya jadi kebawa emosi. Padahal papa udah bawa mainan buat GaRa eh malah jagoan pala sakit tapi it's ok lah gak papa kita main kapan-kapan ya ganteng". Ucap Billar mengecupi berkali-kali pipi gembul Gala.
"Papa awa ainan?". Tanya Gala antusis jika sudah menyangkut dengan mainan.
" Iya sayang papa bawa mainan tapi nanti ya kalau Gala nya papa udah sembuh baru kita main".
"Kita ain aleng-aleng papa ka ala". Lanjut Gala walaupun kadang Lesti maupun Billar tak ngerti bahasa sang putra.
" Iya sayang iya main bareng papa sama kak Ara".
Kini kehangatan keluarga Lesti dan Billar telah kembali. Hati yang awalnya panas kini telah mereda berkat kebaik budian Ara. Bahkan Billar dan Lesti yang hampir cekcok berat kini telah kembali damai.
Memang lah anak adalah harta berharga. Bahkan karena anak juga kini Lesti dan Billar tak jadi bertengkar. Kini kebahagiaan lah yang utama kebahagian anak istri dan keluarga.
"Kamu gak usah panik papa udah beli kok hadiah buat bunda tapi nanti ya kalau udah di rumah papa kasihnya rahasia pokoknya ma". Ucap Billar pada sang istri yang masih setia memeluk dirinya itu. Dekapan hangat Billar membuat Lesti melajang kemana-mana.
" Kok papa pulang? Bukanya masih lama? ". Tanya Lesti pada sang suami mumpung Gala sudah tertidur dan Ara fokus pada iPad.
" Memang syuting nya belum selesai tapi tinggal part endingnya yang kurang dan semua pemain time dan crew yang bertugas dikasih waktu libur satu minggu dan bakal di lanjut minggu depan di daerah kota tua. Sengaja sih papa gak kasih tau kalian karena papa pikir bakalan buat surprise tapi pas tau story Lintar dirumah sakit langsung deh kakak interogasi Lintar". Jelas Billar panjang kali lebar.
"Maaf sayang bunda egois". Ucap Lesti menyesal sangat pada sang suami.
" Setiap manusia tidak ada yang sempurna. Dan setial manusia pula tidak luput dari kesalahan dan tugas kita sebagai pasangan harus saling melengkapi kekurangan satu sama lain dan yang paling penting jika satu diantara kita salah tugas kita adalah membimbing apalagi kakak suami jangan diulangi lagi ya baby". Kecupan hangat mendarat di kening Lesti lama.
"Beruntung GaRa punya papa kayak kakak love you sayang".
~SATU HATI SAMPAI MATI~
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐇𝐚𝐭𝐢 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐢
Novela Juvenil𝓢𝓪𝓽𝓾 𝓗𝓪𝓽𝓲 𝓢𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓜𝓪𝓽𝓲 Support author dengan cara: ✅ Follow ✅ Vote ✅ Comment & Share