Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.
***
Sehari setelah Anara, Al, Raka dan Annisa jalan-jalan di Dufan yang katanya double date itu, Anara kembali datang kerumah Al karena permintaan Aluna yang katanya pengen ngerasain udang tumis bumbu rempah milik Anara.
Gak tanggung-tanggung, Aluna sampai membeli 10Kg udang segar untuk merayu Anara agar mampir kerumahnya. Al pun sampai memaksa Anara untuk datang kerumahnya karena bosan mendengar Aluna selalu saja menyebut 'Calon menantu kesayangan bunda' hampir tiap menitnya.
Anara yang mendengarnya tak kuasa menahan tawa sampai para murid yang berada disekitar keduanya menatap Anara bingung.
Dan disinilah Anara sekarang. Memasak setengah Kg udang untuk dimasak. Aluna meminta Anara masak banyak karna hari ini akan ada arisan dirumahnya, tapi Anara memberikan alibi kalau setengah kilo itu sudah sangat banyak. Alasan itupun langsung dipercaya oleh Aluna.
"Bun, ini udangnya udah jadi. Mau digimanain lagi?" Tanya Anara yang sudah menatap pasrah udang masakannya.
"Taruh aja diatas meja makan ya sayang, nanti sisanya biar Bi Sumi aja yang lanjutin." Jawab Aluna yang sedang menonton drama kesayangannya. Suara hati selingkuhan.
"Bun, Anara punya tugas biologi nih besok kumpul, ijin pulang ya Bun, nanti kapan-kapan Anara dateng lagi." Pamit Anara kemudian menyalimi tangan Bundanya Al itu.
"Eh bareng Al aja, itu kayanya mau keluar juga."
Al yang merasa namanya dibawa-bawa dalam obrolan bundanya dan --pacarnya hanya menatap bingung keduanya.
"Al, anterin calon menantu kesayangan bunda pulang ya. Hati-hati di jalan, sayang banget ini cantik, pinter, baik, bisa masak. Auto dapet restu deh dari ayah sama bunda." Eits pembahasan sudah melenceng, siaga satu.
"Bun kita berangkat ya!" Ujar Al yang mulai was-was
"Inget ya Al, harus hati-hati, jangan ngebut, itu menantu bunda jangan sampai pecet." siaga dua!
"Iya bun, Anara sama Al pergi ya."
"Jangan lupa besok-besok dateng lagi ya, nanti kalo bisa tugasnya diselesaikan dulu, supaya bisa bunda kenalin ke temen-temen arisan bunda jadi menantu gitu." SIAGA 3 NYALAKAN LAMPU BAHAYA.
"Bye bunda, duluan." Al langsung menggenggam tangan Anara lembut dan menarik gadis itu keluar dari rumahnya sebelum bundanya memberikan pembacaan undang undang dasar dari pasal satu sampai pasalnya yang ke-- oke lupa, sekian.
"Lo kok bisa jago masak gitu?" Tanya Al membuka percakapan. Ia merasa tidak nyaman dengan suasana diam-diaman seperti ini. Biasanya Ia dan Anara akan selalu adu debat, tapi belakangan hari ini keduanya seperti kehabisan topik.
"Kata nyokap gue, sekalipun nantinya kita bakal jadi wanita karir dan gak ikut campur kedapur, setidaknya seorang cewek akan bangga karena dia bisa melakukan apapun termasuk yang gak bisa dilakukan sama cowok." Jelas Anara panjang lebar. Menurutnya jadi cewek harus serba bisa. Disaat cowok ada yang gak bisa adu jotos, Ia bisa. Disaat cowok gak ada yang berani balapan, Ia bisa. Disaat cowok gak ngerti cara nyalain kompor, Ia bisa kasih makanan lezat. Intinya jadilah orang yang selalu berusaha mengubah kata tidak mungkin menjadi mungkin.
"Lo bener."
"Iyalah, cewek kan selalu benar."
Ya kembali ke realita, mau debat sampai manapun, Cewek akan selalu benar.
"Nar?"
"Napa?"
"Nyokap gue tadi bilang lo udah dapet restu."
"Ya trus?"
"Gue kapan minta restu bonyok lo?"
Blush
Rona merah di kedua pipinya tidak dapat disembunyikan. Gimana ya caranya cewek supaya tidak kelihatan pake blush on alami?
"Lo harus langkahi dulu satu orang baru deh bisa ketemu bonyok gue." Balas Anara membuat Al mengerutkan keningnya. 'Satu orang? Siapa?'
"Siapa emangnya?"
"Nanti juga lo tau."
"Yain deh, lo mau kemana dulu? Masih sore gini bisa lah jalan-jalan bentar." Ajaknya yang langsung disetujui oleh Anara. Tiba-tiba mulutnya itu pengen makan ceker goreng yang biasanya dijual di angkringan.
"Ke angkringan sore aja yuk! Gua pengen ceker nih." Hal itu langsung diangguki oleh Al. Tangannya kembali menarik gas motornya untuk berjalan lebih cepat.
Tak butuh waktu lama, keduanya sudah sampai dideretan angkringan yang sudah buka mulai dari sore sampai tengah malam. Anara dengan semangat 45 langsung memasuki salah satu angkringan yang sepertinya menjual apa yang Ia cari. Matanya berbinar melihat tumpukan ceker goreng dengan aroma sambal yang sudah membangkitkan cacing-cacing dari perutnya.
Setelah memesan dua porsi nasi beserta ceker goreng dan sambalnya, Anara mulai menyantap makananya. Perlahan namun pasti, Makananya habis lebih dulu dibandingkan dengan Al yang sepertinya masih menikmati cekernya dengan perlahan.
"Lo makan lama banget." Ejek Anara setelah selesai mencuci tangannya. Sejujurnya dari lubuk hatinya yang paling dalam, Anara ingin menghabiskan ceker milik Al yang masih banyak itu. Namun Anara dengan segala kegengsiannya memilih menahan hasrat itu.
"Ayo, gue udah kenyang. Jangan bilang lo mau nambah? Kalo gendut nanti nyokap gue gak suka trus batalin ngasih restu bahaya!"
****
Jan lupa Votenya gan. see u next part!

KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE
Teen Fiction"Gue benci deh sama lo." "Iya, gue tau lo cinta sama gue." "HALU NAJIS!" Sepaket kisah penuh teka teki, takdir yang mempertemukan untuk sebuah perpisahan? atau takdir perpisahan dengan awal sebuah pertemuan yang indah? Kisah yang indah namun rumit...