Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.
*****
I don't relate to you
I don't relate to you, no
Cause I'd never treat me this shitty
You made me hate this city
And I don't talk shit about you on the internet
Never told anyone anything bad
Cause that shit's embarrassing you were my everything
And all that you did was make me fuckin' sad
So don't waste the time I don't have
And don't try to make me feel bad
I could talk about every time that you showed up on time.- Billie Eilish, Happier then ever.
*****
INTI GA WARAS
Raka
Woi hot info nih!Torik
tudep.Raka
ntar anjir, tunggu all human menampakan diri dulu.Reno
.Vaska
.Saka
hadir nih bund.Alfikra
apaan?Raka
Si Riko koma anjir! Cewek lo bringas banget.Alfikra
mampus sih.Reno
lawan cewek aja koma? harga diri anjir, nangis.Saka
gue kalo kaya gitu mending dibunuh aja iklas.Vaska
dia yg koma, gue yg malu bgst.Reno
knp kek gitu?Vaska
ya lo pkir aja sndri.Raka
eh tpi Al, bayangin kalo mlm pertama lo sama Anara trs dia sekuat itu.Alfikra
diam lo ajg.*****
Berhubung kondisinya yang sudah membaik, malam ini Al berencana memberikan kejutan untuk gadisnya. Atas bantuan para inti Bragos, taman didekat markas yang awalnya terlihat biasa saja menjadi tempat yang cukup romantis dengan banyak lilin menghiasi beberapa sudut taman.
Al tersenyum puas melihat hasil usaha para sahabatnya. Sederhana namun sudah lebih dari cukup. Bahagia tidak perlu mewah bukan? yang penting kebersamaannya.
Tangannya menyalakan ponsel yang Ia pegang, menghubungi seseorang yang sudah pasti menjadi alasan mengapa Ia menyiapkan semua ini.
"Hai, Al. Kenapa?"
"Kamu dimana?"
"Dirumah, baju ini kiriman kamu?"
"Iya, pakai ya? bentar lagi aku jemput."
"Emang ada acara apa?"
"I want to see your amazing beauty tonight."
"As you wish, babe."
Panggilan itu terputus. Al merasakan getaran jantungnya yang mungkin bisa saja memberontak keluar kalau Anara bisa berbicara semanis itu lebih banyak lagi.
Al memilih untuk bersiap-siap pada kamar khusus yang disediakan dimarkas. Baju yang sudah Ia siapkan pun berada disana. Kedua sudut bibirnya terangkat sempurna. Membayangkan Anara tersenyum bahagia karena kejutannya dibawah sinar bulan yang tampak begitu bercahaya malam ini.
Dinner pertamanya bersama Anara, berdua harus berjalan lancar apa pun yang terjadi. Ia sudah mengusahakan banyak hal untuk malam ini.
Setelah menyegarkan dirinya, Al melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul tujuh malam. Saatnya menjemput sumber kebahagiaannya.
Al yang sudah siap dengan setelan kemeja hitam itu melangkahkan kakinya keluar markas dengan senyuman yang tidak terlepas dari wajahnya. Anggota Bragos yang melihat itu hanya terkekeh geli dengan sang ketua yang mendadak sangat bucin.
Setelah beberapa menit mengendarakan mobilnya, Al menghampiri Anara yang rupanya sudah berdiri didepan rumahnya. Tatapannya tidak berkedip sedikitpun. Anara terlihat sangat cantik. Bahkan wajahnya yang hanya menggunakan make up tipis saja sudah begitu mempesona.
"Gimana?"
"Melebihi kata sempurna, sayang."
Al menggenggam tangan mungil Anara yang selalu pas dengan tangannya dan membawa gadis itu duduk dikursi sebelah kiri pengemudi. Membukakan pintu untuk gadisnya, kemudian berlari kecil memutari mobilnya untuk duduk ditempatnya.
Al mulai menjalankan mobilnya menyusuri jalanan kota Jakarta yang cukup lenggang malam ini. Tangan kanannya sibuk menyetir, sedangkan tangan kirinya Ia gunakan untuk menggenggam tangan gadisnya. Mengecupnya beberapa kali membuat Anara yang diperlakukan seperti itu tersipu malu.
Sesampainya disana, Al menyuruh Anara untuk menunggu dimobil. Ia ingin menyalahkan lilin dimeja terlebih dahulu.
lima belas menit berlalu, Al tak kunjung kembali membuat Anara kebingungan. Ingin menghubungi pun ponsel Al ditinggalkan di dalam mobil. Ada perasaan gelisah di hatinya membuatnya tidak tenang.
Anara ingin keluar, tapi Al memintanya untuk menunggu sebentar. Tidak mungkin juga Al meninggalkannya, mobil Al kan masih disini.
'Mungkin ada kesalahan dikit makanya diurus dulu, tunggu bentar lagi aja deh.' Anara meyakinkan dirinya kalau tidak terjadi apa-apa diluar, jadi Ia tidak perlu khawatir.
Tiga puluh menit berlalu, namun Al belum juga kembali. Anara tidak bisa berpikir jernih sekarang. Tangannya menyalakan ponselnya dan memilih menghubungi Raka, siapa tau Raka tau apa yang sedang terjadi.
"Rak, lo lagi sama Al, ya?"
"I-iya Nar."
"Lo kenapa gugup gitu?"
"Enggak Nar. Lo di mobil aja ya, jangan keluar."
"Emangnya kenapa?"
"Intinya gak usah keluar, nanti Al dateng."
Sambungan itu terputus. Anara yakin ada sesuatu yang tidak beres terjadi. Berbeda dengan apa yang diminta Raka, larangan adalah perintah. Rasa penasaran menuntun dirinya keluar dari mobil.
Kakinya melangkah masuk kedalam taman dengan ragu. Ia bisa melihat banyak lilin menyala menghiasi taman ini. Senyumnya merekah saat tau Al ingin memberinya kejutan seniat ini.
Semakin masuk kedalam taman, senyuman itu tak kunjung hilang, malah semakin mengembang. Ada susunan kertas membentuk tulisan 'I love you, Anara' disana.
Namun saat Ia memutar tubuhnya kebelakang, tubuhnya menegang sempurna. Hatinya seperti diterkam ribuan belati saat melihat betapa mengejutkannya dua orang sedang berciuman, dan yang lebih parahnya lagi,
"Al,.. Sara?"
*****
Jan lupa vote gan, see u next part!

KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE
Fiksi Remaja"Gue benci deh sama lo." "Iya, gue tau lo cinta sama gue." "HALU NAJIS!" Sepaket kisah penuh teka teki, takdir yang mempertemukan untuk sebuah perpisahan? atau takdir perpisahan dengan awal sebuah pertemuan yang indah? Kisah yang indah namun rumit...