Unexpected Proposal

7.1K 404 14
                                    

Bulan demi bulan berlalu setelah pernikahan adiknya. Tak terasa bulan Ramadhan kembali menyapa. Aina juga telah lama kembali menjalani rutinitas membosankan yang setiap hari dia lalui. Mengajar murid-muridnya di SMA, memberikan les bahasa Korea dan juga menulis. Meskipun bukan seorang penulis terkenal, namun Aina telah menerbitkan beberapa buku baik fiksi maupun non fiksi.

Pukul sepuluh malam dan Aina sudah membaringkan tubuh di tempat tidur saat ponsel pintarnya tiba-tiba berdering.

"Assalamualaikum, Va," Ucap Aina sambil menempelkan layar ponsel ke telinga. Tumben sekali adiknya menelpon jam segini.

"Waalaikumussalaam. Mbak, ayah mbak.." terdengar nada khawatir dari lawan bicaranya. Ada apa?

"Ayah? Ayah kenapa? Ayah sakit?" Tanyanya panik.

"Bukan, Mbak. Ayah..." Iva menggantung ucapannya.

"Ayah kenapa, Iva? Bicara yang jelas!"

"Ayah... Telah menerima lamaran seorang laki-laki." Nada bicaranya berubah senang. "Selamat ya, Mbak. Sebentar lagi kamu akan menikah," Lanjutnya bersorak.

"Apa?!"

Bagaimana mungkin? Selama ini tidak pernah ada yang berani melamarnya. Semua laki-laki yang menyukainya hanya akan mendekatinya, lalu setelah Aina menunjukkan sikap defensif, para laki-laki itu akan mundur dan berhenti mengganggu. Dan seingat Aina, tak ada laki-laki yang berusaha mendekatinya akhir-akhir ini. Jadi siapa? Siapa laki-laki kurang ajar yang berani melamarnya?

"Siapa?" Tanyanya penasaran.

"Mbak tau anak teman ayah yang datang ke rumah sehari setelah pernikahanku? Namanya Dipta. Dia orangnya. Waah selamat ya, Mbak. Kamu akan dinikahi seorang dokter ganteng. Sudah ganteng, mapan, berpendidikan, baik hati. Ya Tuhan, dia seperti pangeran dari negeri dongeng," Ceracau adiknya di seberang sana. Sedangkan disini, pandangan Aina menerawang mengingat laki-laki menyebalkan yang dengan lancang melamarnya.

"Kenapa dia bisa melamarku? Aku tidak merasa mengenalnya. Lalu kenapa ayah menerima lamarannya?"

"Aku tak tau kenapa dia melamarmu. Mungkin dia jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Dan soal kenapa ayah menerima lamarannya, tentu saja! Mana mungkin ayah menolak lamaran anak temannya. Lagipula jika ayah menolak, memangnya kamu punya pengganti? Mbak tau sendiri, ayah dan bunda sudah sangat ingin kamu menikah," Jelas adiknya.

Tapi aku yang tidak ingin menikah! Timpalnya dalam hati.

"Kamu kan tau sendiri Va, Mbak belum ingin menikah."

"Lalu kapan, Mbak? Kapan kamu akan keluar dari masa lalu? Sudahlah, Mbak. Lupakan yang sudah lewat. Tidak semua laki-laki brengsek sepertinya. Iva yakin mas Dipta laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Dia pasti bisa membuat Mbak bahagia." Iva mencoba membujuk kakaknya. Sebenarnya, sedikit banyak dia tau alasan mengapa mbaknya itu tidak mau menikah.

"Bukan begitu, Va--"

"Segeralah pulang, Mbak," Potong Iva cepat. "Setelah lebaran, akan ada pertemuan keluarga untuk membahas tanggal pernikahan," Sambungnya sebelum menutup telepon.

Aina menghela nafas.

Tuhan, takdir apa lagi yang Kau rencanakan? Desahnya dalam hati.

***

Jangan Sentuh Saya, Dokter! [PINDAH KE GOODNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang