"Gue benci deh sama lo."
"Iya, gue tau lo cinta sama gue."
"HALU NAJIS!"
Sepaket kisah penuh teka teki, takdir yang mempertemukan untuk sebuah perpisahan? atau takdir perpisahan dengan awal sebuah pertemuan yang indah?
Kisah yang indah namun rumit...
Cerita pertama gan, maaf ya kalo ada typo. kalau ada kesamaan tokoh ataupun alur, baca dulu sampai abis baru nyimpulin ya, thank you manis.
*****
Kembali, jangan pergi, ku disini. Kembali, senja menanti, bersama lagi. Kembali, kau takkan pernah sanggup sendiri. -Hanin Dhiya.
*****
"Hei, it's me."
Suara itu...
Rivaldo Brakara.
Tubuh Anara melemas. Hatinya bergemuruh. Bahkan kedua matanya memanas. Gadis itu membalikkan badannya menatap sosok yang sangat Ia rindukan itu.
"I'm back Ana, just for you." Ucapnya menatap gadis didepannya. Rindunya benar-benar terobati. Ada setumpuk rindu yang terwakilkan dari tatapan keduanya.
"Happy Birthday to you. I miss you so bad." Lanjutnya.
"Kamu balik buat aku?" Tanya Anara yang sedang menahan air matanya agar tidak terjatuh.
"Iya, sesuai janji aku. sweet seventeen kamu, aku balik." Air mata Anara tidak mampu tertampung lagi. Sosok masa lalu yang sangat berarti untuknya, kembali. Sumber bahagianya, sosok yang memberinya cahaya saat kehidupannya penuh dengan kegelapan. Dan satu satunya orang yang mengulurkan tangannya saat kondisi paling buruk di hidupnya.
"Kenapa jebak aku kaya gini?"
"Ini bukan ide aku."
"Hah?"
"Happy birthday, sayang."
Al muncul dari belakang Valdo dengan kedua sudut bibirnya yang mengembang. Ia menatap Anara yang juga sedang menatapnya. Hatinya menghangat tiap kali melihat tatapan tulus dari gadisnya.
Karna sejak saat itu, Anara menjadi pusat grafitasinya.
"Kok bisa kalian saling kenal?" Tanya Anara bingung. Tapi rasa bahagia di hatinya tentu saja tidak bisa dijabarkan. Kedua sosok orang yang paling dicintainya selain orang tuanya memberikannya sebuah kejutan yang tidak pernah terpikirkan diotaknya.
"Pas aku dirumah kamu, aku liat foto kalian berdua. Dari situ aku mulai cari tahu dia siapa. Dan ternyata dia itu bawahan papa yang bertugas diluar negeri." Jelas Al yang langsung dimengerti Anara. Gadis itu bergerak memeluk Valdo erat. Rindunya benar-benar terobati.
Al yang melihat itu hanya tersenyum. ya walaupun Ia tidak rela gadisnya dipeluk cowok lain, tapi kalo orang itu sumber bahagia gadisnya dimasalalu, Ia bisa apa?
"Your second dream is continue, Anara." Gumam seseorang, lagi.
"Trus Bayu kenapa ikut-ikutan?" Tanya Anara meringis melihat luka-luka yang Ia berikan pada kedelapan orang itu.
"Rencana cowok lo noh! Lagian luka gini doang, cowok Nar, udah biasa." Balas Bayu yang sedang memegang perutnya. Tendangan Anara memang gak main-main!
"Maaf ya kalo sakit, abisnya, lo aneh-aneh." Bayu mendegus pasrah. Kapan sih cewek bisa salah?
"Mau makan?" Tanya Al sambil memasangkan jaket Bragos pada tubuh gadisnya. Baju seragam itu terlalu tipis untuk digunakan digudang ini.
"Bentar!"
"Ngapain?"
Anara memasuki salah satu ruangan didalam gudang tua itu, kemudian keluar dengan pilox hitam ditangannya. Anara menarik Al pergi ketembok belakang yang masih bersih. Kemudian mulai mencoretkan sebuah tanda untuknya dan Al.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Al melihat tanda yang dibuat Anara menarik kedua sudut bibirnya. Tangannya terulur memeluk gadisnya singkat. Mengecup sekilas kening gadisnya, kemudian keduanya berjalan kembali kedalam gedung mengembalikan pilox ditempatnya.
Al mengajak Anara menuju motornya kemudian menjalankan motornya kembali kedalam kota. Masih ada kejutan khusus untuk Anara.
20 menit perjalanan yang dipenuhi dengan cerita lucu dari Anara, kini keduanya sudah sampai di sebuah restoran mewah yang sudah dihias sedemikian rupa. Anara tersenyum bahagia melihat kedua orang tuanya, bahkan orang tua Al pun berada disana. Semuanya menyambut Anara dan mengucapkan selamat ulang tahun pada gadis itu.
Kedua sudut bibirnya terus tertarik keatas. Hari ini benar-benar membahagiakan untuknya. Deretan makanan kesukaannya terpampang rapi diatas meja panjang ditengah restoran itu.
"Anara." Panggil Aluna memeluk 'calon menantunya' kemudian mengecup kedua sisi pipi Anara sekilas.
"Kamu mau tau gak, ini punya siapa?" Tanya Aluna menggoda Anara.
"Gak tau bunda, sewa mungkin?" Jawab Anara polos. Kebahagiaannya hari ini membuatnya malas untuk berpikir. Jadilah Ia hanya menjawab jawaban masuk akal yang bisa saja benar.
"Ini restoran milik Al sendiri. Dia bangun pakai uang punya dia. Jadi kalo kamu mau nikah sama Al, dijamin gak bakal makan mie rebus." Goda Aluna pada Anara. Ia sangat gemas dengan calon menantunya ini.
Anita dan Prama yang melihat interaksi anaknya dengan orang tua dari pacar anaknya itu hanya tersenyum bahagia. Setidaknya mereka lega karena ada yang akan menjaga Anara disekolah.
"ANARA HAPPY BIRTHDAY YA!!" Suara toa dari dua gadis yang berlari memeluk Anara itu membuat Anara terkejut. Lagi adem ayem langsung diteriakin kaya maling kejar ayam.
Sara dan Vio berlari memeluk sahabatnya erat. Dari belakang, lima orang siswa yang menggunakan jaket Bragos itu berjalan mendekat kearah Anara. Mengucapkan selamat ulang tahun satu persatu, kemudian mengambil foto bersama.
"Nar," Panggil Al yang baru saja datang membawa beberapa kue yang disajikan diatas meja.
"Iya?" Jawab Anara mencomot kue yang dibawa Al.
"Mumpung ada orang tua kita, Gimana kalau aku lamar kamu sekarang?"