Setelah kemarin Ara demam,hari ini papa muda satu ini malah lebih manja dari pada Ara. Alih-alih Lesti bisa bekerja dirumah ini malah Stay terus disampingnya Billar.
Sepertinya Billar mengalami morning sickness dan ngidam aneh. Walaupun kini usia kandungan Lesti sudah memasuki delapan bulan tapi hal itu masih tetap berlaku untuk Billar.
Sedari malam Billar terus mengeluh bahwa badannya sakit-sakit dan kepalanya pusing,tapi anehnya Billar sama sekali tak mau ditinggal oleh sang istri. Hingga Ara harus migrasi ke kamar Lesti untuk mengerjakan tugas.
"Sayang gimana masih pusing kepalanya?". Tanya Lesti memijat pelan pelipis Billar.
"Berat banget sayang". Jawab Billar serak-serak basah.
"Ya udah Dede ambilkan minum dulu ya biar kakak bisa minum obat". Hampir Lesti melangkah tapi langsung Billar cekal.
"Sayang di sini aja! Minta tolong Novi aja ya ambilin minum". Pinta Billar melarang keras Lesti keluar kamar. Jangankan keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi pun harus debat dulu dengan Billar.
"Ya Allah kak ini tuh cuma minum lho masa harus minta tolong teh Novi. Dede sekalian mau lihat Ara kak udah ngerjain pr belum?". Alibi Lesti pada sang suami.
Billar tetaplah Billar yang tidak bisa diganggu gugat. Apapun perintah Billar akan Lesti turuti. Tapi kali ini permintaan Billar sungguh aneh.
Mau tidak mau akhirnya Lesti meminta tolong Novi untuk mengambilkan minum,eh tapi malah yang datang Ara.
"Papa sakit bunda? Pasti gara-gara Ara kemarin ya jadi papa ikut sakit?". Walaupun masih kecil tapi pemikiran Ara sudah sangat dewasa hingga ia berpendapat bahwa dirinya lah penyebab sang papa sakit.
"Enggak kok sayang, papa ini mengalami morning sickness yang biasa terjadi ketika istri lagi hamil". Jelas Lesti secara garis besar.
"Cepet sembuh ya papa Billar,nanti kita main lagi pakai sepeda baru". Ucap Ara memberikan semangat kepada sang papa.
"Makasih sayang,doain papa terus ya biar cepet sehat". Jawab Billar lemas.
"Gimana masih rindu gak sama papa sama bunda?". Tanya Billar mengingat hari-hari kemarin.
"Udah enggak karena papa sama bunda udah nepatin janji buat gak kerja". Ucap Ara senang.
"Tapi sayang hari ini papa ada acara mau kamu ikut sama bunda?". Pernyataan Billar itu mampu membuat Lesti dan Ara tercengang bersama.
"Kok kakak gak bilang ada acara hari ini? Emang mau kemana? Kan kakak masih sakit sayang". Ucap Lesti memastikan.
Billar pun menarik nafas panjang dan sedikit membenarkan posisi tidurnya.
"Sebenarnya kemarin itu kakak dapat undangan ke nikahan Ady tapi kakak lupa gak bilang kan kamu tahu sendiri kemarin gimana urgent nya?".
"Tapi kakak masih sakit lho katanya masih pusing? Yakin mau berangkat?".
"Kamu tahun kan sayang dari awal kita pdkt sampai nikahan Ady selalu ada jadi pendamping kakak,dari lamaran sampai resepsi dia ada terus masa ini cuma akad kakak gak ada?". Kekeh Billar ingin mengakhiri acara pernikahan Ady Sky.
"Serah kakak!". Ucap Lesti ketus lalu ia pergi dari hadapan sang suami.
Diruang tamu Lesti lebih memilih untuk menyaksikan sinetron kesukaannya. Cerita yang membuat Lesti menjadi korban sinetron. Kadang bangau sendiri, ketawa-ketawa sendiri bahkan kadang baper sendiri.
Kala sedang asyik-asyiknya Lesti menonton tv teriakan demi teriakan Ara dan Billar bersahut-sahutan membuat kepala Lesti hampir pecah.
"Ya Allah kakak Ara kenapa sih teriak-teriak dari tadi? Sampai bawah denger lho". Omel Lesti yang masih berdiri di ambang pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐇𝐚𝐭𝐢 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐢
Fiksi Remaja𝓢𝓪𝓽𝓾 𝓗𝓪𝓽𝓲 𝓢𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓜𝓪𝓽𝓲 Support author dengan cara: ✅ Follow ✅ Vote ✅ Comment & Share