1 || Awal

97 19 7
                                    

Cerita pertama gan, maaf kalo banyak typo. Kalo ada kesamaan baca sampai akhir dulu baru nyimpulin ya, jangan langsung nyimpulin dari setengah cerita. happy reading manis.

***

SMA Bungraga atau sering disebut SmaBun yang terletak di pusat kota Jakarta sedang melaksanakan kewajiban tiap senin dengan para siswa siswi yang tengah berdiri dibawah pancaran sinar matahari pagi yang begitu menyengat, Padahal semalam hujan.

"Nar, males nih denger ceramah pagi hari, kabur yuk."

Waktu yang sudah di tentukan turun temurun dari kepala sekolah sebelumnya yaitu waktu untuk amanat upacara selama 30 menit. termasuk membacakan nama siswa siswi yang mengukir prestasi dan menceramahi para siswa siswi yang melanggar aturan dan sebagainya. Bayangkan saja 30 menit sudah setara makan 3 sampai 4 mangkok bakso di kantin termasuk antri.

"Gak bisa lah bego, si Anara kan abis menang pidato bahasa inggris 4 hari lalu, kalo namanya di bacain trus kaga ada gimana?" Sahut sahabatnya yang satu lagi.

"Udah bilang aja di UKS, males juga gua berdiri kaya orang nyari penyakit. Amanatnya juga itu-itu doang, gak penting." Anara menengahi perbedaan pendapat kedua sahabatnya, dan memilih berjalan pelan-pelan sambil menundukan badannya agar tidak kelihatan.

Kedua sahabat Anara pun mengikutinya dari belakang, berjalan kearah UKS namun tidak memasuki ruangannya. Mereka melewati lorong samping UKS untuk sampai di taman belakang. namun naasnya, sudah ada penghuni di kursi taman belakang lebih dulu.

"Ketahuan nih, mau bolos kan lo?"

Anara yang terkejut karna suara dari belakang tubuhnya, menoleh. Dan yah, musuh bebuyutannya, Alfikra Banuraga. Sosok tampan yang sangat menyebalkan untuknya.

"Ngaca, brodi." Balas Anara menatap sinis Al yang malah terkekeh di belakangnya.

"Lo lucu Nar, Tapi jelek." Ejek Al santai sambil berjalan kedepan untuk duduk dikursi taman belakang yang sedang diduduki teman-temannya.

"Kasian ya lo, katanya anak orang kaya tapi beli kaca aja gak mampu." Balas Anara tak kalah sengit. Sahabat Anara yang melihat tingkah keduanya melirik geli dengan tingkah Al kepada Anara.

Sedangkan sahabat Al yang sedang duduk itu meledakan tawanya mendengar bos mereka dikatain seperti itu. Kampret emang.

"Nar, Kekantin aja yuk, capek banget nih berdiri." Sungut Sara, salah satu sahabat Anara.

"Oh tidak bisa, nih cowok-cowok harusnya gentle dong, masa biarin cewek berdiri mereka duduk? udah kaya banci aja."  Ejek Anara menatap Al dan Raka yang sedang duduk di kursi taman itu.

"Heh! kita duluan yang disini enak aja lo main nyuruh kita berdiri, siapa cepat dia dapet lah!" Balas Raka tidak terima.

"Lah emang gua bilang lo ya?" Ujar Anara tambah sengit. Dalam hatinya menahan diri agar tidak menertawakan wajah kesal para cowok-cowok most wanted SmaBun ini.

"Udah berdiri ajalah, lo ngomong sama itik disuruh pergi malah dateng, disuruh dateng malah pergi sama aja percuma." Jawab Al membalikan keadaan. Anara yang awalnya menahan tawa malah menahan rasa ingin menyantet manusia didepannya ini.

"Sar, setau gue cowok yang berani sama cewek itu udah disebut banci deh."

Egonya tersentil. Kenyataannya memang seperti itu namun rasanya Al tidak bisa menerima hal itu. 'Sayang sayang lo cewek anjir ya!' Sungut Al dalam hati.

"Hati-hati sayang beneran Al." Bisik Raka yang berada tepat di sebelahnya.

"ANJING CENAYANG!" umpatnya keras menatap Raka.

***

Setelah kejadian abstrud di taman belakang sekolah tadi pagi, yang berakhir mereka ketahuan karena Al mengumpat begitu keras dan didengar oleh para guru, kemudian dihukum menghormati tiang bendera sampai jam pertama selesai, ketiga gadis dan keenam cowok yang katanya tuan putri dan pangeran Smabun itu berjalan beriringan ke kantin sambil saling menyindir satu sama lain.

Anara yang jengah dan sudah kehabisan tenaga karena berdiri dibawah terik matahari yang rasanya seperti hendak membunuhnya memilih berjalan lebih cepat dan memerobos antrian kantin untuk segera mendapatkan Es teh manis kesukaannya.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, matanya menatap penjuru kantin yang rupanya sudah full di duduki para siswa-siswi. Kecuali, Ya! Meja anak inti Bragos. Alias meja milik Al dan kawan-kawan. Tidak perduli akan mendapat perdebatan apa kali ini, Anara melangkahkan kakinya menuju meja itu dan mendudukan dirinya sambil meminum es teh nya dengan nikmat.

"Heh dugong, ini meja Bragos. Pindah sana!" Al yang baru saja tiba di kantin langsung protes saat melihat gadis manis yang sedang duduk dan menikmati es teh manisnya di meja Bragos.

"Loh ini kan meja kantin, emang ada namanya 'Meja Bragos' gitu?" Sebenarnya Anara tahu kalau meja ini khusus di duduki para anggota Bragos. Lebih tepatnya anggota inti. Namun sepertinya memancing keributan dengan Al akan menjadi seru karna dendamnya sehabis dihukum karena ulah Al yang berteriak ditaman tadi dapat tersampaikan.

"Udahlah Al, gabungin aja, kasian. noh liat meja kantin udah penuh juga." Sahut Reno menengahi. Kalau tidak, sampai jam pulang sekolah selesai pun keduanya tidak akan habis berdebat.

"Ya." Balas Al menahan kesal yang sudah menumpuk di kepalanya.

"Good boy!" Balas Anara sambil tersenyum manis, mengakibatkan jantung seseorang berdetak tidak normal.

"Hati-hati Al. Gua udah bilangin" Ejek Raka berbisik.

"Tai, diam lo."

***

Votenya gan, jangan lupa. see u next part!!

HATE OR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang